"Aku sebenarnya tidak impoten."
Ucapan Taehyung itu membuat Jungkook terasa disedot oleh sesuatu yang tak kasat mata. Berdiri gamang terus berputar dengan pikiran.Taehyung sebenarnya tidak impoten? Apa maksudnya?
"Aku tahu kau frustasi menghadapi istrimu. Tapi kata-katamu itu terlalu ambigu," sahut Jungkook yang mencoba mencerna, tapi tetap tak bisa mengerti arah ucapan Taehyung ke mana.
"Tidak, Jung. Aku serius. Aku bisa merasakan milikku berdiri tanpa meminum formulamu."
Jeon Jungkook semakin bingung melihat rambut hitam Taehyung yang sedikit bergerak ujungnya diterpa angin pegunungan.
"Jung tak percaya padaku?" Taehyung menyeruak tanaman teh, lalu menoleh ke belakang. Mereka kini berjalan turun untuk kembali ke villa.
"Bukan begitu. Aku hanya sedikit kaget kau mengatakan itu. Kapan kau menyadari itu?" tanya Jungkook dengan langkah hati-hati karena jalannya mulai menurun. Sedangkan tanah yang mereka pijaki sedikit basah.
Haruskah Taehyung mengatakan bahwa Jeon Jungkook-lah yang menyebabkan miliknya berdiri di dalam lift yang ramai. Bagaimana jika Jung-nya itu kemudian merasa jijik padanya. Sejauh yang Taehyung ketahui, Jungkook tidak tertarik berpacaran dengan siapapun. Baik laki-laki maupun perempuan.
"Kemarin pagi, Jung." Taehyung menyerah, bagaimanapun dokter pribadinya itu harus tahu jika Taehyung sudah sembuh tapi dengan konteks yang berbeda.
"Apa Kim Jenie yang melakukannya?" Jungkook tiba-tiba merasa ngilu mengucapkan nama itu lagi.
Taehyung berhenti tiba-tiba, membuat Jungkook tak sengaja menabrak punggungnya."Aku ingin katakan ini, tapi aku takut Jung jijik dan benci padaku."
"Hah?" Jeon Jungkook melebarkan mata. Ia diam di tengah lautan daun teh yang menghijau di bawah langit biru yang dipenuhi awan putih bergumpalan.
"Untuk sesuatu yang aku katakan. Benar-benar tidak kurencanakan, Jung. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa itu bisa terjadi." Taehyung terlihat kebingungan, lebih kacau dari saat ia lari dari malam pertamanya dengan Kim Jenie.
"Milikku hanya merespon pada sentuhan laki-laki."
Jungkook mematung, bingung. Menganga tak percaya. Taehyung menundukkan kepala, sambil memandangi sepatu ketsnya yang dipenuhi tanah pegunungan. Ia menggerak-gerakkan kakinya gelisah menunggu reaksi Jungkook selanjutnya.
"Jadi kau ingin katakan dirimu gay?" jeon kini yang panik, belum selesai rasa sakitnya melihat Taehyung bersama Kim Jenie. Kini, Taehyung menambah daftar senjata baru untuk mencabik-cabik hatinya.
"Entahlah, Jung. Aku tidak tahu. Sepertinya milikku hanya merespon sentuhannya."
Jeon Jungkook menelan ludah kasar, siapa pria yang saat ini Taehyung ceritakan. Kenapa sebagai dokter dan adik angkat dia bisa kecolongan.
"Aku ingin tahu siapa orangnya?" Jungkook beraroma mawar, tapi matanya berkilat samar.
"Jung janji tak akan marah dan menjauhiku?"
Jeon Jungkook menelan salivanya yang seperti tersangkut di kerongkongan. Jika Taehyung berbicara begini, ia tahu ini akan sangat serius. Jadi siapa lelaki itu? Jimin? Yifan? Yoongi? atau ada lelaki lain di kehidupan Taehyung yang Jungkook tak ketahui?
* * *
Wu Yifan dan Suho meninggalkan kafe sambil tetap saling menautkan jari jemari, diantar oleh Namjoon hingga ke depan pintu dengan senyuman.
Yifan menjatuhkan diri di kursi dengan kasar, "Sudah kubilang itu ide yang buruk!" Seruan Yifan membuat Suho harus menenangkannya dengan cara menciumnya sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOTENT (End)✅️
FanfictionJeon Jungkook seorang dokter dengan banyak pasien yang beragam, berusaha membantu menyembuhkan penyakit salah satu pasiennya yang bernama Kim Taehyung. Banyak riset dilakukan dalam uji coba formula terbarunya, untuk membuat Taehyung sembuh sebelum a...