"Taehyung jangan bercanda!!" Jungkook mendorong bahu Taehyung berniat melalukan kekonyolan seperti biasa. Namun, sangat disayangkan tangan Jungkook ditarik oleh Taehyung dan mereka jatuh ke ranjang dengan tubuh Jungkook menimpa Taehyung.
"Ish, kau ini nakal sekali." Jungkook menggerutu masih berpura-pura terlihat biasa saja, sambil berusaha bangkit dari posisi, tapi Taehyung menahan tubuhnya. Ia meminta Jungkook melirik ke bawah mengikuti arah pandangan matanya. Tepat di bawah perut Taehyung yang tak sengaja Jungkook tindih dengan paha. Tiba-tiba mengembung seperti balon baru saja ditiup.
Jeon Jungkook bergidik, bukan jijik. Tapi sedikit ngeri dengan sesuatu yang tiba-tiba membesar seperti gagang pemukul kriket. Jungkook belum mencerna semua dengan logika. Kini, otaknya harus dihadapkan dengan muka Taehyung yang tiba-tiba berubah.
Selama ini setiap kali berbicara dengan Jungkook, Taehyung seperti remaja labil, lugu, dan butuh kasih sayang. Hari ini dari mata yang dulu polos itu ada gairah yang menyala. Taehyung bukan lagi bocah labil, tapi menjelma jadi pria cabul. Bagaimana tidak? Taehyung kini memaksa tangan Jungkook untuk ikut serta membimbingnya ke sarang anakonda."Lihat, Jung. Apa kau masih tak percaya? Ini bangun karenamu."
Jeon Jungkook menganga tapi tak lama, karena Jimin tiba-tiba berteriak kalap di luar kamarnya.
.
.
.
Wajah Jimin seperti tukang ojol melihat hantu. Kebingungan, ketakutan."Ada apa, Jimin?"
Jungkook mendekati Jimin menepuk bahunya. Jimin berhenti mondar mandir dan menatap Jungkook layaknya orang minta tolong.
"Ada Yoongi di luar," ujarnya.
"Lah, kenapa memangnya jika ada Yoongi? Bukankah akan lebih baik malam ini kau ada yang menemani?" tanya Jungkook heran.
"Dia bersama Yifan dan pacarnya."
Jeon Jungkook ikutan bingung.
"Bagaimana jika Yifan datang hanya untuk menghinaku lagi?" lanjut Jimin dengan muka masam.
Jeon Jungkook menarik tangan Taehyung, membawanya ke halaman villa. Dua mobil terparkir di sana, sementara para penumpangnya sedang menggelepar seperti ikan pindang di teras yang kebetulan terasa sejuk dan rindang.
"Ehem, ehem." Jungkook berdehem untuk menarik atensi mereka.
Pemuda bermarga Wu yang sedang memeluk seorang pria di sampingnya menoleh. Lalu Yoongi, kekasih Jimin langsung bangun dengan gerakan ala breakdance.
"Ada angin apa yang membawa seorang CEO ke pegunungan?" Pertanyaan itu, Jungkook tujukan pada Yifan yang masih setia memasang muka datar.
Suho yang menyadari kehadiran Jungkook dan Taehyung, mencoba melepaskan diri dari tengan kekar Yifan yang melingkari pinggangnya.
"Maaf sekali Jungkook, aku tak berniat mengganggu liburan kalian. Kami ke mari hanya ingin bertemu dengan Jimin."
Seperti biasa, Kim Suho always sopan, ramah, dan menyenangkan. Persis sekali dengan Jeon Jungkook.
"Ke mana Jimin?" Kini giliran Yoongi yang mengajukan pertanyaan.
"Sebentar!" Jungkook menahan lengan Yoongiyang ingin memasuki villa.
"Apa tidak sebaiknya kita tunggu Jimin tenang dulu?"
"Wah ... aku lapar sekali ...." Wu Yifan menguap dengan lebar, yang mendapat hadiah pukulan ringan di kepalanya dari Jungkook.
"Aku sudah cukup lelah mengurus Jimin yang terus galau kemarin. Sekarang kau datang seperti kerbau kelaparan!"
Suho tertawa kecil mendengar ucapan Jungkook."Honey, aku lapar," rengek Yifan pada kekasihnya.
"Bagaimana jika kita adakan pesta barbeque saja?" Taehyung menyahut setelah lama mencerna situasi tapi tak kunjung paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOTENT (End)✅️
FanfictionJeon Jungkook seorang dokter dengan banyak pasien yang beragam, berusaha membantu menyembuhkan penyakit salah satu pasiennya yang bernama Kim Taehyung. Banyak riset dilakukan dalam uji coba formula terbarunya, untuk membuat Taehyung sembuh sebelum a...