9

239 23 1
                                    

Camilla's pov

Aku memasukan peralatan tulisku kedalam tas. Namun, tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak-ku.

"Oh—Hi,Luke." Sapaku saat melihat seorang lelaki blonde yang tengah tersenyum kepadaku.

"Hi, umm .. apa kau sudah selesai?" Tanya Luke sambil memperhatikan peralatan tulisku. Aku pun mengangguk, pertanda mengiyakan.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita pulang bersama?" Tawar Luke. Kedengarannya, menarik. Tetapi, aku harus menemui Violet, salah satu anggota mading disekolahku. Karena, aku lupa untuk mengembalikan buku catatan miliknya.

Ya, aku baru saja menyalin tugas matematika miliknya. Astaga, kenapa aku begitu jujur?

"Bagaimana, apa kau mau?" Luke pun mengulangi pertanyaannya, membuatku tersadar bahwa, aku membuatnya menunggu jawabanku terlalu lama.

"Uhm, sepertinya aku tidak bisa, Luke. Mungkin lain waktu." Luke pun tersenyum dan menganggukan kepalanya, pertanda mengerti.

"Kalau begitu, aku pulang duluan ya? sampai jumpa." Lelaki itu pun melambaikan tangannya kearahku, dan berlalu pergi.

Usai merapihkan seluruh peralatan tulisku, dan beberapa buku catatan yang tergeletak diatas meja, aku pun segera keluar kelas. Tentu saja untuk mencari Violet, seorang nerd yang cukup cerdas dalam pelajaran matematika, tersebut.

Tiba-tiba saja, seseorang menabrak bahuku dengan cukup kencang. Dan, itu membuatku hampir saja tersungkur jika, orang tersebut tidak cepat-cepat menangkap tubuhku.

"Astaga, aku—" Kedua bola mata biru itu ...

"Ca—Camilla, apa yang kau lakukan?" Tanya Louis tanpa rasa bersalah sekalipun. Ck, dasar menyebalkan!

"Apa kedua orangtuamu tidak pernah mengajarkan sopan santun? dimana kata 'maaf' seorang Louis Tomlinson? huh." Sindirku sambil merapihkan seragamku yang sedikit berantakan.

"Apa maksudmu, kacamata?" Sial. Sudah tidak tahu sopan santun, Ia juga sudah mencibirku.

Tetapi, sepertinya ada sesuatu yang janggal dari Louis. Aku pun memperhatikan setiap inci dari tubuh Louis. Tidak, jangan berburuk sangka kepadaku. Aku hanya mencari tahu, apa yang janggal darinya.

Astaga! sejak kapan seorang Louis Tomlinson menggenakan kacamata?

"Hahahaha!" Pada saat itu juga, tawaku pun meledak karena, melihat wajah Louis yang begitu konyol.

Entah kenapa, aku baru menyadari bahwa, benda berlensa tersebut terpasang pada kedua mata milik Louis.

"Kau ini sudah gila ya?" Sepertinya, Louis masih tidak menyadari jika, sedari tadi aku sedang menertawai kacamata miliknya.

"Camilla Swan!" Kali ini, Louis meneriaki namaku. Aku pun berusaha untuk mengulum tawaku, saat melihat wajah konyol Louis.

"Sejak kapan kau menggenakan kacamata, Lou?"

Tiba-tiba saja, raut wajah Louis berubah. Ia cepat-cepat menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menahan rasa malu. Astaga, Ia terlihat imut saat blushing.

Hey, apa yang baru saja kau pikirkan, Camilla? Kau harus ingat, Louis adalah kekasih Eleanor. Ya, ke-ka-sih.

"A—aku ..." Louis menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Ia hendak melepas kacamata miliknya tetapi, aku cepat-cepat mencegah Louis.

"Tidak, Lou. Kau cocok dengan kacamata itu." Aku pun tersenyum simpul kearah Louis.

Entah setan macam apa yang sedang merasuki tubuhku, sampai-sampai aku bersikap semanis ini kepada Louis.

"Kau juga terlihat cantik dengan ataupun tanpa kacamata pada kedua matamu, Camilla."

DEG.

Apa aku sedang bermimpi? kuharap, aku tidak pernah terbangun dari tidurku jika, ini adalah sebuah mimpi.

"Camilla, apa kau sangat kagum pada wajah tampanku ini?" Ugh, ternyata rasa percaya diri Louis masih terus melekat pada dirinya.

"Hahaha, wajahmu sangat lucu, Cam. Kau harus melihatnya." Louis pun terkekeh melihat ekspresi konyol-ku. Ugh, memalukan.

"Hahaha, aku hanya bercanda. Lagipula, kau tetap cantik. Aku suka itu."

Apa malaikat maut baru saja mencabut nyawaku?

Seorang Louis Tomlinson baru saja memujiku! Hey, ini adalah momen yang sangat teramat langka, bukan?

"K—-kau, juga tampan. Dan, aku menyukainya." Tiba-tiba saja, Louis mendekatkan wajahnya kearahku. Dan, itu membuat jantungku bekerja dua kali lipat lebih cepat.

Kedua tangan Louis pun meraih kacamata yang kukenakan, dan menukarnya dengan kacamata miliknya.

"Kurasa, bertukar kacamata adalah ide yang bagus, haha." Aku hanya tersenyum kikuk, melihat sikap Louis yang jauh berbeda dari sebelumnya.

"Kuharap, dengan bertukar kacamata seperti ini, kita bisa saling mengerti satu sama lain. Kau tahu, kenapa aku menggunakan kacamata?" Aku pun menggelengkan kepalaku, pertanda tidak mengerti.

"I actually wear glasses, because I need them to see my true love." Ucap Louis sambil tersenyum kearahku.

Kurasa, aku kembali mencintaimu, Lou.

* * * * *

Daram dam dam... Kaysaaa kembaleeeh, kaysaa hanya ingin menyapa kalian semuaaahhh 'HAI'

Sudah... BHAAAY

Vomment(s)

Glasses ♡ l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang