[9] Reuni SMA

61 5 0
                                    

Sejeong  membuka pintu tempat tinggalnya, dia berjalan sedikit lemas lalu menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejeong  membuka pintu tempat tinggalnya, dia berjalan sedikit lemas lalu menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur. Wanita itu terdiam dan hanya menatap langit-langit tapi rumah tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

Drrrt
Drrrt

Tiba-tiba ponselnya berbunyi telepon dari ayahnya.

" Yeoboseyo." Jawab Sejeong.
" Datanglah kerumah, ibumu sakit mendengar kau berada dirumah sakit." Ucap ayahnya sedikit marah.

Sejeong terkejut bukan main, dia bergegas keluar untuk pergi ke rumah ayahnya. Sejeong cemas dengan keadaan ibunya terlebih beliau mempunyai penyakit jantung.

Seoul

Sejeong sampai di Seoul, dia masuk ke kamar ibunya dan terkejut melihat wanita paruh baya itu sedang tertidur dengan infus di tangannya. Ayahnya dan juga dokter langsung langsung menoleh ke arah Sejeong yang baru saja sampai.

" Datanglah ke ruanganku, jangan ganggu ibumu." Ucap ayahnya (Tuan Kim).

Sejeong perlahan mendekati ibunya, dia memegang tangannya sambil menahan tangis.

" Josonghamnida (maafkan aku)." Gumamnya.

Rumah Sakit Yeolme

Sehun menghawatirkan keadaan Sejeong sekarang, dia ingin sekali menghubungi wanita itu hanya sekedar menanyakan apa yang sedang dia lakukan dan apakah dia baik-baik saja. Tiba-tiba Jisoo datang menyadarkan lamunannya. Wanita itu tersenyum dengan ceria melihat keadaan Sehun yang sudah membaik.

" Oppa, tadi ayahmu ingin menelpon."
" Benarkah? "

Jisoo menelpon Tuan Oh untuk Sehun dan beliau langsung mengangkatnya.

" Yeboseyo." Jawab Tuan Oh.
" Aboeji." Panggil Sehun.
" Sehun-ah, bagaimana keadaanmu? "
" Aku sudah membaik, jangan khawatir."
" Seperti yang diharapkan, kau memang pria kuat."
" Nak, apa yang terjadi padamu?" Tanya Nyonya Oh meminta ponselnya.
" Eommeoni, jangan terlalu khawatir, aku baik-baik saja, aku merindukan kalian."
" Datanglah ke Seoul."
" Baiklah, kenapa tidak menghubungi ku secara langsung."
" Jisoo bilang aku harus menelponnya, gadis nakal."

Sehun menatap Jisoo dan wanita itu hanya tersenyum. Karena malam semakin larut dan Sehun juga harus istirahat, mereka pun mengakhiri percakapan dan bersiap untuk tidur.

-------------------

Sejeong terduduk di sofa dan terdiam sesaat. Pandangan nya benar-benar kosong setelah bertemu dengan orang tuanya. Tanpa disadari air matanya jatuh dipipi dan ia pun menangis tersedu-sedu. Ya, itu ada tangisan sakit hati dan juga tekanan batin yang selama ini di pendam sendiri. Dia hanya bisa menangis tanpa bercerita dengan siapapun.

Beberapa jam yang lalu

Sejeong berada di ruangan ayahnya.

" Jauhi pria itu." Pinta Tuan Kim serius.
" Siapa yang ayah maksud? " Tanya Sejeong bingung.
" Oh Sehun, anak Jenderal itu, jauhi dia karena aku tidak ingin berurusan dengan aparat, apa kau mengerti." Jawab ayahnya marah.
" Kenapa, beri aku alasan, kenapa ayah selalu melarangku berhubungan dengannya, aku sudah dewasa aku tahu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Sejeong memberanikan diri.
" Apa kau lupa siapa kau di keluarga ini, kau selalu saja membangkang, apa kau juga ingin ibumu mati karena kelakuanmu, dasar tidak berguna." Maki Tuan Oh sambil berdiri.

PSYCHO (You In Trouble) ~ ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang