Suasana sekolah saat ini cukup gempar dengan kabar kematian Endita yang diduga bunuh diri. Mereka langsung berpikir tidak mungkin, karena Endita adalah sosok yang selalu terlihat bahagia dan di sayang oleh keluarganya. Jadi apa alasannya untuk bunuh diri jika di dunia ini gadis itu merasakan kebahagiaan yang amat amat berlimpah?
Semua siswa-siswi beserta guru berbondong-bondong datang ke rumah duka, karena ayah Endita merupakan donatur besar di sekolah mereka.
Para siswa-siswi di perintahkan untuk berbaris rapi, mereka berjalan dari luar area rumah Endita yang besar layaknya istana kerajaan. Menyusuri jalanan yang tampak mewah dengan rasa kagum. Dan saat itu semua tidak yakin jika Endita bunuh diri, mereka berbisik-bisik mengucapkan kata sia-sia dengan kematian Endita.
"Gue hidup susah, tapi Lo hidup enak. Mana adil." Gumam Ailu.
"Lo Ngomong apa, Ai?" Tanya Ayla, sahabat barunya di kelas.
Ailu menoleh sekilas lalu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya "ngga ada, miris aja sama kisah Endita."
Ayla manggut-manggut dengan garis bibir ditarik ke bawah. "Bener, sayang banget. Mana tinggal dia anak satu-satunya, gue denger tahun lalu kakaknya juga meninggal gara-gara kecelakaan?"
"Iya, katanya mobilnya bermasalah." Dan itu juga ulah gue haha lanjutnya membatin.
Ailu mengalihkan pandangannya, matanya tak bosan menatap setiap sudut rumah Endita yang megah dan mewah. Sangking kagumnya, Ailu sampai ingin lebih mempercantik rumah ini.
Langkahnya kini terhenti, tepat di depannya ada peti mati milik Endita. Ailu dapat melihat jelas wajah gadis itu yang hancur, bekas jahitan dimana-mana, bukannya mual atau segera melenggang pergi, Ailu lantas tersenyum miring menatap jasad tak bernyawa itu.
"Lo keliatan serem, Ai. Udah jelas-jelas di depan Lo mayat, malah Lo senyumin." Ucap Aksa lalu bergidik ngeri melihat Ailu.
Bahkan laki-laki yang sering berkelahi dan luka sana-sini saja masih ngeri ketika melihat jasad Endita. Aksa buru-buru pergi ketika sudah menaruh setangkai bunga di sisi peti mati Endita. Namun Ailu masih diam terpaku pada peti itu.
Netranya bergeser ke arah barat, tepatnya para tamu berkelas bergerombol di sana, dan di antara mereka ada keluarga Ailu. Ia tak menggubris keberadaan keluarganya, rasa bencinya langsung membesar ketika melihat keluarganya. Ailu membuang muka dengan tatapan jengah, ia pun segera berjalan menuju tempat bunga-bunga para penziarah di dekat peti mati.
Setangkai bunga mawar putih ia raih dari meja di dekatnya, di taruh bunga itu tepat pada genggaman kedua tangan Endita yang saling menaut.
"Lo sih... Ngapain juga ikut campur."
"Kan Jadi kenak imbasnya..."
•••
"Bro, bisa tolong gue cari identitas lengkapnya seseorang?"
Kenan membuang puntung rokok nya ke lantai, ia meringis sesaat kemudian menatap Asrar dengan mata menyipit.
"Siapa?" Tanyanya.
"Ailu." Singkat Asrar.
Kening Kenan mengerut "kenapa? Cari aja kali di google, lengkap profil keluarganya dia." Celetuk Kenan.
Kenan pikir untuk apa mencari Selak beluk Ailu apalagi keluarga gadis itu, Sudah jelas-jelas tidak ada kriminal dan keluarga Ailu terpandang baik oleh masyarakat.
"Gue cuma mau tau sesuatu, gue yakin ada yang ngga beres sama keluarganya Ailu." Asrar menatap Kenan serius.
"Keluarga terpandang kayak mereka, ngga mungkin terlihat sesempurna itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE|NI-KI
Mystère / ThrillerSeimbang adalah siklus kehidupan yang pas menurut Ivana, apa yang orang berikan kepadanya akan ia balas sedemikian rupa dengan apa yang orang itu berikan kepadanya. "What present do you want to give me?"