*KRINGG*
bel sudah berbunyi. Suara yang sangat sangat ditunggu murid murid itu menandakan bahwa sekarang adalah jam istirahat. Seperti yang kalian tau, Denji, kini sedang tertidur pulas di sebelahnya Yoshida.
Denji yang mendengar bel itu langsung terbangun dari tidurnya. Ia kemudian menguap dan mulai merenggangkan badannya agar tidak merasa pegal. Saat sedang merenggangkan badanya, tangannya Denji tidak sengaja mengenai Yoshida.
"Ah- maaf-" Ucap Denji terputus.
Kali ini Denji kagetnya sampai jatuh dari kursi ke lantai. Ia kaget melihat sosok Yoshida di sebelahnya daritadi menatapnya, padahal anak anak lain sudah pada berkeluyuran keluar kelas untuk pergi ke kantin.
"Pft- gimana ganteng tidurnya? nyenyak? sini gua bantuin berdiri" Ucap sosok laki laki tampan itu dengan nada yang menggoda Denji.
Ia hanya diam dan langsung berdiri tanpa mengambil bantuan dari tangan Yoshida. Sebenarnya Yoshida agak sedih sih karena tawaran bantuannya ditolak.
Tanpa basa basi Denji langsung pergi keluar kelas dengan kecepatan kilat. Ia terlalu malu untuk menatap face-to-face kepada Yoshida. Apa yang dilakukan Yoshida? tentu ia mengikuti kemana Denji pergi.
Setelah beberapa menit berlarian ke sana kemari, Denji menemukan cela untuk bersembunyi dari Yoshida. Ia kemudian langsung masuk ke ruang kosong itu dan bersembunyi.
Yoshida yang kehilangan Denji hanya celingak-celinguk mencari keberadaan Denji. Akhirnya ia memutuskan untuk berlari ke arah kantin. ia berpikir bahwa siapa tau ia bisa menemukan Denji disana.
Setelah merasa aman, Denji akhirnya secara perlahan melihat ke sekitarnya dan pergi keluar dari ruangan kosong itu. Ia berlari ke arah taman belakang sekolah untuk menghabiskan waktunya disitu.
Denji akhirnya bisa beristirahat. Ia capek karena Yoshida mengejarnya sedaritadi. Denji akhirnya duduk di salah satu bangku taman itu dan mulai memejamkan matanya.
Dari kemarin ia terus menerus memikirkan Yoshida, Yoshida, dan Yoshida. Ia mulai berpikir apakah akhirnya ia tidak membenci Yoshida? atau malah makin benci? atau jangan jangan.... bahwa ia...
"BAA!!"
Suara seseorang itu membuat Denji kaget sampai sampai ia dibuatnya melompat dan mengucapkan semua isi kebun binatang. Ya, siapa lagi yang berani mengagetkan Denji kalau bukan Power?
"Muka lo menyedihkan amat, lagi stress karena yoshida yawww??" Ucap Power yang kemudian duduk di sebelah Denji.
Denji sebenarnya agak kaget karena Power dapat menebaknya dengan benar. Ia sebenarnya tidak mau memberitahukan Power apa yang mengganggu pikirannya tadi, tapi, di lain sisi ia juga ingin bertanya tentang tanggapan Power kepada masalahnya.
Setelah memutarkan otaknya, Denji akhirnya memutuskan untuk bercerita tentang apa yang terjadi dan yang mengganggu pikirannya sedari tadi.
"....jadi gitu, bagi lo gimana?" Tanya Denji dengan harapan bahwa Power dapat membantunya.
Power yang daritadi mendengarkan dengan serius itu mulai memasang muka berpikir. Ia terus berpikir sampai membuat Denji sangat penasaran tentang apa yang akan Power katakan tentang masalahnya ini.
"Itu mah lo lagi jatuh cinta." Ucap Power singkat jelas padat.
Sayangnya ucapan itu tidak cukup jelas untuk Denji yang agak sedikit lemot ini. Denji masih tidak menemukan alasan yang logis mengapa Power mengira ia suka sama laki laki itu?
Ia bahkan sangat membencinya dan bahkan bisa memukulinya sampai babak belur hanya dengan melihat mukanya saja. Sungguh kali ini Denji benar benar tidak paham apa yang dimaksud oleh kembarannya itu.
"Huft....huft... ketemu kau." Ucap seseorang yang suarnya sangat familiar di telinga Denji maupun Power.
Ya, suara itu adalah milik si lelaki tampan yang baru saja dibahas oleh mereka berdua, Yoshida. Dengan refleknya yang bagus, Yoshida langsung memegang tangan Denji ketika ia hendak melarikan diri.
Power yang daritadi menikmati pertunjukan ini kemudian sadar dan langsung pergi meninggalkan kedua pasangan itu dan bertingkah seolah tadi tidak terjadi apa apa. Denji? tentu ia terperangkap dengan Yoshida sekarang.
"So... bisa jelasin kenapa tadi tiba tiba lari dari gua? mau bolos lagi?" Ucap lelaki bersurai hitam itu.
Denji hanya diam,lagi. Ketika Yoshida mendekat kepadanya, Denji hanya bisa memikirkan perkataan Power tadi yang mengucapkan bahwa ia suka pada Yoshida. Tanpa sadar muka Denji mulai memerah dan itu membuat Yoshida terkekeh melihatnya.
Kemudian Yoshida sedikit menjauh dari Denji sehingga di antara mereka ada sedikit ruang. Denji langsung menutupi mukanya dengan tangannya yang tidak dipegang oleh Yoshida.
"A..apasih... lepasin..." Ucap Denji yang malah dianggap lucu oleh Yoshida.
Yoshida kemudian langsung melepaskan genggamannya sesuai apa yang dipinta Denji. Ia tersenyum melihat Denji yang malu malu kucing.
Sebenarnya Yoshida sempat mendengar sedikit apa yang dikatakan oleh Power. Ia mendengar bahwa Denji sedang menyukai seseorang. Siapa itu? Kakak kelas? Adek kelas?
Yoshida yang mengingat kembali hal itu mulai memasang muka tidak senang. Ia tidak suka kalau Denji melihat "seseorang" selain dari dirinya.
Denji yang menyadari perubahan ekspresi Yoshida itu hanya dapat bertanya tanya. Mengapa Yoshida memasang muka itu? Apakah ia melakukan kesalahan? Denji yang tidak suka melihat muka masam Yoshida langsung mengajaknya pergi ke kelas.
"...yos pergi ke kelas yuk? udah bel tadi" Ucap Denji ragu ragu.
Yoshida yang tersadar dari lamunannya pun langsung tersenyum dan langsung menyetujui tawaran Denji itu. Tanpa di duganya, Denji tiba tiba saja memegang tangan Yoshida yang lumayan besar ukurannya dari tangan Denji itu.
Oh ayolah ini sangat lucu. Yoshida tidak kuat menahan senyumannya dan kegemasannya terhadap Denji. Ia ingin langsung memeluknya dan menciumnya sepanjang hari tanpa henti.
Denji yang menyadari itu hanya terkekeh pelan dan lanjut berjalan bersama Yoshida menuju ke kelasnya sambil bergandengan tangan.
'Lucu... telinganya yang merah padahal mukanya gak' Batin Denji.
-end chapter-
yang jomblo jangan iri ya WKWK
btw info info, minggu depan kayaknya gua gabakal bisa update chapter terbaru karena harus fokus bljr buat exam yeuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Benci || YoshiDen
FanfictionDenji seorang pelajar SMA yang nilainya pas pas an ini selalu membuat masalah di sekolahnya, akhirnya pihak sekolah pun memutuskan untuk meminta Yoshida si murid pindahan yang berprestasi ini untuk mengajari Denji supaya Denji ga goblok goblok amat...