Chapter 3

855 122 12
                                    

"Ughh ajg gua gabisa tidur..." Ucap Denji sambil memasukan kepalanya ke bantal kesayangannya.

Setelah berlari di tengah hujan dari sekolah ke rumah yang jaraknya lumayan jauh, Denji sangat capek dan ingin cepat cepat untuk merebahkan dirinya di kasurnya itu. Tapi setelah ia membersihkan diri dan ingin tidur, ia tidak bisa.

Ia selalu membayangkan wajah Yoshida yang tertidur, ia tidak bisa menghilangkan gambaran itu di kepalanya. Kini muka Denji secara perlahan mulai memerah lagi.

"ARGHH TERKUTUKLAH KAU ANAK BABI!!!" Teriak Denji frustasi karena kepikiran Yoshida terus.

"DENJI! KECILKAN SUARAMU INI UDAH MALEM!!" Teriak Aki dari kamar sebelah.

Denji hanya berdecih kecil dan lanjut menutupi wajahnya dengan bantal. Denji masih berusaha meyakinkan dirinya untuk membenci Yoshida dan mengatakan kalau Yoshida itu jelek, prik, dan jamet.

"Ahh....besok ketemu lagi ya" Guman denji sambil memeluk gulingnya dan menyembunyikan mukanya yang merah itu.

.
.
.
Keesokan paginya, Denji bangun dengan keadaannya yang sakit demam. Demamnya sangat parah sampai membuat Denji tidak bisa menggerakan tubuhnya tanpa merasakan pusing yang hebat. Power kemudian datang ke kamar Denji untuk membangunkan Denji tapi saat melihat Denji yang pucat, ia langsung berteriak.

"aaaAAAAAAAKIIII DENJI- DENJI PUCAT BANGETT" Teriak Power yang mendatangkan Aki ke kamar Denji.

"uhh...bangsat diem dong gua pusing nih" Ucap Denji dengan suaranya yang sangat pelan.

"Duh Den, lo ngapain aja kemaren sampe sakit begini? aduh harusnya lo pake payung kalo mau pulang" Balas Aki sambil membandingkan suhu dahinya dengan dahi Denji.

Aki sebenarnya hendak cuti sehari untuk mengurusi Denji. Tapi Denji menyuruhnya untuk tetap bekerja dan mengatakan ia akan baik baik saja. Aki tidak tega tapi Denji tetap menyuruh Aki untuk tidak mengambil hari cutinya yang berharga itu.

Aki akhirnya menuruti apa perkataan Denji, Aki juga tidak lupa untuk menyiapkan 1 botol besar ber isi air dan obat di sebelah kasurnya Denji. Ia mengatakan untuk menelfonnya jika terjadi sesuatu, Denji kemudian hanya menganggukan kepalanya.

Denji pun tidak lupa untuk memberitahukan ke wali kelasnya bahwa ia tidak akan datang ke sekolah hari ini karena sakit. Ia juga meberitahukan ke Asa dan Yoru untuk mengirimkan tugas atau catatan untuk hari ini.

Power sebenarnya juga ingin merawat Denji yang sakit tapi Aki menyuruhnya untuk pergi ke sekolah. Akhirnya Power mengalah dan pergi berangkat sendiri. Setelah berdebat sana sini, Denji sekarang dapat menikmati ketenangan yang ada di rumahnya.

Saat hendak istirahat, Denji tiba tiba teringat tentang bimbel khususnya. Ia berpikir apakah Yoshida akan mengira kalau ia bolos lagi? Apakah Yoshida akan marah? Gimana kalo waktu bimbel tambahannya ditambah?

Semua pikiran Denji itu membuat kesehatannya lebih parah. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak ambil pusing dan kembali menutupkan matanya untuk beristirahat. Tapi sebenarnya dalam lubuk hati Denji yang paling dalam, ia berharap bahwa Yoshida tidak akan membencinya karena melewatkan 1 pertemuan bimbel itu. 

.
.
.
*KREEK*

Suara bukaan pintu yang pelan itu menyadarkan Denji dari tidurnya yang pulas. Ia berpikir kalau itu adalah Aki atau Power yang baru saja pulang jadi ia menutup matanya kembali untuk tidur.

"..... lo kok ga beritau gua kalo sakit? cuma beritau ke asa sama yoru doang..." Ucap orang itu yang suaranya sangat familiar di telinga Denji.

Denji sebenarnya agak bingung kenapa suara Aki lebih lembut dari biasanya? dan kenapa juga dia tiba tiba ngomel kalau dia ga diberitau kalo Denji sakit? kan mas Aki udah tau.

Katanya Benci || YoshiDenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang