Ep. 01 Wow (MinLixHyun)

2.7K 49 1
                                    

Jika kalian ingat salah satu quote dari Johnny Depp "If you love two people at the same time, choose the second. Because if you really loved the first one, you wouldn't have fallen for the second." yang artinya "Jika kamu menyukai dua orang dalam satu waktu, pilih yang kedua. Karena jika kamu benar-benar mencintai orang yang pertama, kamu gak mungkin jatuh cinta lagi." Itu tidak berlaku di kehidupan Lix.

Baik, jadi begini ceritanya. Mari kita persingkat kisah percintaan laki-laki manis itu, karena jika tidak, maka cerita ini akan menjadi sangat panjang dan kalian pasti akan bosan. Ya, pasti bosan.

Jadi, Lix bertemu dengan Sam, pacar pertamanya (?) — seorang laki-laki yang sangat sangat sangat sangat sangat tampan bagaikan karakter komik Korea yang pasti sering kalian baca — di upacara penerimaan mahasiswa baru di Universitas Stay. Sebagai pendatang yang sudah bertahun-tahun lahir dan menetap di Sydney, Bahasa Korea Lix sangatlah... mengkhawatirkan. Ya, itulah penggambaran terbaik untuk kemampuan Bahasa Koreanya.

Jatuh cinta pada pandangan pertama? Tidak, tidak ada yang seperti itu. Keduanya berteman dan Sam banyak membantunya karena kebetulan Sam juga ingin belajar Bahasa Inggris. Jadi, mereka berkomunikasi menggunakan bahasa yang kebalikan, Sam berbicara Bahasa Inggris (yang akan dikoreksi oleh Lix jika dia salah), sedangkan Lix berbicara menggunakan Bahasa Korea (yang juga banyak dikoreksi oleh Sam).

Hingga akhirnya, keduanya membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa berkencan dengan orang asing akan meningkatkan kemampuan bahasa mereka, jadi itulah yang mereka lakukan setelah berteman selama satu semester. Tidak dipungkiri bahwa pada awalnya mereka tidak memiliki perasaan cinta terhadap satu sama lain, hanya sebatas ketertarikan, tapi karena seringnya mereka berciuman (yang lagi-lagi mengikuti anjuran artikel sesat), lambat laun rasa cinta itu pun tumbuh di hati mereka.

"Aaahhh... Sam," desah Lix di tengah ciuman mereka. Ah! Sam mempunyai sebuah fetish, yaitu dia sangat menyukai PDA (public display of affection), dan suka bercumbu di tempat umum, sejauh ini hanya sebatas berciuman dan tidak benar-benar di tempat umum, melainkan di studio tari yang mereka berdua ikuti. Sebuah studio tari yang tak jauh dari kampus, milik kakak tiri Sam, yaitu Rhino.

"Sam... aku masih keringetan," ucap Lix di tengah cumbuan Sam yang kian bringas. Tidak bisa dibiarkan, dia harus menghentikan Sam atau dia akan ikut terbuai. Tapi lagi-lagi, Sam seolah tidak terlalu mempedulikannya dan tetap mencium Lix, bahkan kini diangkatnya tubuh kekasihnya itu hingga berada di pangkuannya. Diremasnya bokong Lix dan digerakkannya pinggul laki-laki itu sehingga kejantanan mereka yang masih terbalut celana training masing-masing saling bergesekan.

Lix berusaha berontak dengan mendorong dada Sam pelan, tetapi tidak berhasil, tubuhnya terlalu lemah untuk memberi perlawanan karena lambat laun kepalanya terasa ringan. Kecupan yang Sam berikan di bibirnya sudah berubah, bukan lagi sebuah ciuman mesra, melainkan ciuman menuntut yang menggunakan lidah. Sam membuat Lix membuka mulutnya dan mengikuti permainan lidahnya. Suara basah air liur dan juga desahan dan erangan kecil terdengar saat Sam mengulum lidah Lix dan menariknya pelan dengan mengatupkan kedua bibirnya.

Perlu diingat, di saat bibir keduanya sibuk mencari dan memberi kepuasan di bibir dan lidah masing-masing, pinggul keduanya pun sibuk menjemput kenikmatan, tidak peduli bahwa kini mereka masih mengenakan pakaian lengkap dan berada di studio tari dengan banyak cermin di sekeliling mereka. Memang sekarang sudah malam dan satu per satu orang sudah pulang dan mereka pun tidak lupa bahwa Rhino masih ada di sana. Tapi, mereka tidak melihat Rhino, dan jika Rhino melihat pun, sepertinya mereka tidak akan ambil pusing.

"Ahhh... Sam.... Aku..." erang Lix, melepas pagutan bibir Sam dan kini memeluk laki-laki itu, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sam, tubuhnya bergetar, Sam meremas bokongnya, menambah sensasi klimaks yang saat ini sedang dia rasakan. Benar, Lix mencapai klimaksnya dan dia masih memakai celana. Lix kemudian mengangkat kepalanya dan wajahnya terlihat bersemu, setitik air mata mengalir di pipinya, malu.

Sam mengecup pipinya lembut dan menatap Lix penuh cinta "Gapapa, aku bawa celana ekstra kok," ucapnya dan kembali mencium Lix, tetapi kini dia mencumbu leher kekasihnya dan menidurkan Lix. Diraihnya karet celana training Lix yang langsung ditahan oleh laki-laki itu. Sam mengangkat kepalanya, menatap Lix, gerakannya dia hentikan.

"Kotor, sayang," ucap Sam dan dia bisa melihat mata Lix yang ragu, bingung, apakah dia harus mengikuti birahinya, atau mengikuti akal sehatnya untuk menghentikan apa yang ada di otak Sam saat ini.

"Nanti... Rhino hyung..." ucap Lix dengan suara bergetar. "Kamu mau Rhino hyung gabung juga?" tanya Sam yang membuat Lix membulatkan matanya, kaget dengan apa yang kekasihnya itu lontarkan.

"I know, sayang. Kamu suka sama kakak aku. Dan aku gak masalah untuk berbagi, as long as you are still mine," ucap Sam dan kembali mencumbu leher Lix, dia kembali menurunkan celana Lix, yang kali ini tidak ditahan oleh lelaki itu. Sam tersenyum, tentu saja Lix tidak akan pernah bisa menolaknya. Terlebih, dia benar-benar tidak masalah jika nanti kakaknya memergoki mereka dan ingin bergabung. Dan sejujurnya, dia pernah memfantasikan hal itu, tetapi tidak berani untuk menanyakan pada Lix.

"Lix... is threesome ok for you?" tanya Sam setelah berhasil melepas celana Lix. Tangannya mengurut kejantanan kekasihnya itu, menatap Lix yang mendesah dengan mata tertutup dan laki-laki itu menganggukkan kepalanya. Sam tersenyum dan merogoh saku celananya dengan tangan kirinya, tangan kanannya masih sibuk memanjakan Lix yang kini menutup mulutnya dengan tangannya, menahan suara erangan dan desahannya.

"Hyung... sini ke ruang latihan," ucap Sam di telepon dan dia langsung memutus sambungan telepon itu, diletakkannya ponselnya agak jauh dari tubuh mereka. Dia pun mengeluarkan dompetnya dan membukanya. Ah, dia memiliki kondom ekstra. Tapi, dia yakin bahwa kakaknya pasti mempunyai kondom di dompetnya dan Lix pun pasti punya. Itu adalah benda yang wajib dimiliki oleh semua laki-laki di dompet mereka sejak mereka menginjak usia 21 tahun.

🔞 di tiny.cc/TASTE1

***

Lix menatap layar tv di depannya dengan Rhino yang memeluknya dari belakang, yang tentunya memberikan gangguan padanya dengan mencumbu leher dan telinganya berkali-kali, membuat Lix geli dan menolehkan kepalanya dengan tatapan marah tetapi Rhino hanya tertawa dan mengecup pipinya pelan.

"Kamu capek gak sih ngelayanin dua orang sekaligus?" tanya Rhino tiba-tiba dan Lix lagi-lagi hanya mendelik kesal. "Ya hyung bayangin sendiri aja deh. Dari jam 9 malem sampe jam 2 pagi. Kalian istirahat ganti-gantian aku nggak," jawab Lix akhirnya, kini berusaha fokus dengan film yang sedang ditontonnya.

"Maaf," ucap Rhino, menumpukan dagunya di bahu kanan Lix dan semakin erat memeluk laki-laki itu. "Abisnya kamu tuh lucu banget. Menggoda banget kalo udah dipancing," ucap Rhino dan dia bisa melihat telinga Lix memerah dan dengan jahilnya dia gigit telinga Lix pelan. Tidak ada perlawanan, maka dia pun mengulum telinga Lix dan menjilatnya. Dia bisa merasakan tubuh Lix menjadi lebih relax, tanda bahwa laki-laki itu memberikan izin. Sedangkan Lix kini menutup matanya, menikmati cumbuan Rhino di telinganya.

Rhino dan Sam berbeda, sangat berbeda. Jika Sam selalu menggodanya dengan ciuman di bibir, maka Rhino menggodanya dengan cumbuan di leher atau pun telinganya. Lelahkah Lix memiliki dua pacar? Tidak. Kedua orang itu sangat menghargainya dan Lix benar-benar merasa dicintai. Tidak pernah ada cekcok di antara mereka bertiga.

Apakah Sam akan marah jika dia tau bahwa Lix bercinta dengan Rhino? Tidak. Tidak ada yang mempermasalahkan hal itu selama mereka bermain dengan aman dan selama tidak ada satu pun di antara mereka yang memaksa Lix. Jika ada pemaksaan, Lix yakin kedua orang itu tidak akan segan-segan saling adu otot untuk membelanya.

Kini, keduanya sudah berbaring di sofa. Lix bahkan tidak sadar kapan tv dimatikan dan kapan bajunya di buka, yang jelas kini Rhino berada di atasnya, mencumbu dadanya dan Lix yakin bahwa besok dia akan memiliki banyak kissmark di sekujur tubuhnya. Oh... sudah banyak sekali kissmark di tubuhnya. Dia tidak tau mana buatan Sam, dan mana buatan Rhino. Yang penting baginya adalah tanda-tanda itu adalah tanda cinta untuknya, cinta yang diberikan oleh Sam dan juga Rhino, kakak beradik yang menjadi kekasihnya selama setahun terakhir.

=====END=====

Next episode: ChanMin, rilis besok. 🤭

Taste ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang