14. Ditangkap?

58 7 127
                                    

Devan berlari dengan antusias kedalam ruangan, namun ia tak menemukan siapapun. Ia melihat sebuah kotak dan secarik kertasnya, ia pun membacanya.

'Hai Devan,

Aku kembali, aku sudah baik-baik saja. Sungguh! Karena bagaimana pun, ini sudah terjadi. Aku tak bisa apa-apa.

Dan saat aku datang untuk memberi kejutan untukmu, sayangnya kau tak ada diruanganmu :'(

Tapi ya sudahlah, aku sekarang berada di TKP untuk menyelidiki kasus. Kau fokuslah makan kue favoritmu, semoga kau suka ♡♡♡

Aisha.'

Senyuman Devan merekah seketika, jujur saja dalam tulisan itu ada kebahagiaan dan kesedihan. "Dia sempat-sempatnya ingin membuat kejutan," ucap Devan.

Ia membuka kotak tersebut yang berisi kue coklat favoritnya, ia tersenyum lebar. Karena sudah memberikannya kejutan kecil ini, ia mempunyai ide untuk menyusulnya.

Tepat sekali sebentar lagi masuk jam makan malam, kan bisa sekalian ia mengajak dinner romantis, itulah dipikiran pria itu.

Devan keluar dan bertanya pada salah satu polisi, "Uh, kau tau inspektur Aisha pergi kemana?" tanya Devan padanya.

"Dia pergi ke TKP digedung tua ini pak, kasusnya pria korban pertama NK tahun ini," jawab Polisi itu. Devan menganggukkan kepalanya dan tak lupa mengucapkan terima kasih sebelum ia pergi.

Ia bergegas pergi ketempat it, ia mampir ke toko bunga untuk membelikan bunga favorit Aisha. Dengan senyuman lebar ia datang ketempat Aisha.

Ia melihat gadis yang tengah berjongkok membelakanginya, sepertinya ia fokus dengan semua itu. "Hai, Aisha," sapanya dengan senyuman lebar.

"Senang kembali bertemu denganmu," ucap Devan.

"Juga," jawab gadis itu menoleh namun bukan Aisha yang ia dapati,  melainkan, Navya.

Devan terkejut bukan main melihatnya, ia bertemu buronan yang selama ini ia cari? Ini bukan mimpi, kan? Rasanya benar-benar campur aduk.

Devan meraba pahanya untuk mencari senjatanya. Namun ia sadar, ia melepasnya tadi karena ia tak ingin membawa hukum dalam urusan hati.

Ditambah Devan terkejut kala melihat Aisha yang diikat disebuah kursi dengan tak sadarkan diri. Devan dengan cepat menghampiri Aisha, sepertinya cinta membuatnya lupa akan tugasnya. "Aisha!" pekik Devan.

Navya tertawa begitu kerasnya dengan seringai iblis khasnya, dan dari belakang,

Bug

Sebuah kayu menghantam kepala Devan dengan cukup keras yang membuat Devan jatuh pingsan. Dan yang mengejutkannya, orang melakukannya adalah, Ruhan.

Navya menatap Ruhan dengan senyuman, "Terima kasih, sayang," ucap Navya pada Ruhan, Ruhan hanya mengangguk.

Keduanya mengikat Devan disisi Aisha yang belum sadarkan diri, "Ini urusanku, kau pergilah. Terima kasih selalu membantu-ku disetiap hal yang ku lakukan," ucap Navya sembari memegang pipi Ruhan.

Membantu disetiap hal yang ku lakukan? Apakah itu menandakan, bahwa selama ini Ruhan turut andil dalam setiap pelenyapan yang dilakukan, Navya?

Ruhan menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, "Apapun itu, asalkan kau selalu bahagia, aku akan lakukan. Selamat bersenang-senang," Ucap Ruhan lalu pergi meninggalkan Navya bersama dua korbannya.

Navya mengambil seember air dan langsung mengguyur keduanya,

Byurrr

Dua manusia itu pun akhirnya tersadar, dan melihat Navya yang sudah duduk diatas meja sembari mengayunkan kakinya. "Halo," sapanya dengan senyuman.

End Of Story 2 : Hide And Seek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang