Chapter 3

361 26 2
                                    

1 Minggu kemudian...

"Bibi apa menurut bibi, kakak akan mengizinkanku bekerja?" tanya Gwen.

Siang ini mereka tengah bersantai diruang tengah.

Grace memutar matanya jengah mendengar keinginan Gwen.

"Allaric tidak akan mengizinkannya Gwen" jawab Sophia membuat Gwen menghela nafasnya.

"Kau memang aneh Gwen, untuk apa bekerja? Kakak tidak akan membiarkan kita kekurangan apapun" ujar Grace yang sibuk memakai cat kukunya.

Leo datang, ia mengelus puncak kepala Gwen dan ikut bergabung disana.

"Kau tidak boleh bekerja Gwen" ujar Leo berbaring disalah satu sofa panjang seraya mengunyah apel yang ada ditangannya.

"Ya! Kau yang harusnya bekerja!" sindir Grace membuat Leo melemparnya dengan gigitan apel.

"Awss..!" ringis Grace menyentuh keningnya.

"Kau pantas mendapatkan nya" ucap Leo tanpa rasa bersalah.

"Kakak akan membalas mu nanti!" ujar Grace kesal.

"Dasar manja!" sindir Leo pelan.

Gwen dan Sophia hanya tersenyum melihat itu. Pertengkaran kecil itu hal yang biasa mereka lihat. Keduanya seumuran, mereka lebih muda 2 tahun dari Allaric. Sedangkan Gwen berusia 22 tahun.

Grace sangat manja, terlebih pada Allaric. Sedangkan Gwen gadis yang mandiri. Leo lebih akur dengan Gwen dari pada bersama Grace. Gwen suka tampil feminim dan sederhana. Berbeda dengan Grace yang suka memakai riasan wajah dan gila shopping.

Grace tersenyum miring, ia akan mengerjai Leo.

"Kakak kau sudah pulang!" panggilnya membuat Leo langsung bangun dengan wajah pucat.

"Haha..." gelak Grace puas membuat Leo menatapnya kesal.

Wajah Leo langsung berubah terkejut saat melihat Allaric datang bersama Max.

Gwen tersenyum melihat kedatangan Allaric begitupun dengan Sophia.

Grace tidak menyadarinya karna posisinya membelakangi pintu masuk.

"Kau urus masalah itu Max!"

Grace yang mendengar suara Allaric langsung menoleh. Ia tersenyum lebar dan berlari memeluk Allaric.

"Kakak.."

"Grace hati-hati! Cat kuku mu bisa mengenai pakaiannya!" peringat Sophia.

"Tidak akan bibi!" jawab Grace memeluk Allaric dengan manja.

Allaric membalas pelukan adiknya itu, wajahnya masih tetap datar seperti biasa. Dan itu sudah hal biasa bagi anggota keluarganya.

"Ayo duduk dulu Kak!" pinta Grace menarik Allaric untuk duduk.

Allaric tidak menolak.

Grace menuangkan segelas jus untuk kakaknya.

"Max kau juga duduk!" pinta Sophia yang di patuhi Max. Wanita itu juga menuangkan segelas jus untuk Max.

"Kakak dari kantor?" tanya Grace duduk disebelah Allaric.

"Tidak" jawab Allaric singkat.

Grace mengangguk mengerti, berarti kakaknya baru kembali dari bisnisnya sebagai mafia.

"Dimana Mom?" tanya Allaric tidak melihat keberadaan Rose.

"Momi begitu peduli dengan nya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk merawat perempuan tidak jelas itu!" oceh Grace merasa cemburu.

MARRIED WITH MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang