EPS 2 DIA LAGI

10 2 0
                                        

Sebulan sejak kepindahannya ke sekolah yang baru, Ayra sudah sangat cukup memiliki banyak teman. Namun, yang kemana-mana selalu bersamanya hanyalah Karin yang merupakan teman sebangkunya. Yaa, sebenarnya Ayra dan Karin merupakan teman lama, waktu duduk di bangku sekolah dasar dulu, mereka cukup dekat dan kini mereka berteman lebih jauh lagi.

Hari itu, setelah istirahat kedua para guru tengah mengadakan rapat, mungkin rapat dadakan. Namun, murid-murid tidak dipulangkan, suasana di kelas sangat gaduh karena jam kosong. Ayra sebenarnya tipikal murid yang netral antara suka belajar tapi juga suka jam kosong. Namun, kali ini entah mengapa Ayra merasa sangat suntuk ditambah lagi Karin yang tidak masuk sekolah karena ada kepentingan. Karena suasana kelas yang sangat gaduh, Ayra memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

. . .

" Nyari apa?" sontak sesosok yang berada di belakang rak membuat Ayra yang sedang mencari buku terkejut, namun Ayra mencoba untuk tetap terlihat tenang kembali.

" Nyari upil," ketus Ayra yang kemudian berlenggang pergi menuju bangku pojok untuk membaca.

" Lagi galau yaa, lo baca buku puitis kayak gitu?" ucap seseorang yang tadi mengagetkan Ayra.

" Apa sii, lagian kenapa gue harus ketemu lo lagi sii?" malas Ayra.

" Takdir semesta," celoteh laki-laki tersebut.

" Sok puitis lo," ungkap Ayra namun laki-laki tersebut tak menjawab dan malah duduk di kursi yang berhadapan dengan Ayra.

" Ngapain?" singkat Ayra.

Laki-laki tersebut kembali mengabaikan Ayra dan malah memainkan ponselnya.

" Welcome to mobile legend," terdengar jelas suara yang berasal dari ponsel laki-laki yang tengah berada di depan Ayra tersebut.

" Anjir, malah login. Awas aja lo berisik," ucap Ayra memperingati.

" Santai aja kali, lo main ML juga kah?" tanyanya namun masih dengan fokus pada ponselnya.

Kali ini, giliran Ayra yang mengacuhkan pertanyaan laki-laki sok asik ini.

" Yaa kalo ditanya tuh dijawab dek," laki-laki tersebut berbicara dengan nada menyindir.

" Affa iya?" jawab Ayra.

Laki-laki dihadapannya tak menjawab dan malah tersenyum menatap Ayra lekat.

Entahlah, Ayra yang tidak mau peduli tentang itu tapi ia malah salah tingkah karena perlakuan laki-laki tersebut.

" Kenapa, salting ya?" ucap laki-laki tersebut sambil tertawa kecil.

" Enak aja lo, itu tuh lo kok afk?" Ayra berusaha mengalihkan pembicaraan.

" Males aja, ngantuk gue anjim." Nampaknya kali ini laki-laki itu benar, Ayra dapat melihat kantung matanya, seperti panda.

" Lo masih lama di sini?" laki-laki tersebut kembali bersuara.

" Hm," singkat Ayra.

" Gue mau tidur kalo udah mau pulang lo bangunin gue ya?" pintanya.

" Apa gue harus percaya sama lo?" malas Ayra pada orang yang tak dikenalnya ini.

" Santai bro, gue mah anak baik." Tegasnya.

" Yaudah," Jawab Ayra singkat.

Suasana hening, tak ada lagi percakapan antara Ayra dan laki-laki tersebut, sementara laki-laki tersebut tidur, Ayra melanjutkan aktivitas membaca bukunya. Lembar demi lembar Ayra baca, begitulah waktu berlalu, sementara laki-laki dihadapannya ini masih tertidur.

" Ck, gak bisa tidur sialan," laki-laki tersebut terbangun mengacak rambutnya frustasi.

Ayra sedikit terkejut dalam hatinya ia berkata, " Gak bisa tidur dia bilang, terus tadi itu apa?" Ayra memutuskan untuk mengumpat di dalam hatinya sendiri karena ia tahu bagaimana mood orang yang baru bangun tidur.

" Kenapa si, tidur kan tinggal merem," Ayra mencoba membuka suara.

" Pusing, dari semalem cuma tidur 2 jam gak tau dari jam 3 apa setengah 4," ungkap laki-laki tersebut.

" Ngapain tuh, jangan-jangan makan kuyang?" polos Ayra.

" Ngawur nih bocil," ucapnya.

" Bucal-bocil, enak aja." Balas Ayra sedikit ketus.

" Lagian lo kelas berapa si, 10 kan?" tanya laki-laki tersebut.

" Iya sih," pasrah Ayra.

" Nama lo?" laki-laki tersebut kembali melayangkan pertanyaan kepada Ayra.

" Lo siapa?" ungkap Ayra.

" Gini nih, kelakuan bocil epep ditanya malah balik nanya," balasnya.

" Yaudah deh, Ayra."

" Gue Fatur, beda satu tahun sama lo," balas laki-laki tersebut.

" Ohhhhh pantes lo gede," ucap Ayra dengan wajah polosnya.

" Apanya yang gede?" tanya Fatur dengan nada jahilnya.

" Ya elo lha, lo pikir apaan." celoteh Ayra

" Ya lo sih ngomong-ngomong gede jadi kemana-mana. Kan rumah gede, motor gede, anu juga gede," polosnya setelah berbicara cukup panjang.

Ayra yang terkejut, lantas melayangkan tatapan mautnya, " Anjirrr."

" Bhahah bercanda njir," Fatur sedikit terkekeh dengan reaksi Ayra.

Ayra yang masih melayangkan tatapan sinisnya, lantas tersadar dengan wajah terkejutnya. " Eh, lo berarti kakel gue dong?" Fatur hanya mengangkat kedua alisnya membenarkan.

" Eh, sorry yaa kalo gue gak sopan, gue gak tau kalo lo kakel gue heheh," terlihat raut wajah Ayra yang malu bercampur dengan panik.

" Santai aja kali, lo juga kalo ada apa-apa gak usah segan sama gue. Gue bukan cowok famous jadi lo aman deket-deket gue," jelasnya.

" Dihh siapa juga yang mau deket-deket sama lo," malas Ayra.

" Gue mah cowok tamvan," ucap Fatur begitu percaya diri.

" PD banget si lo, kak."

" Emang iya, lo kalo mau bohong inget dosa ayyy." Ucap Fatur yang terkesan memaksa.

" Ayyy?" ucap Ayra dengan nada yang sedikit tinggi.

Fatur lantas menarik sedikit nafasnya, " Yakan nama lo Ay, Ayra." jelasnya.

" Apa jangan-jangan lo pikir ayyy itu ayangg?" entah apa yang telah Fatur katakan, tapi barusan memang benar bagi Ayra.

" Yaudah, kalo mau lo ay itu ayang, gue gak keberatan."

" Ahh sialan nih cowok, masa iya gue salting," gerutu Ayra dalam hatinya.

Ayra beranjak dari kursinya, ia tak mau lagi memperpanjang urusan dengan cowok sok asik ini.

Melihat Ayra yang malah melenggang pergi, Fatur lantas membuntutinya. " Ayy,  lo mau kemana, gak mau keliatan salting yaa, makannya lo pergi? ucap Fatur dengan nada jahilnya.

" Apa si, orang mau pulang," celoteh Ayra.

" Kemana?" tanya Fatur.

" Laut merah," malas Ayra.

. . .

F  A  T  U   R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang