EPS 4 LOVE BOMBING???!!

5 2 0
                                    

Benar, waktu memang bisa mengubah semuanya. Buktinya, terhitung setelah beberapa bulan Ayra mengenal Fatur, ternyata Fatur tidak semenyebalkan itu. Benar juga ternyata kalau, tak kenal maka kenalan, nanti jadi suka, kalau sudah suka terbiasa dan nyaman, setelah itu muncul perasaan sayang. Sekarang Ayra menjadi lebih semangat untuk pergi ke sekolah karena ada Fatur, ia bisa melihat Fatur ketika kelasnya sedang ada jam olahraga, ketika Fatur bertugas menjadi pasukan pengibar bendera, dan tak lupa Ayra selalu menyempatkan untuk paparazzi.

Ayra tak bisa membohongi perasaannya, memang benar kalau ia mulai menaruh perasaan pada Fatur. Bagaimana tidak, Ayra selalu dibuat tertawa oleh Fatur, kehidupannya yang flat seketika berubah setelah mengenal Fatur.

Hari ini, seperti biasa jam pelajaran yang begitu padat dipenuhi dengan praktek terkadang sedikit menguras energi bagi Ayra. Jam istirahat yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga, Ayra dan Karin memilih untuk duduk di depan koridor, kali ini adalah hari yang berbeda karena kedua sahabat ini membawa bekal dari rumahnya masing-masing.

" Eh Ra, hubungan lo sama kak Fatur gimana, udah ada perkembangan yang lebih jauh?" tanya Karin dengan raut penasarannya.

Ayra yang sedang mengunyah makanannya sontak berhenti, lantas ia menjawab, " Gimana yaa, gue gak tau dia anggep gue apa masih belum jelas arahnya, tapi gue udah salting parah gara-gara dia."

" Wahh gilaa, kalian udah pdkt berapa lama sii, kayanya mah udah lumayan itu Ra."

" Asal lo tau ya Rin, dia tuh orangnya random banget, kadang jail, kadang clingy, kadang suka ngeroasting, tapi orangnya asik poll, selalu bikin gue ketawa." jelas Ayra.

Ayra termenung, lantas berkata "Boleh gak sih Rin, kalo gue berharap dia bisa sama gue?"

" Enak banget Ra, makan ludah sendiri. Dulu aja lo bilang amit-amit eh sekarang malah kepincut lo." cerocos Karin.

" Tapi Rin, sekarang sama dulu kan beda. Kak Fatur orangnya lucu, dia beda dari cowok-cowok lain." ucap Ayra sembari melahap makanannya.

" Iya deh terserah lo," pasrah Karin.

Betapa terkejutnya Karin yang menoleh ke depan melihat penampakan Fatur yang tengah bercanda ria dengan seorang perempuan, bahkan perempuan asing itu seperti tanpa beban memegang lengan Fatur.

" Ra, lo jangan nangis Ra, " gumam Karin menunjuk ke arah penampakan yang ia lihat barusan.

Ayra yang melihat pemandangan tersebut sontak terdiam, entahlah karena memang seharusnya Ayra tidak menaruh harap secepat ini terhadap manusia yang baru dikenalnya. Perasaan Ayra pedih melihat penampakan tersebut, batinnya seolah berdialog mengapa secepat ini? Bodoh sekali dirinya, Ayra merutuki nasibnya yang malang padahal baru saja ia merasa senang karena dipertemukan dengan manusia semenyenangkan Fatur yang ia kira akan bisa bersama dengan dirinya dalam durasi waktu yang lebih lama dari ini, tapi hari ini kenyataannya tidak begitu, harapan Ayra seolah dipatahkan begitu saja.

" Rin, gue nice try? Perasaan kemarin gue baru aja ngerasain lagi salting, bisa ngerasain lagi kupu-kupu di perut masa sekarang udah mau dighosting aja," ujar Ayra dengan bibirnya yang sedikit bergetar.

" Ra, tenang dulu Ra itu si Fatur kayaknya mau ke sini," gumam Karin.

Ayra sebisa mungkin menetralkan dirinya yang merasa cemburu, ia kembali melahap makanannya.

" Bagi dong ayy," ucap Fatur yang baru datang langsung menyomot makanan Ayra.

" Apa si lu?" malas Ayra.

" Lho, kok gitu lo kenapa si Ayy, lagi BM yaa?" ujarnya.

" Apa si sana ah, gue lagi liat drama," gumam Ayra yang tak mau melirik Fatur sedikitpun.

" Drama apaan si Ay ada-ada aja lo," balas Fatur mengacak rambut Ayra gemas.

" Diem!" tegas Ayra.

" Galak amat bocil, kenapa sii?" Fatur dengan sabar masih berusaha bertanya pada Ayra, meraih botol yang ada di tangan Ayra dan membukakan penutup botol tersebut setelahnya.

Ayra yang marah seketika sedikit luluh, " Gampang banget dia bikin gue ga marah lagi, colong aja terus love language gue," gerutunya di dalam hati.

" Heh, kok bengong si?" Fatur masih terus mencoba bertanya dengan kebingungan atas sikap Ayra, ia sedikit mengacak rambut Ayra lembut.

Ayra yang tak menjawab, Karin yang gemas dengan mereka berdua sama-sama dibuat bingung.

" Ah elah lo berdua, heh kak lo kalo gak suka sama sahabat gue gak usah bikin dia salting setengah idup deh, " ucap Karin.

" Gini nih, kemarin lo buat sahabat gue salting sekarang udah dengan seenaknya  lo deket-deket tu sama cewek, mana depan mata banget lagi," sambung Karin setelahnya.

" Udahlah, kalo gak suka gak usah ngasih harepan lo, tadi cewek lo kan? Mana sekarang acara lo baper-baperin Ayra lagi," ucap Karin yang masih kesal.

" Cewek mana si?" tanya Fatur yang kebingungan.

" Sstttt, berisik udah ah gue mau ke kelas." Ayra berlenggang pergi tak menghiraukan Fatur dan juga Karin sahabatnya.

Karin yang terbawa emosi, lantas mengikuti langkah Ayra.

Apa yang Ayra pikirkan, setibanya di kelas ia hanya terduduk dan melamun. Apa yang terjadi dengan Ayra, tidak seharusnya ia berlaku demikian tidak seharunya ia kesal seperti tadi, mengapa ia harus cemburu bila Fatur dekat dengan wanita lain? Ayra tak punya hak atas itu.

" Ra, plis deh lo tu kenapa si? Udahlah gak usah dipikirin," ucap Karin membuyarkan lamunan Ayra.

Ayra lantas menghembuskan nafasnya, " Ck iya Rin, gak seharusnya gue kayak tadi. Gue gak berhak atas itu, gue bukan siapa-siapa buat kak Fatur, mau dia deket sama siapa ya urusan dia gue bukan siapa-siapa, lagi pula dari awal gue gak nyari tau dulu yang sebenernya, bisa aja dia love bombing ke gue kan? Bisa juga kan, sebenernya dia udah punya cewek."

Karin tak menyangka dengan apa yang Ayra ucapkan barusan, really? Ayra se-mellow itu?

" Udahlah Ra, gak usah dipikirin lagi," Karin menepuk bahu Ayra mencoba menenangkannya.

F  A  T  U   R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang