Jam di dinding menunjukkan angka 05:30 pagi Dirgantara kini telah siap dengan seragam sekolah kebanggaan nya. Langkah pelan nya mulai membawa ia untuk ke meja makan di lantai dasar rumah besar nya.
"Pagi den Dirga" Sebuah sapaan mengalun lembut di gendang telinga Dirga, cowok itu menoleh dan menemukan bi Inah sang pembantu rumah tangga di rumah nya.
"Pagi" Singkat Dirga, Ia kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang ada di sana.
"Tuan dan nyonya berangkat pagi pagi sekali den" Bi Inah kembali bersuara, seakan memberikan sedikit informasi tentang orang tua Anak yang sudah ia asuh selama 18 tahun itu.
"Saya tahu Bi" terdengar helaan nafas dari bela bibir tipis itu, entah kenapa setelah mendengar ucapan bi Inah barusan membuat nafsu makan nya hilang.
"Saya berangkat dulu bi" Cowok itu berdiri dari duduk nya dan mengendong tas ransel hitam nya yang tadi ia letakkan pada kursi di samping nya.
"Loh den, Aden kan belum sarapan" Cegah bi Inah
"Saya bisa sarapan di sekolah. Saya berangkat yah bi, assalamualaikum" Cowok itu meraih tangan bi Inah untuk ia cium
"Waalaikumssalam, hati hati di jalan yah den" Dirga mengangguk mantap kemudian melangkah keluar menuju mobil GT-R berwarna putih yang terparkir rapi di depan sana.
"Mobil nya udah siap den" Lelaki paruh baya itu bergegas berjalan kearah sang majikan kemudian menyerahkan kunci mobil pada Dirga
"Makasih Mang" Sedikit tersenyum kemudian Dirga mulai memasuki mobil nya
"Hati-hati bawa mobilnya den" Dirga mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya.
......
SMA pelita bangsa, Sekolah kebanggan kota yang menjadi tempat pijakan Dirga kala ini. Cowok itu berbelok arah yang tadi nya akan ke kelas malah melenceng ke Kantin, tujuan utamanya tentu saja untuk sarapan."Mbak, mie rebusnya" Ujar Dirga saat setelah ia mendudukkan dirinya di bangku kantin.
Dirga menatap nanar jam yang melingkar di lengan kiri nya, 15 menit lagi bel masuk berbunyi. Sialnya pagi ini Dirga harus terjebak macet hingga harus terlambat seperti ini.
"Pesanan nya Dek" Dirga mengangguk dan segera menyantap makanan nya, meski Dirga sangat yakin bahwa setelah ini ia akan sakit perut karena melanggar pantangan dari dokter untuk nya.
Masa bodoh, yang penting perut nya terisi dan bisa minum Obat rutin nya
Setelah selesai, Dirga segera merogoh saku jaket nya, sialnya saat hendak menelan butir-butir obat itu bel lebih dulu berbunyi.
"Sial!" Rutuk Dirga dalam hati, Dengan terpaksa dia melangkah kearah kelas setelah tadi membayar makanan nya.
"Permisi Pak" Dirga memasuki kelas nya, Kelas 12 MIPA 1 dan ternyata Pak Wawan selaku guru matematika telah berada di kelas.
"Darimana kamu?" Tanya pak Wawan serkas seraya menatap Dirga dari bawah ke atas
"Saya dari toilet pak" bohong, yah Dirga terpaksa berbohong karena jika ia mengatakan bahwa ia dari kantin yang ada dia akan di hukum
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgamelia
Teen FictionNama nya Dirgantara Bhayanaka Diraja, anak tunggal kaya raya yang mengidap penyakit jantung sedari lahir. Keadaan keluarga yang mementingkan pekerjaan membuatnya nekat kabur dari rumah dan memilih hidup sederhana. Sesaat kemudian hidup nya te...