02

26 21 10
                                    

  "Lee Jeno, dari mana saja kau? harusnya kau mengikuti les sore ini" Jaehyun bersedekap dada di depan pintu rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  "Lee Jeno, dari mana saja kau? harusnya kau mengikuti les sore ini" Jaehyun bersedekap dada di depan pintu rumah.

  "maaf ayah, ayah boleh memotong uang saku Jeno" Jeno menundukan badannya berkali-kali untuk meminta maaf.

  Jaehyun yang melihat anaknya seperti itu membuat dirinya merasa bersalah, ia merangkul pundak Jeno dengan hangat untuk mengajaknya masuk kedalam rumah.

  "hei tak apa, aku hanya bertanya. Lain kali izin dulu jika ingin bolos les, agar ayah tak khawatir"

"maaf ayah"

Anak bapak tersebut duduk di kursi mewah milik keluarga Jaehyun. Mark Lee yang baru saja turun melihat ayah dan sang adik bermesra-mesra an merasa sangat iri. Sejak Ayahnya menikah dengan ibunya Jeno, Mark terasa sangat asing di mata sang ayah. Apalagi sekarang ia harus memiliki adek tiri.

Mark menghelas nafas panjang, ia menuruni anak tangga dan melewati sang ayah dan Jeno.

  "mau kemana kamu?" Pertanyaan Jaehyun membuat langkah kaki Mark terhenti.

"beli cemilan, bentar doang" Mark melanjutkan jalannya, mengabaikan Jaehyun yang masih memandang punggung Mark.

'kamu berubah Mark' batin Jaehyun.

  "Jeno, kamu jangan sampai jadi kayak kak Mark ya? meski usia kalian ga jauh beda. Kamu harus lebih membanggakan ketimbang Mark" ucap Jaehyun sedikit keras berharap Mark mendengarnya diluar sana.

  "Mark ada acara ga? mau gw ajakin double date nih sama cewe gw"  Jaemin membuka tutup botol soda lalu meminumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
"Mark ada acara ga? mau gw ajakin double date nih sama cewe gw"  Jaemin membuka tutup botol soda lalu meminumnya.

  "ga punya cewe, mending lu ajakin si Haechan" Mark Lee menunjuk Haechan yang lagi makan snack pake dagunya.

  "ih apasih, ga ada ya. Akhir pekan aku ada les tambahan"

"dasar, sampe kapan si lo ngejar nilai kyk ade gw?"

"nilai itu penting Mark, ini yang nentuin masa depan echan"

"angka doang dikejar, mending ngejar cewe" sahut Renjun.

  "terserah kalian deh" ucap Haechan pasrah, para sahabatnya ini memang selalu mengejeknya mengejar angka yang tak jelas, padahal sangatlah penting untuk masa depan mereka.

"Mark, gimana hubungan kamu sama Anes? udah baikan?" 

"hancur Njun, dia makin menjauh dariku. Aku juga ngeliat dia jalan bareng sama adek gw" Mark menundukan kepalanya memandang rokok yang ia pegang.

"hah? wtff, jalan sama adek lo? gila sih Mark. Parah banget si Jeno, udah ngerebut kebahagiaan lu, cewe lu juga diembat" Jaemin berteriak heboh.

"gila ya, ga nyangka sih, Jeno yang keliatan banget kalem gitu tiba-tiba hobi ngerebut"

  Mark menyedot rokoknya lalu membuang putung rokok tersebut dan menginjak dengan kakinya.

"udah ah, gw pulang. Pusing banget ngurusin cewe mending tidur" Mark berjalan meninggalkan markas dan tak lupa merebut snack yang dimakan Haechan.

  "ihhh kak Markk!" Haechan berteriak sangat keras, mengisi ruangan kecil yang sering mereka sebut markas.

"berisik!" sahut Renjun.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To The Bone | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang