"selamat ulang tahun, kami ucapkan, selamat sejahtera sehat sentausa, selamat panjang umur dan bahagia"
"yeayy selamat ulang tahun kak Mark" Alluka tersenyum lembut kearah Mark sembari membawah kue berwarna biru.
"Anes? Lyona? kalian kesini kok ga bilang-bilang" Mark mengucek matanya yang masih rabun.
"duh kakk kalo bilang kan namanya enggak surprise" Lyona memekik kesal.
"iya ih, buru tiup kak lilinnya" Anes menyodorkan kue tersebut kearah Mark.
Mark Lee menutup matanya, ia mengucap keinginannya dalam hati lalu kemudian meniup lilin berbentuk angka 16 tersebut.
"kak Mark berdoa apa?" tanya Lyona.
"ada deh, cuma kakak sama tuhan yang tahu" Mark Lee tertawa tipis.
"Lyo, Anes. Makasih ya, udah jadi rumah kedua kakak"
"kakak bersyukur banget dipertemukan sama kalian"
Mark Lee memeluk 2 gadis cantik tersebut dengan hangat.
"kakak sama Anesti juga udah aku anggap rumah kak. Apalagi rumah kebahagiaanku udah hancur."
"udah Lyo, kita berdua janji kok bakalan ngebahagiain kamu" Anes tersenyum kearah Lyona.
"Anes, aku suka sama kamu""Mark? kamu bercanda? mikir dong perasaan Lyona, dia suka sama kamu Mark" perempatan siku muncul didahi Anes.
"tapi aku ga suka sama dia Nes, aku suka sama kamu"
"Mark, maaf, sebenarnya aku juga menyukaimu" Badan Anes bergetar hebat, ia menangis. Tanganya ia gunakan untuk menutup wajahnya.
"Nes, gimana kalo kita pacaran sembunyi-sembunyi? biar ga ketahuan Lyona gitu"
"kamu gila Mark! bagaimana jika Lyona mengetahui itu"
"ssstt, ga akan kok. Main aman aja"
Disisi lain, Lyona menahan tangis. Ia mendengar semua pembicaraan Anesti orang yang sangat ia percayai, nyatanya ia menghianati dirinya.
Anes mengatakan bahwa ia tak tertarik sama sekali pada Mark. Namun semua nya omong kosong.
"selamat Alluka, aku harap kamu bahagia"
Malam itu menjadi malam terakhir Lyona mengunjungi Anes dan Mark. Dihari-hari selanjutnya ia menolak keras untuk menemui mereka berdua, bahkan dirinya pindah sekolah secara diam-diam.
——————
"Mark" Anes menyentuh pundak Mark, berharap lelaki yang sedang sibuk membaca itu menoleh ke arahnya.
"ya sayang?"
"L-lyona Mark, hiks" Anes menangis, seluruh badannya bergetar.
"lyona kenapa? Anes tenang dulu oke? jangan nangis, cerita pelan-pelan" Mark mengelus rambut Anes.
"d-dia meninggal Mark"
Mark Lee memandang batu nissan bertuliskan 'Lyona Aksa Dwitama' dengan mata sembab khas orang menangis."Na, kok kamu enggak cerita? kamu curang Na, kamu memendam penderitaan kamu sendiri"
"Maaf Na, aku jahat, aku jahat Na maafin aku"
"padahal aku udah janji bakalan bahagiain kamu" Mark memeluk batu nissan milik Lyona dengan air nata yang masih terus menetes.
"Na, maaf. Aku sayang sama kamu, maafin aku"
"Mark, udah ya. Biarin Lyona istirahat dengan tenang" Anes memeluk belakang punggung Mark.
"Anes, Lyona ga bakalan maafin aku kan? aku memang pantes ga dimaafin" tangisan Mark lee semakin keras, baju milik Anes sampai basah terkena air matanya.
"udah Mark, ayo pulang"
———————
"Mark, sampe sini aja , nanti aku jalan kaki aja kedalamnya"
"Kamu yakin babe?"
"iyaa sayang. Lyona juga ninggalin surat buat kamu"
"jangan terlalu larut dalam kesedihan ya babe? nanti kesehatan kamu menurun" Anes mengecup singkat dahi Mark lalu pergi.
"sampai jumpa Mark" Anes meninggalkan mobil milik Mark.
Mark membuka surat pemberian dari Anes.
Mark kembali meneteskan air matanya, kertas yang ia genggam kini kusut dan basah akibat tetesan air matanya."maafkan aku Na"
janlup vote euyy.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Bone | Mark Lee
Fanfiction"aku ingin kau kembali padaku, meskipun ragaku telah menghilang dari bumi ini" -M ❝ 𝐓𝐎 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐍𝐄 ❞ ___ nih cerita normal ya engga bxb. cuma cerita halusinasi, gausah dianggep serius -serius ©whiskya ...