Jeno memandang wajah Alluka yang sedang memakan bakso dengan intens.
'cantik' batinnya.
Suasana kantin cukup ramai hari ini, membuat Jeno malas sekali pergi kekantin namun karena ajakan dan paksaan dari Alluka membuatnya harus menuruti wanita itu.
"Jenoo, berhentii natap dongg makanan kamu dingin tuhh" Alluka menyembunyikan rona merah pada wajahnya, oh ayolah Jen kau membuat jantung Luka berdebar cepat.
Jeno yang terciduk pun gelagapan dengan wajah yang juga sama memerah.
"a-aah maaf Luk" Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Mereka pun melanjutkan acara makan siang dikantin dengan jantung yang masih sama-sama berdebar tak karuan.
Mark tersenyum miris menatap kedua pasangan tersebut dari kejauhan.
"setelah ayah, Luka, apalagi Jen yang harus aku serahin ke kamu?hampir seluruh kebahagiaan aku jen" Gumamnya dengan masih tersenyum.
Daripada merasa panas dengan sang adik tiri, ia memilih untuk pergi meninggalkan kantin yang masih ramai.
Mark Lee berjalan ke arah balkon sekolah, ia dapat merasakan semilir angin berhembusan.
Mark mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakan korek api dan menyatukannya dengan rokok, selanjutnya ia menghisap rokok tersebut dengan damai.
"bulan April ya? sekarang udah 24 Maret. Berarti bentar lagi" Mark tersenyum kecut mengingat hampir 2 tahun sahabatnya pergi meninggalkan dirinya.
"apa aku masih pantas disebut sahabat bagimu Lyo?"
"bahkan aku juga menyakiti perasaan Alluka"
Mark membuang putung rokoknya, lalu pergi menuju kelasnya.
Suara kecapan mulut dan sendok yang beradu dengan piring memenuhi ruang makan keluarga Jaehyun.
"dimana kakakmu itu Jen" suara Jaehyun memecah keheningan.
"mungkin dikamar Yah, apa perlu Jeno panggilkan?"
"ya, suruh dia makan kebawah" perintahnya mutlak.
Jeno pun mengangguk dan melenggang pergi ke kamar Mark.
Bisa Jeno lihat, pintu kamar Mark sedikit terbuka dengan lampu yang menyala membuat kamar tersebut terlihat cerah.
Ia menyembulkan kepalanya pada pintu kamar Mark.
"kak Mark? disuruh ayah makan ke bawah" Jeno melihat Mark Lee yang sedang membaca buku dengan kacamata yang bertengger di batang hidungnya.
"aku tak lapar, katakan itu pada ayahmu" ucap Mark sedikit menyarkas.
"dia ayahmu juga kak, baiklah jika kau tak mau" Jeno memilih mengeluarkan setengah badannya dari kamar Mark.
"Apakah kau dan Luka menjadi sepasang kekasih?" Pergerakan Jeno terhenti saat mendengar pertanyaan Mark, ia kembali masuk ke arah kamar kakaknya.
"bukan, kami hanya sekedar berteman. Mungkin jika kak Mark melihat aku memandangnya saat di kantin tadi pagi, kak Mark pasti berpikiran buruk tentangku. Aku hanya mengagumi rupawanya yang sempurna, ku harap kau mengerti" Jelas Jeno panjang lebar, ia mengetahui jika Mark melihatnya tadi pagi saat dikantin dan dia juga mengetahui faktanya jika Alluka adalah mantan kekasih sang kakak.
Jeno memilih meninggalkan Mark Lee daripada harus berdebat dengan kakaknya itu.
"bagaimana Jen?" tanya sang ayah ketika Jeno mendekat pada meja makan.
"dia kenyang ayah, mungkin ia membeli makanan di luar tadi"
Jaehyun menghela nafas panjang "dasar anak tak bisa menghargai orang" ucapnya.
Jaehyun tahu, jika Mark malas sekali bertemu dengan istri keduanya ah ralat ibu tirinya.
Mungkin anaknya itu butuh waktu untuk menerima keberadaan Jeno dan Istrinya.
Woi aku balik, xixixi.Maaf ya udah jarang update soalnya lagi sibuk.
Oh ya untuk 2 minggu kedepan mau hiat dulu soalnya mau ada ujian akhir semester, dan ya semua orang ingin nilainya sempurna jadi aku sibuk baca2 ya.Maaf juga kalo ceritanya engga ngefeel. Jangan lupa follow ig @zskiardh_ buat cari info
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Bone | Mark Lee
Fanfiction"aku ingin kau kembali padaku, meskipun ragaku telah menghilang dari bumi ini" -M ❝ 𝐓𝐎 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐍𝐄 ❞ ___ nih cerita normal ya engga bxb. cuma cerita halusinasi, gausah dianggep serius -serius ©whiskya ...