07 .

4 5 3
                                    

  Hari ini hari minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Hari ini hari minggu. Sesuai janjinya, Mark akan membawa Luka kerumah ibunya.

  Ia bersiap-siap memilih baju yang pantas untuk dipakai hari ini.

Setelah memilih baju yang tepat, ia menyisir rambutnya lalu turun kebawah.

Hampir saja Mark keluar dari pintu rumah keluarga Jaehyun, ia melihat saudara tirinya menyiram bunga di taman, belum jelas itu Sungchan atau Jeno karena Mark hanya melihatnya sekilas.

Mark menghampiri motor kesayangannya, lalu menyalakan motor itu dan menancap gas menuju rumah Luka.

 
  .

  .

  .

Sesampainya didepan rumah Luka. Ia mematikan motor nya dan menanti gadis itu keluar.

Sudah hampir 20 menit menanti tapi penantiannya tak kunjung keluar. Akhirnya ia memilih untuk menelfon Luka, namun percuma saja nomornya tak aktif.

  "hei nak, kau menunggu siapa?" Mark menoleh kearah sumber suara yang menelusup indra pendengarannnya.

  "ah maaf, aku menunggu Alluka" ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

  "oh Anesti maksudmu? err itu, aku melihatnya keluar 1 jam yang lalu. Bersama seorang lelaki yang hampir seumuran denganmu" jelas wanita yang terlihat berumur 40 tahun, mungkin?.

  "ah iyakah? terimakasih bu, kalau begitu saya pamit pulang" Mark kembali menaiki motornya dan melenggang pergi.

"kasihan sekali anak itu" gumam wanita itu.

  Mark membanting helm miliknya di atas paving taman kota hingga kaca helm itu terlepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Mark membanting helm miliknya di atas paving taman kota hingga kaca helm itu terlepas. Dan perbuatan itu tak jauh dari pandangan dan bisik-bisik orang-orang yang ada ditaman, namun hal itu tak membuat Mark gentar.

  "sialan"

Mark kecewa, hatinya serasa dibohongi.

"aku harus gimana mengatakannya pada ibu" Mark mengusap wajahnya kasar.

Mark mengeluarkan handphonenya lalu menelpon seseorang.

  "hallo Sungchan, ini mark"

"ah halo kak,ada apa?"

"dimana kakakmu?" tanya Mark dengan nada sedikit meninggi.

  "dia keluar pagi tadi diantar pak Joko. Ada apa kak?"

  "tak apa" Mark menutup teleponnya, ia mengerang frustasi.

  "Sialan kau Lee Jeno"

"ARGHHH" Mark berteriak kesal membuat orang-orang menatapnya dengan pandangan aneh dan berbisik-bisik.

Akhirnya Mark memilih duduk di kursi panjang taman kota dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi tersebut, kepalanya terasa pening memikirkan semua ini.

"ibu maafkan aku"

Ia takut sekali ibunya kecewa pada Luka. Walau dirinya mengatakan bahwa akan mengusahakan membawa Luka pada ibunya.

.

.

.

Disisi lain Jeno dan Alluka bermain di timezone dengan perasaan yang bahagia sampai matahari mulai tenggelam

Alluka tiba-tiba mengingat seusatu, hal itu membuat pergerakannya terhenti.

  "a-astaga aku lupa" Ia memasang wajah gugup.

"ada apa Luk?"

"J-jeno ayo pulang" Ucapnya dengan nada bergetar.

  "hei kau kenapa Luk? oke baiklah ayo pulang jangan begini, aku takut" Jeno mengelus surai panjang nan halus milik Luka dengan lembut lalu merangkul pundak anak itu menuju halte bus.

Masih asik menunggu di halte bus, Luka dan Jeno dikagetkan dengan sepeda hitam yang melaju dengan cepat dan tiba-tiba berhenti didepan mereka.

Helm hitam milik lelaki itu terbuka dan menampilkan wajah lelaki tampan pemilik nama Huang Renjun.

Tanpa aba-aba ia langsung menarik kerah baju milik Jeno dan memukul rahang anak itu hingga tersungkur ditanah.

"sialan, kakakmu sekarat kau malah bermesra-mesraam disini? bodoh, egois" Renjun beralih menatap Luka yang memasang wajah kaget dan air mata yang menetes.

  "jangan harap kau bertemu Mark lagi wanita sialan!"

  "jangan harap kau bertemu Mark lagi wanita sialan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Update an terakhir guys sebelum Hiat. Tunggu aku kembali ya !


                       ~ S e e Y o u L a t e r ~

To The Bone | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang