14. Pertemanan

128 19 0
                                    

Memang, hari Sabtu adalah hari tersantai dari satu minggu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, semua urusan di hari Senin dialihkan ke hari Minggu. Biarlah hari Sabtu dibuat untuk melepas penat, seperti kumpulan teman sebaya ini.

Mereka seperti orang gila yang berteriak-teriak, melakukan karaoke dalam mobil. Kadang lagunya enerjik, kadang lagunya sedih. Dalam selang beberapa detik saja mereka bisa berubah ekspresi mengikuti irama lagu.

Jisoo sandarkan kepalanya di sandaran kepala Jihoon yang duduk di depannya. Kepalanya menghadap langsung ke radio mobil yang tengah memutar lagu. Secara teknis, kepala Jisoo menyembul di antara kursi pengemudi dan kursi penumpang di samping kemudi.

Dipegangnya botol, berlagak seperti seorang penyanyi yang sangat menghayati lagu. Ekspresinya juga ikut bermain, mengundang lirikan aneh dari Jihoon. "Kita nggak minum alkohol, tapi kamu kok kayak orang mabuk, Soo?"

Mendengar sinisan itu membuat yang lain tertawa. Seokmin tarik Jisoo agar kembali duduk dan tak mengecohkan kefokusan Mingyu dalam menyetir. "Itu Mingyu lagi nyetir, Soo," ucap Seokmin mengingatkan.

"Iyaaa," sahut Jisoo, menyandarkan kepalanya di bahu Seokmin. Ia kini berniat melakukan karaoke secara biasa-biasa saja.

Belum sempat Jisoo menyanyikan lirik lagu, dia sudah dipotong oleh pertanyaan Wonwoo. "Tadi ada yang nutupin pintu rumahmu. Itu siapa, Soo?" Wonwoo bertanya sedikit bergidik karena Jisoo pernah cerita soal keangkeran rumahnya yang ternyata hanya cerita bohongan saja. Walau begitu, Wonwoo masih saja takut untuk berkunjung lagi ke rumah Jisoo.

Jisoo baru sadar bahwa ia tak pernah menceritakan hal-hal tentang Seungcheol. Mungkin untuk sementara dia akan memilih opsi bercerita biasa saja. "Itu temen kerja Papa, lagi nginep. Ganteng, sih, muda lagi," jelas Jisoo, sembari melirik sedikit ke wajah Seokmin.

Terakhir kali ia membuat cemburu Seokmin itu sudah lama, mungkin saat keduanya masih di kelas 11 dengan cara memuji guru muda bernama Jeonghan. Kini, dia berniat membuat cemburu lagi dengan memuji Seungcheol.

"Aku muda juga, kok, Soo. Ganteng lagi," gumam Seokmin yang terdengar kesal. Jisoo lantas tertawa mendengar reaksi Seokmin. Dipeluknya pemuda berhidung bangir itu, membuat acara romantis bagi teman-temannya yang tak memiliki pasangan. Yang lain langsung memutar mata bengis karena sedikit iri tak punya siapapun untuk dipeluk.

"Pacaran terus!" sahut Minghao dari kursi paling belakang. Jisoo hanya tertawa. Begitulah dinamika pertemanan mereka yang memiliki sepasang kekasih dalam grup. Kadang mereka mendukung, kadang mereka iri.

Lagu-lagu terus terputar hingga berhenti saat mereka sudah sampai di taman yang memang berada tepat di depan gedung walikota. Mingyu matikan radio mobil, kemudian menoleh ke belakang. "Kita udah sampai!"

Semuanya bersorak gembira, seakan-akan melakukan perjalan dari kota satu ke kota lain. Namun, mereka memang sedang senang karena masih bisa menghabiskan waktu bersama. Setelah acara prom night, mereka akan disibukkan dengan ujian masuk perguruan tinggi.

Serentak, mereka semua keluar, pengecualian untuk Minghao dan Wonwoo yang duduk di tempat paling belakang sehingga perlu bantuan untuk keluar. Mereka lalu mengambil bekal-bekal yang mereka bawa dari rumah yang tadinya mereka letakkan di bagasi mobil.

Tamannya cukup ramai, tapi masih menyisakan banyak spot kosong sehingga Mingyu tak susah untuk memarkirkan mobil. Mereka berjalan, mencari spot yang bagus. Setelah didiskusikan secara gamblang, mereka pilih tempat yang terletak tepat di bawah pohon rindang.

Mereka bentangkan kain sebagai alas kemudian meletakkan kotak bekal di tengah-tengah untuk menahan kain. Setelahnya, mereka lepas sepatu dan duduk melingkar di atas alas.

"Ayo buka!" ucap Wonwoo semangat. Dia paling menunggu apa isi kotak bekal Seokmin dan Mingyu yang terkenal jago memasak. Satu persatu dari mereka pun mulai membuka kotak bekal masing-masing.

Jihoon membawa salad buah, isinya beragam. Ada anggur, apel, mangga, dan lain-lain. Tak lupa pula diberi mayones yang dicampur SKM serta parutan keju. Menu yang menyegarkan.

Minghao membawa roti panggang. Yang menggiurkan adalah roti ini dipanggang dengan margarin dan dioleskan Nutella sebagai isian, membuat perpaduan rasa asin dan manis yang pas. Minghao juga membawa Coca-Cola berukuran 1liter sebagai penghilang dahaga.

Mingyu membawa burger. Burger yang bukan sembarang burger karena burger ini memiliki isi yang banyak. Tingginya pun bisa mencapai 8cm. Pantas saja Mingyu merengek saat Jihoon tak sengaja menimpa kotak bekal Mingyu dengan kotak bekal Jisoo.

Wonwoo membawa paha ayam yang kulitnya dibalur dengan tepung sehingga membuat tekstur renyah. Sebagai permintaan maaf atas simpelnya menu yang dia buat, dia bawa susu UHT rasa coklat dan Pepsi berukuran 1 liter.

Kini giliran Jisoo, menunjukkan sandwich yang biasa dia makan sebagai pengganjal perut di sekolah. Yang lain masih penasaran apa rasanya karena tak pernah mencobanya. Jisoo hanya membawa bekal itu disaat-saat tertentu.

Giliran Seokmin yang membuka kotak bekalnya, menunjukkan onigiri yang dia buat. Yang spesial dari onigiri Seokmin adalah bentuknya. Wonwoo dibuatkan bentuk kucing, Mingyu bentuk anjing, Jihoon bentuk awan, Minghao bentuk kodok, dan Jisoo bentuk rusa. Semua mata berbinar saat melihat onigiri buatan Seokmin.

"Ih, lucu! Aku yang bentuk awan, kan?" tanya Jihoon penuh antusias. Matanya ikut tersenyum, sama seperti mata si onigiri berbentuk awan.

Mata berbinar Jisoo lama-lama meredup saat menyadari sesuatu. "Kamu nggak ada, Seokmin?" tanya Jisoo. Dahinya mengernyit karena hanya ada 5 bentuk, kurang 1.

"Aku ngeliatin kalian aja udah senang," jawab Seokmin yang tak berhasil mematahkan perasaan sedih Jisoo. "Anggap aja deh aku kotak bekalnya yang menampung kalian semua." Mendengar hal itu, otak Jisoo mendadak mengingat seseorang yang seperti Seokmin di masa depan.

Choi Seungcheol.

Saat Jisoo pikir dia tak akan menemukan Seokmin di diri orang lain, dia salah. Seungcheol seakan-akan Seokmin versi berbeda nasib. Mereka sama-sama dewasa, selalu mengalah, dan lembut.

"Tapi, kamu selalu diterima sama kita, ya, Seokmin. Jangan merasa mengasingkan diri," pesan Minghao membuat Jisoo tersadar. "Yuk, sekarang makan!" Semuanya langsung menyiapkan sendok dan memakan makanan yang tersaji.

Jisoo ambil onigiri berbentuk rusa. Jisoo selalu dikaitkan dengan rusa karena matanya yang begitu indah seperti rusa. Seokmin selalu memuja matanya, sama seperti Seungcheol di masa depan.

Disaat Jisoo merasa kurang percaya diri karena fitur wajahnya, Seungcheol selalu memujinya, sama seperti Seokmin. Seokmin dan Seungcheol seperti orang yang sama, namun berbeda nasib.

Otak Jisoo kini memikirkan hal yang diucapkan Seungcheol kemarin. Apakah Jisoo tak seharusnya merenggut takdir Seokmin? Apakah Jisoo tak seharusnya menyelamatkan Seokmin? Maka dari itu Jisoo membutuhkan satu hal untuk memperjelas bagaimana nasih Seokmin ke depannya.

Komunikasi.

[✓] Lost Memories | SeokSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang