"Mungkin sekarang sudah aman." Lucas berdiri mengambil sinyal bantuan.
Di mana lelaki itu sibuk menyalakan sinyal bantuan, Kivandra fokus ke arah lain. Gadis itu melihat sebuah bunga aneh yang begitu asing baginya.
Itu membingungkan, Kivandra merasa bahwa semua jenis bunga telah diketahuinya.
"Putri, sinyalnya sudah dikirim. Sebentar lagi akan ada ksatria yang datang." ujar Lucas lalu berbalik.
Kivandra berterima kasih lalu kembali fokus terhadap bunga tersebut.
Berwarna putih salju, bentuknya sedikit aneh. Cahaya dari bulan seolah ditarik oleh bunga itu, tampak berkilau.
"Putri?"
"Oh," Kivandra tersentak, ia seolah baru saja dihipnotis bunga tersebut. "Bunga ini cantik sekali, duke."
"Di mana bunganya?"
"Di sini—eh?"
Bunga berkilau itu hilang secara tiba-tiba, aneh.
Lucas mendekat, "Apakah bunganya menghilang, putri?"
Kivandra mengangguk, "Ya."
"Pasti bunga itu memiliki kaki yang panjang sehingga bisa kabur dari pandangan saya. "
"Haha, sedari tadi, kan, Duke sibuk menyalakan sinyal." balas Kivandra sedikit lucu.
"Benarkah?" Lucas kembali bersandar di pohon, "Menyalakan sinyal tak butuh waktu lama. Saya hanya fokus ke pada anda, putri."
Kivandra menatap Duke of Zephyr yang super tampan, "Kenapa?"
"Tidak tahu, saya juga bingung dengan perbuatan saya." Lucas tersenyum, "Omong-omong ... saya sedikit heran."
"Heran?"
"Putri Dhipa yang saya ketahui sangat dingin dan tidak suka bercanda. Beliau juga sangat anti dengan kekotoran seperti tanah."
Kivandra tersentak.
"Hari ini putri sangat berbeda, ya." lanjut Lucas.
"Saya .... "
Srak.
Tiba-tiba datang segerombolan orang dari balik semak-semak. Mereka ksatria dengan dua baju berbeda.
Ksatria Istana dan ksatria dari Duke of Zephyr.
"Kivandra!" Usha bergegas datang dengan wajah yang rumit.
Begitu juga Ethan yang berlari mendekat, "Kau terluka?"
"Tidak, pangeran. Duke melindungi saya."
Usha menoleh ke arah Lucas dan menunduk, "Terima kasih atas bantuan anda, Duke."
Lucas ikut menunduk, "Sebuah kehormatan bisa menyelamatkan yang mulia putri."
"Kau kedinginan." Ethan melepas jubahnya lalu memasang ke tubuh kecil Kivandra, "Seberapa dingin kulitmu ... astaga."
"Terima kasih, pangeran."
".... Aku kan sudah bilang untuk memanggilku kakak."
Kivandra mengangguk, "Oh, benar, kakak."
"Bagus."
Usha menoleh, "Ayo kita pulang."
Pulang.
Istana adalah tempat pulang.
"Ya, kakak."
Benar, istana adalah tempat pulang. Tempat pulang sementara hingga putri asli terbangun dari penyakitnya.
Kivandra tersenyum, semoga putri asli segera sembuh.
***
Di Istana, Kivandra segera dibawa Helen menuju kamar mandi. Seluruh gaunnya kotor dengan debu, rambutnya juga berantakan.
Selama mandi, Helen mengucap banyak omelan hingga telinga Kivandra sakit. Tetapi gadis itu tahu, Helen sangat khawatir padanya.
Kivandra senang.
"Nona, Ayo segera tidur. Saya akan membawakan susu ha—"
Tok tok tok
Pintu kamar diketuk, Helen menghentikan ucapannya dan mendekat ke arah pintu.
Ceklek.
"Eh, Tuan Deren."
Deren, asisten pribadi kaisar, tersenyum. "Nona Kivandra, Kaisar ingin bertemu dengan anda sekarang."
"Sekarang?"
"Iya, nona."
Kivandra segera mengganti bajunya dengan layak lalu pergi menemui Kaisar di Aula utama. Gadis itu berjalan sembari dipandu oleh Deren.
"Baginda, nona Kivandra sudah tiba." ujar Deren.
Kaisar mengangguk. Walau sekarang sudah larut dan langit sangat gelap, Kaisar tetap memakai pakaian kerjanya. Tampak sangat berat dan menyulitkan.
"Apakah kau terluka?"
Kivandra menunduk hormat, "Tidak, baginda."
"Baguslah. Aku akan menurunkan perintah untuk menyelidiki penyusupan ini. Kau harus bekerja sama dengan baik nanti, jawab pertanyaan para detektif."
"Baik, baginda. Terima kasih atas perhatian anda."
Kaisar terdiam sebentar lalu mendengus kecil, "Aku sudah memperhatikan dari dulu. Kau tak pernah memanggilku ayah."
"Oh, maaf?"
"Aku sudah memerintahkan dirimu untuk memanggilku ayah."
Kivandra menggaruk telinganya aneh, ekspresinya canggung. "Saya mohon maaf, a-ayah."
"Hum, teruskan seperti itu. Ini agar kau terbiasa memanggilku ayah di pesta yang akan datang. Dan ... besok pergilah ke tempat pelatihan, pilih ksatria pribadimu."
Kivandra tampak terkejut, "Oh—Baik, Ayah, terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...