"Kau tahu si pengganti? Dia sangat mengesalkan."
"Oh, maksudmu gadis pengganti tuan putri? Astaga, itu benar. Dia hanya rakyat biasa tapi berlagak seperti putri sungguhan."
Kivandra terdiam, telinganya fokus mendengarkan. Dua orang pelayan berbisik dari balik tiang lorong.
Pelayan itu meneruskan ucapannya, "Kudengar ia sok dekat dengan para pangeran sambil memanggil kakak. Penjilat hebat."
"Dia juga suka meminta susu hangat di malam hari, kenapa hidupnya mewah sekali? Dia hanya rakyat biasa!"
"Berlagak seperti putri sungguhan, menjijikkan!"
Helen tampak terkejut, segera ia menghampiri kedua pelayan itu.
"Eh? Helen?"
"Apa yang kalian lakukan di depan nona!" bentak Helen, "Kaluan lihat nona mendengar semuanya!"
Kedua pelayan itu menatap Kivandra yang terdiam di tempat. Wajah mereka pucat. Bagaimana pun, Kivandra bisa saja mengadu ke pada anggota kerajaan.
"A-apa yang harus kita lakukan?" tanya pelayan itu gemetaran.
Helen menghela napas kesal, "Minta maaf!"
Kedua pelayan itu berlari mendekati Kivandra yang terbeku.
"Nona! Kami ...."
Mereka terdiam melihat ekspresi Kivandra yang sulit dijelaskan. Begitu tampak jatuh, seolah baru saja menyadari sesuatu yang buruk.
"Aku—" Kivandra membuka suara seraknya, "Aku minta maaf."
Ekspresi gadis itu rumit.
"Aku tidak tahu bahwa sikapku sudah sangat sombong di sini, aku memang hanya rakyat biasa yang kotor." lanjutnya.
Helen mendekati Kivandra dengan tergesa-gesa, "Nona .... "
"Aku memang sudah berlagak, mohon maafkan aku." Kivandra menunduk dengan dalam.
Kedua pelayan kembali terkejut, mereka tampak gelisah. "Seharusnya kami yang minta maaf! Maafkan kami!"
Lorong terasa memiliki atmosfer menegangkan. Kivandra tetap pada ekspresi buruknya.
***
Setelah kejadian itu, Kivandra mulai membatasi dirinya kembali seolah membuat peraturan baru. Tak ada susu hangat di malam hari, sangat formal ke pada anggota kerajaan, dan sopan pada seluruh pekerja Istana.
Karena Kivandra hanya rakyat biasa.
Tok tok tok
"Nona, detektif untuk anda datang." ujar Helen dari luar kamar.
Kivandra bergegas datang dan membuka pintu. Gadis itu menunduk sopan pada Helen, begitu juga dengan detektif.
Helen tampak sedih, "Tuan putri, anda tak perlu sesopan itu."
Tidak menjawab, Kivandra hanya tersenyum sopan. Ia fokus ke pada detektif yang ditugaskan Kaisar.
Sekarang Helen memanggilnya putri karena ada orang asing di depannya, detektif menganggap Kivandra sebagai Putri Dhipa.
"Saya akan mewawancarai anda terkait kejadian di pesta kemarin. Kita akan melaksanakannya di ruang tamu Istana, apakah anda tidak keberatan?" tanya detektif itu.
"Tentu, mari ke ruang tamu, Tuan detektif." balas Kivandra.
"Ah, tunggu." Ara tiba-tiba muncul, "Biarkan saya menemani anda."
"Terima kasih, nona Ara."
"...."
Pergi menuju ruang tamu, Helen segera menyajikan secangkir teh. Detektif mulai mengajukan pertanyaan terkait kejadian di pesta kedua Kivandra.
Kivandra sendiri tak bisa menjawab banyak, ia hanya tahu jika penyusup itu mengincarnya sebagai Putri Dhipa. Bahkan, fakta itu ia ketahui dari Lucas.
Detektif mengangguk setelah mencacat banyak informasi, "Terima kasih atas kerjasama anda, tuan putri."
"Omong-omong ... saya melihat sebuah logo di baju penyusup itu. Mungkin logo sebuah organisasi." Imbuh Kivandra.
Menghentikan kegiatan mencacatnya, detektif tampak bersemangat. "Bisakah anda menggambarnya di kertas ini?"
"Tentu."
Kivandra mulai menggambar logo yang ada di dalam ingatannya. Tak butuh waktu lama, segera ia berikan kertas itu pada detektif.
"Astaga," Tuan detektif tampak sangat terkejut, "Ini sudah bisa diketahui pelakunya." ungkap ia.
"Benarkah?"
"Ya, terima kasih atas kerja sama anda, tuan putri! Anda sangat membantu dalam penyelidikan ini, bahkan sangat!"
"Itu ... syukurlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...