Mortal Enemy

42 13 0
                                    

"Mortal Enemy"

Kata Bagas yang langsung mendapat tatapan dari mereka semua.

Sekarang inti All Star dan Peace Diamond sedang berada di taman dan membahas suatu hal.
Setelah tadi Tasya dan Oliv tertidur, mereka menunggu beberapa saat di depan ruang inap kedua Queen nya itu, lalu pergi menuju ke taman rumah sakit.

"Mortal Enemy bukannya--"

Tezza tak sempat melanjutkan perkataannya karena langsung dipotong begitu saja oleh Bagus.

"Yah, Mortal Enemy! Musuh terbesar kita"

Jawab Bagus tegas dengan tatapan tajam ke arah depan.

"Kalian sadar gak sih, kalau kayaknya selama ini kita di adu domba oleh Mortal Enemy?"

Tanya Aldo sambil menatap ke arah mereka satu persatu.

"Gue sadar"

"Awalnya gue biarin, karena gue kira mereka bakal berhenti sendiri karena kita gak menanggapi mereka"

"Tapi ternyata, mereka malah menjadikan Oliv dan Tasya sebagai umpan"

Kata Bagas tegas sambil menatap mereka satu-persatu.

"Jadi..."

"Gak ada salahnya kalau sekarang kita maju bersama-sama buat balas dendam atas hal yang udah mereka lakuin ke Tasya dan Oliv"

Kata Bagus melanjutkan ucapan Bagas tadi.

Sekarang, Bagas dan Bagus saling menatap satu sama lain. Dan beberapa saat kemudian mereka tersenyum miring secara bersamaan. Senyuman yang menyeramkan.

Degg

Semua inti All Star dan Peace Diamond dibuat terkejut lagi oleh senyuman yang dikeluarkan oleh Bagas dan Bagus.
Sudah ke sekian kalinya mereka melihat hal yang mirip dari Bagas dan Bagus.
Dari ekspresi khawatir nya, marahnya, tatapan tajamnya, dan sekarang senyum miringnya.
Kali ini, senyum miring yang mereka keluarkan membuat wajah mereka berdua terlihat sangat mirip. Dan inti All Star dan Peace Diamond merasakan aura yang sama dari 2 ketua itu.

Pertanda apakah ini?

"Woyy kenapa bengong?"

Tanya Bagas saat melihat inti All Star dan Peace Diamond sedang melamun.

Semua inti sedang memikirkan hal yang sama, yaitu tentang kemiripan Bagas dan Bagus yang tidak biasa.

"Eh e-enggak"

Jawab Gio mewakili yang lainnya dengan suaranya yang terdengar sedikit gemetaran.

"Jadi... Apa yang akan kita lakuin?"

Tanya Tezza mengalihkan pembicaraan.

"Pembalasan"

Jawab Bagas dan Bagus secara bersamaan dan lagi-lagi muncul lah senyum miring dari wajah mereka yang membuat inti lainnya kembali tercengang dengan kemiripan ke dua ketuanya itu.

"Kita datangin markas nya?"

Tanya Affan sambil menatap ke arah mereka semua.

"Yes, kita akan balas dendam"

"Tapi ingat, jangan sampai Tasya sama Oliv tau kalau kita mau ke markas Mortal Enemy"

Kata Bagas sambil menatap mereka semua, dan dijawab anggukan oleh semuanya.

Karena hari sudah mulai petang, mereka pun kembali menuju ruang inap Tasya dan Oliv.

Seiring berjalannya waktu, kini hari sudah mulai malam dan mereka semua mulai mengantuk.

Bagas & Bagus (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang