Empat

9.1K 1.2K 2
                                    

Gellan memperhatikan Bianva yang sedang makan es krim dihadapannya dengan gemas, gadis itu terlihat seperti anak kecil, ia makan tanpa memperhatikan penampilannya. Melihat Bianva selalu membuat Gellan tenang, semua masalah yang akhir-akhir ini ia alami seakan-akan hilang seperti busa hanya dengan melihat wajah Bianva.

"Kenapa?" Bianva bertanya, Gellan sejak tadi terus-menerus memperhatikannya membuat pipinya panas.

"Kamu cantik." Puji Gellan.

Bianva tersenyum malu-malu. "Tahu kok."

Gellan tertawa geli, dia sangat manis ketika tertawa seperti itu memperlihatkan lesung pipinya. "Habis ini mau kemana?" Dia mengambil selembar tisu dan mengusap sudut bibir Bianva.

"Kak Bredy suruh pulang sebelum jam 10." Dia mengerucutkan bibirnya. "Ish padahal aku udah gedek, ngapain sih ada jam malamnya."

Gellan mengelus punggung tangan Bianva. "Itu artinya dia sayang dan peduli sama kamu." Gadis ini benar-benar beruntung, memiliki keluarga yang peduli padanya. "Cepat habisin, nanti aku antar kamu ke rumah."

"Engga usah."

Gellan menatap seseorang yang tiba-tiba hadir di meja mereka, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Bredy disini.

"Kakak ngapain disini?" tanya Bianva.

Bredy kakak laki-laki Bianva tanpa banyak bicara tiba-tiba ia menarik kerah baju Gellan dan menggeret keluar dari restoran tempat mereka makan.

"Kakak!" Bianva mengejar.

Gellan dilempar hingga ia jatuh dan menubruk motornya sendiri, laki-laki itu batuk, cekraman Bredy sangat kuat hingga membuatnya kesulitan bernafas.

"Kakak apa-apaan sih?!" Bianva berdiri diantara keduanya, ia melindungi Gellan dari amukan Bredy.

"Lo tanya kenapa? Ini lihat." Bredy memberikan sebuah amplop pada Bianva. "Pacar kesayangan lo itu selingkuh."

Bianva tentunya tidak akan percaya semudah itu, ia membuka amplop itu dan melihat beberapa foto Gellan yang sedang bercumbu dengan mesrah di sebuah Club ternama. "Gellan, kamu?" Bianva menatap Gellan tidak percaya. "Kamu selingkuh?"

"Aku engga..." Kata-kata Gallen terhenti ketika Bianva melempar foto-foto itu padanya.

Kedua mata Gallen membelak kaget.

Ini kan Club yang ia datangi di malam perceraian kedua orang tuanya? Tapi seingat Gellan ia tidak pernah melakukan tindakan memalukan seperti ini? Tunggu kenapa kalung itu sama dengan kalung yang Bianva berikan padanya?

Siapa yang mengambil foto-foto ini?

Kita lihat aja siapa yang kalah

"Noel sialan," gumam Gellan. "Itu bukan aku Bianva, coba kamu perhatikan baik-baik."

"Kamu benar-benar?!" Bianva mendekat dan menampar Gellan dengan keras. "Kamu tega yah?" Air matanya mengalir. "Bukan kamu? Terus kalung yang dipakai ini? Kalung siapa? Aku ngasih kalung ini untuk kamu."

"Engga tunggu, aku di-" Gellan ingin mengatakan sesuatu namun Bredy langsung menendang perutnya, dengan cukup keras.

Gellan meringis, dia meringkuk di tanah.

Sakit, sakit sekali!

"Jangan berani lo dekatin adik gue lagi." Bredy menarik kerah baju dks mengancam Gellan. "Bangsat, harusnya sejak awal gue engga pernah percaya sama lo."

"Gue dijebak! Lo tahu kan seberapa sayang gue sama adik lo?!" seru Gellan, tidak tolong jangan ambil Bianva darinya.

Jika Bianva pergi, kepada siapa ia harus meminta kasih sayang.

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang