Dua Puluh Delapan

8K 1.3K 64
                                    

Elona menatap sekitarnya dengan tatapan kagum. Ia tidak pernah berada di tempat seperti sebelumnya dan ternyata cukup menyenangkan untuk berada disini. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, tidak ada yang mengomentari satu sama lain, teman-teman Risa baik dan mereka semua memperlakukan Elona dengan sangat baik.

"El, pesan lagi aja, gak apa-apa, Gellan mah anak orang kaya."

"Hamburger disini terkenal banget, lo engga mau coba."

"El, satu sekolah sama Risa dan Gellan kan?"

Mereka semua bertanya dulu padanya sebelum menentukan sesuatu.

Elona tidak pernah bertemu dengan orang-orang seperti ini sebelumnya.

"Urus diri sendiri, jangan ganggu Elona gue!" Risa juga baik, meskipun penampilannya terlihat galak dan sulit untuk didekati dia adalah gadis yang menyenangkan.

Sudah lama Elona tidak pernah merasa sesantai ini, hanya untuk malam ini bolehkah ia sedikit egois? Bolehkah ia melupakan semua penderitaannya selama ini dan bersenang-senang dengan orang-orang yang mungkin bisa ia sebut dengan teman? Hanya untuk malam ini, Elona ingin mementingkan dirinya sendiri.

"Yasghir lo tahu gue ketemu jodoh gue hari ini." Risa sudah tidak duduk di samping Elona lagi, ia merangkul Yasghir.

"Semua cowok lo bilang jodoh lo, endingnya gue dah tahu." Yasghir berujar kesal, Risa kalau udah minum-minuman engga bisa berhenti.

"Ih! Beneran tahu!" Risa terkekeh geli. "Dia Dokter, umurnya baru 27, dia kenalan Elona, ganteng banget tahu, terus aura cowok baik-baik keluar semua, gue geram mau rusak!" Dia mendusel-dusel dada Yasghir. "Huweeeee! Yasghir doain gue dong, semoga semuanya berjalan mulus gitu! Hahahaha!"

"Risa tidak apa-apa?" tanya Elona.

"Dia emang gitu."

Bahu Elona menegang, tanpa harus melihat, ia tahu siapa yang saat ini duduk di sampingnya menggantikan posisi Risa.

Karena gugup telapak Elona berkeringat dan tenggorokannya terasa kering.

Ia meneguk air minumnya.

"Lan, lo mau pesan apa?" tanya laki-laki yang duduk di hadapan mereka.

"Cola dingin," jawab Gellan.

"Engga makan?"

Gellan menggeleng kecil. "Nanti aja."

"Oke, minum juga gak?"

"Nah, gue engga minum lagi." Jemari Gellan mengetuk-ngetuk atas meja.

"Cieeee Gellan jadi anak baik sekarang."

Gellan tertawa geli. "Gue bisa jadi jahat kalau lo mau."

"Engga deh, lo marah ngeri."

"Noel aja sampai ketakutan hahaha."

"Btw masalah Noel gimana? Kenapa sampai sekarang lo diam aja?"

"Nanti, ada seseorang yang gue tunggu." Ekor mata Gellan melirik Elona, gadis itu terlihat sangat tidak nyaman, ia jadi segan untuk mendekatinya.

"Jangan lama-lama, dia entar lagi tamat."

Gellan tersenyum mengerikan. "Mau pergi kemana dia? Urusannya sama gue diselesain dulu."

"Uwih, seram."

Elona mengangguk setuju.

Gellan benar-benar menyeramkan.

Ia tidak suka.

Ia benci.

Ini menyesakan, ingin meminta Risa kembali tapi, sekarang gadis itu sedang bermanja-manja dengan Yasghir.

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang