Delapan

8.6K 1.2K 60
                                    

Gellan menatap jijik sesuatu yang disebut rumah oleh Elona beberapa detik yang lalu. Tempat ini jauh dari kata rumah menurut Gellan. Ukurannya hanya 3×4, toilet, kamar, dapur, dan tempat santai semua dijadikan satu, Gellan tidak bisa membayangkan hal ini, bagaimana bisa ada manusia yang tinggal di tempat yang cocok disebut kandang kuda ini, bahkan toiletnya lebih luas dari tempat ini.

"Hehehe." Suara cengengesan Elona terdengar, gadis itu sedang memasak sesuatu di dapur maksudnya didepan matanya, tidak ada ruang pribadi disini kecuali toilet.

Oh yah! Ada satu manusia tinggal disini dan ditambah dirinya jadi dua.

Gellan bahkan tidak tahu harus duduk dimana karena tidak ada alas untuk duduk, jika pantatnya menyentuh lantai rasa dingin yang ia rasakan, pantesan saja tubuh Ares sakit-sakitan, dia tinggal di tempat se-mengerikan ini bahkan tadi sekilas Gellan bisa melihat beberapa kecoa yang lagi jalan-jalan.

Gellan menelan Saliva-nya, ia mengucek-ngucek matanya untuk memastikan dimana keberadaan kecoa itu.

Ia harus menjauh dari kecoa itu!

"Ares?"

"Iya!" Gellan menjerit keras, tepukan Elona di bahunya membuat bocah laki-laki itu kaget.

"Kenapa? Kamu tidak enak badan? Kok pucat?"

Gellan tidak menjawab, ia mengelilingi tempat ini tanpa memperdulikan Elona yang masih setia mengikutinya.

"Kamu ngantuk? Nanti dulu, kita kan belum makan malam."

Wajah Gellan berubah horor ketika hanya melihat satu tempat yang sepertinya disebut tempat tidur.

Mana kasurnya?

Kenapa hanya ada gumpalan kapas tipis disini?

Lalu bagaimana ia tidur?

Apa mereka akan tidur bersama?

"Ares, ayo makan."

Jantung Gellan berdebar kencang, untuk pertama kalinya entah kenapa ia merasa gugup.

"Maaf yah kakak hanya bisa masak ini." Dia nyengir.

Gellan terdiam, ia menatap gadis itu dengan sorot mata tidak mengerti.

Bagaimana dia hidup selama ini?

Makan malam mereka dipenuhi dengan sayuran, tidak ada daging, hanya sayur dan nasi, sayur yang dimakan juga terlihat lesuh, seperti sayur yang sudah rusak.

Penampilan makanan bahkan lebih buruk dari makanan yang ia masak terakhir kali.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Apa Gellan harus memakan makanan Kambing itu?

Padahal selama ini ia tumbuh dengan makanan sehat dan bergizi kenapa sekarang derajatnya jatuh banget.

"Kenapa kita makan ini?" tanya Gellan, ia menatap Elona dengan pandangan kakak bodoh yang tidak sayang pada adiknya.

Elona duduk di lantai, tanpa kursi atau meja mereka makan dengan saling berhadapan. "Maaf kakak belum gajian, jadi tidak bisa beli Daging untuk kamu." Sebenernya ia sudah gajian tapi teman-teman Bianva mengambil uangnya, selalu seperti itu, mereka selalu tahu kapan ia gajian.

Lebam di dahi Elona adalah hasil dari perlawanan diri, ia berhasil mempertahankan uang 20 ribuan untuk makan hari ini. Besoknya Elona tidak tahu mereka akan makan apa yang jelas hari ini mereka bisa makan, mungkin ia akan mengambil makanan sisa dari restoran tempat ia bekerja.

Gellan duduk dengan tegang, rasanya ia seperti sedang menghadapi kematian.

Elona tersenyum manis, ia memberikan semangkuk nasi isi sayur rebus itu kepada Gellan. "Makanlah."

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang