Delapan Belas

7.5K 1.2K 44
                                    

Hari ini mereka pergi jalan-jalan. Elona membawa Ares ke sebuah SD dekat rumah, rencananya ia ingin memperkenalkan kehidupan sekolah kepada Ares. Selama ini Elona terlalu sibuk hingga ia tidak pernah memikirkan hal ini, setelah Ares sembuh Ia ingin menyekolahkannya, meksipun sulit ia akan memenuhi semua kebutuhan Ares sampai ia dewasa nanti.

"Lihat disana banyak anak seusia kamu lagi main." Elona menunjuk arah lapangan Bola, banyak siswa-siswi yang sedang bermain disana.

Gellan menatap pemandangan itu dengan mata mati, mana mungkin ia mau berhubungan dengan anak-anak SD, Gellan benci anak-anak. "Engga mau."

"Kenapa?" Elona menatapnya sedih.

Gellan termenung sejenak kemudian mengalihkan pandangannya. "Ares engga suka anak-anak, Ares udah besar."

Elona langsung menyentil dahi Ares. "Mereka seusia kamu,"

Gellan mengelus dahinya, matanya berkaca-kaca. "Jahat! Sakit tahu!" Bibirnya mengerucut.

"Eh, maaf, sakit yah?" Elona panik sendiri, ia berjongkok dan menghembus dahi adiknya sembari di elus-elus. "Maaf yah, kakak engga tahu kalau rasanya sangat sakit sampai kamu menangis." Elona menghela nafas. "Kalau kamu engga mau main sama mereka gak apa-apa, kakak cuma merasa selama ini kamu pasti kesepian karena engga punya teman jadi kakak bawa kamu kesini, maaf yah." Dia merunduk sedih.

"Oke, Ares main." Wajahnya berubah serius, di dalam kepalanya entah kenapa situasi ini mirip dengan ketika ia menemani Ibunya ke perusahaan Papa, dulu, waktu kecil.

Elona langsung menatapnya dengan kedua mata yang berbinar. "Beneran?"

Gellan mengangguk, entahlah hanya saja ia tidak suka melihat Elona sedih. "Kakak tunggu disini."

"Oke!" Elona duduk di bangku Kayu yang terdapat disekitar SD. "Kalau sudah selesai kakak disini yah."

Gellan mengangguk, ia berbalik arah, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya. "Ayo Gellan, lo pasti bisa." Ia menyemangati dirinya sendiri.

Elona tersenyum senang. "Semoga hari kamu menyenangkan."

Dengan mental baja Gellan mendekati segerombolan anak SD itu.

"Dia kecil sekali," gumam Elona.

Karena penyakitnya Ares tidak tumbuh seperti anak seusianya. Umurnya 7 tahun namun fisiknya seperti bocah berumur 3 tahun. Meksipun Ares sudah makan dan istirahat dengan baik nutrisi yang Elona berikan selalu hilang dimakan oleh penyakit itu.

Elona merunduk, ia memilin jemarinya.

"Semoga kamu panjang umur,"

Sementara itu Gellan yang sudah berada di pinggir lapangan Bola berdiri dengan gaya. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap lurus ke depan, memperhatikan anak-anak seusia dirinya yang sedang bermain, angin menghembuskan rambutnya.

"Wah ada Cogan!"

Gellan tersentak, ia menatap seorang anak perempuan yang berdiri di sampingnya.

"Hai kamu sudah pacar, mau pacaran dengan ku? Kamu kok kecil banget sih, tinggi kita sama!" Anak perempuan itu menyamakan tinggi mereka berdua.

Gellan melangkah mundur, ia tidak ingin berurusan dengan gadis agresif ini. "Gue punya pacar."

"Loh kok punya sih?! Emang pacar kamu secantik apa, putusin dia, pacarin aku! Nanti aku kasih Kinder Joy banyak-banyak!" Dia mengeluarkan beberapa buah Kinder Joy dari dalam Tas nya, cukup banyak. "Kamu ganteng banget, Roshi aja kalah!"

"Roshi siapa?" Gellan bertanya lempeng.

"Tuh!" Anak perempuan itu menunjuk seorang bocah laki-laki yang sudah menatap Gellan dengan tatapan membunuh.

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang