Empat Puluh Tujuh

7.4K 1.1K 67
                                    

Panggilan untuk siswa yang bernama Elona Sixa.

Harap hadir di ruang BK.

Secepat mungkin.

Ah jangan lupa bawa Gellan juga.

Trims.

Elona menatap sekelilingnya, sepi disini, siswa-siswi lainnya pasti sedang mencari tahu kejadian yang sedang terjadi di sekolah ini dan menyebabkan polisi ikut campur.

"Ayo pergi El."

Elona mengangguk mengerti. "Ada apa yah? Apa pihak sekolah mau ngeluarin aku dari sekolah," sudah hampir 2 bulan ia tidak masuk.

"Engga," Gellan tersenyum menenangkan. "Kita lihat dulu," siapa yang berani mengeluarkan Elona dari sekolah.

Elona tanpa kamu sadar sudah terlalu banyak yang Gellan lakukan untuknya. Gellan tidak akan menceritakan pada Elona, cukup dia dan orang-orang tertentu saja yang tahu, ia takut jika Elona mengetahuinya gadis itu akan lari darinya, suatu saat nanti ia akan memberi tahu nya, tidak untuk sekarang.

"Elona, Gellan, masuklah."

Tepat setelah pintu BK terbuka secara tiba-tiba Bianva berlari menerjang Elona dan berusaha menjambak rambutnya.

Melihat itu Gellan langsung menahan tubuh Bianva. "Gila lo, mau ngapain!?"

"Argh lepasin gue! Sialan! Ini semua karena lo! Mati saja sana! Benalu! Lo hidup banyak orang menderita!" Bianva menatap Elona penuh kebencian, ia seperti akan segera mencekik Elona jika Gellan tidak menghalanginya.

Elona tertegun, dia melirik semua orang yang ada di ruangan ini.

Ada Noel, dua orang yang datang ke Kosannya waktu itu, Bredy, Polisi, dan kedua teman Bianva, ada juga seseorang yang tidak Elona kenal.

"Bianva, jangan." Bredy menahan tangan Bianva, ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. "Kalau kamu melawan, hukumannya bisa lebih berat."

Nafas Bianva memburu, ia berjalan mundur, mengikuti Bredy.

"Elona, duduklah." Dia adalah Guru BK yang waktu itu meminta Elona untuk kembali bersekolah, Ibu Ratna.

Elona duduk, entah kenapa rasanya ia seperti sedang menghadiri sebuah pengadilan.

"Para polisi datang ke sekolah kita untuk menangkap Bianva, Noel, Ferno, dan Kaka."

Tubuh Elona merinding, gadis itu diam mematung.

Apa ini yang dinamakan Karma seperti yang Ares bilang padanya dulu?

Elona sudah sangat pasrah dalam menjalani kehidupan, ia ingin melakukan sesuatu untuk membuktikan kebenaran di hari itu. Dokter Eben bilang alasan kematian Ares adalah karena emosinya yang tidak terkendali dan Elona terlalu lama membawanya ke rumah sakit, waktu itu ia menceritakan semuanya pada Dokter Eben, pria itu ingin membantunya, namun Elona langsung menolak.

Ia tidak bisa membuat Dokter Eben kehilangan pekerjaannya hanya karena masalahnya.

"Saudari Elona kami akan menanyakan beberapa pertanyaan pada anda, tolong jawab sebenar-benarnya, kami ada untuk menegakkan keadilan untuk anda." Polisi itu tersenyum ramah padanya.

Ramah? Seingat Elona semua Polisi itu kejam dan bejat. Dia pernah meminta bantuan pada mereka? Dan apa yang ia dapatkan? Ia hampir dilecehkan, benar-benar menjijikkan membayangkan nya saja sudah membuat Elona hampir memuntahkan isi perutnya.

"Saudari Elona saya akan mengajukan beberapa pertanyaan pada anda terkait kejadian yang terjadi pada tanggal ×× ×× ×××× pernyataan apapun yang anda katakan, semuanya akan menentukan hukuman untuk mereka berempat."

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang