Empat Puluh Tiga

7.3K 1.1K 30
                                    

Mari kita lupakan kejadian di siang itu.

Sekarang adalah waktunya.

Waktu untuk........

"Mengalahkan Bianva Jalang!" seru Risa dengan bersemangat. "Hip! Hip! Hore! Pokoknya kita harus menang Elona!"

"Ah iya," Elona ragu akan itu. "Anu... Risa Rok-nya apa harus sependek ini?" Bahkan ia bisa merasakan angin menerpa pantatnya.

"Gapapa, kan ada celana pendek di dalamnya." Risa menepuk pundak Elona. "Kita ini seorang gadis, seorang gadis akan selalu bersinar ketika menggunakan Rok seperti ini!" Dia tersenyum manis.

"Aku tidak bisa gerak bebas kalau gini." Elona tidak tahu apa-apa tentang pakaian yang akan mereka gunakan, Risa bilang ia akan mengurus semuanya tenang saja. "Bagaimana kalau di terpa angin?" Itu adalah pemikiran yang buruk, sangat buruk.

"Biarin, Fanservis, poin tambahan untuk kita."

Elona diam, ia menutupi bagian belakang bokongnya dengan tangan.

Ini benar-benar mengganggu, ia tidak pernah menggunakan pakaian sependek ini. Sebenernya tidak terlalu pendek, masih lebih pendek seragam Cheers sekolah mereka, yang hanya 5 CM di bawah paha. Sebagai seseorang yang selalu menggunakan Celana Panjang dan Kaos rumahan, ini debut pertama Elona menggunakan Rok selain Rok Sekolah.

Rambutnya dikuncir dua, ia menggunakan Ankle Boots berbeda dengan Risa dan ketiga temannya menggunakan high heels, Elona merinding sendiri melihatnya, Risa juga mendadani Elona dia memberikan pewarna di bibir, kelopak mata, dan pipi Elona.

"Lo cantik banget, didandani makin cantik yah." puji salah satu teman Risa.

"Makasih," karena Elona putih, ia gampang tersipu.

"Gila, si Gellan lagi nyari sensasi."

"Kenapa?" tanya Risa pada temannya itu.

Teman Risa menunjukkan sebuah foto di Instagram sekolah mereka, itu baru di Upload. "Dia ganteng pakai banget."

"Kelasnya Gellan buka Cafe mini gitu, nanti siap tampil kita datang yah."

Risa mengangguk. "Yah kalau kita menang, kalau engga menang, gue mau mojok di kelas sendirian." Harga dirinya akan sangat tersinggung jika mereka tidak menang.

Mendengar nama Gellan, membuat Elona teringat kembali dengan kejadian siang itu. Ia tidak pernah menyangka, akan terjadi hal seperti itu di kehidupannya yang datar ini. Bisa-bisanya ia terbangun dengan Gellan yang sedang tertidur di sampingnya, belum sempat kabur, Gellan terbangun, menyapa Elona dan tersenyum lebar padanya.

Cewek mana yang tahan melihat sesuatu seperti itu?!

Elona masih bisa merasakan wajahnya yang memanas.

Ia tidak akan pernah melupakan kejadian itu, karena kejadian itu Gellan dan Elona tidak bebas bertemu seperti dulu lagi.

Elona malu menemui Gellan.

Gellan juga canggung mendekati Elona, ia merasa bersalah, seharusnya ia tidak tidur di samping Elona, gadis itu pasti takut padanya.

Elona memiliki trauma yang cukup besar dengan lawan jenis.

Gellan takut tindakannya akan memicu rasa sakit itu.

Gellan mengutuk dirinya sendiri.

"Loh dia juga ikut."

Elona tersentak kaget, ia menatap Bianva dan teman-temannya yang baru saja tiba di Backstage.

"Halo Elona," sapa teman Bianva.

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang