Chapter 9

2 1 0
                                    

"Terus jaket siapa dong?" Luki sembari menutup mulutnya.

Gadis itu melengos,"it's not your business." Lalu ia berlari menerobos hujan yang perlahan turun tanpa keraguan. Seolah tiada yang dapat menghalangi gadis itu berjalan ditengah derasnya hujan.

10 menit waktu berlalu, gadis itu akhirnya sampai disebuah halte tempat ia biasa menunggu bus jika tidak berangkat bersama sang kakak. Seolah ada keyakinan lebih dalam hatinya mengenai kelasnya akan diundur karena hujan. Ia lalu meraih sebuah ponsel yang ditaruhnya di dalam saku jaket itu. Walau terlihat warna jaket itu menggelap akibat hujan yang membasahinya, tetapi tak sedikitpun kulit Vely terkena hujan. walau wajah dan telapak tangannya basah.

"Vel! Bareng yuk." Teriak seseorang ditengah derasnya hujan. Walau suaranya terdengar samar-samar akibat hujan dan gemuruh guntur, tetapi Vely dapat mendengar cukup jelas suara itu.

ia lalu menoleh, "no!" Gadis itu tetap berdiri di halte sembari menunggu bus.

"Hujan lho Vel." Suara itu kembali hadir.

"Denger ya bangsat, gua rela hujan-hujanan daripada harus naik di mobil lo!" Tak berapa lama kemudian sebuah motor melaju dari kejauhan. Melewati mobil yang terparkir tepat didepan halte.

Motor itu berhenti tepat di depan mobil lelaki yang disapaa Revan itu. Tanpa basa-basi Vely langsun duduk dibelakang pengemudi motor itu sembari memeluknya dari belakang.

"Ayo jalan nanti aku jelasin," bisik gadis itu yang diikuti oleh tancapan gas oleh Felilx. Mereka melaju begitu cepat dan meninggalkan Revan bersama mobilnya.

****

Ditengah perjalanan Vely menyadari sesuatu yang aneh, "lho mobil kamu mana?"

"Di rumah, aku lebih suka memakai motor disaat hujan. Karena hujan selalu menceritakan sebuah cerita saat ia turun dan sayang untuk dilewatkan," ujar Felix sambil sesekali menoleh kebelakang.

"Kamu mau jelasin apa saja yang baru terjadi?" tanya Felix.

"Nanti aku jelasin kalau sudah sampai di kampus."

Keduanya pun meluncur menerobos setiap butiran-butiran kristal yang menghantam keras permukaan tanah. Gemuruh guntur serta kerasnya sambaran petir membuat keduanya terpaksa menepi sejenak sampai hujan reda.

Sebuah emperan toko kelontong menjadi sasaran, "mau minum?"

"Nggak usah."

Keduanya hanya duduk sembari menerawang setiap sudut jalanan aspal, tak ada hal yang dapat dijangkau oleh pandangan keduanya tak terkecuali kucuran deras air hujan.

"Dia pacar aku yanng selingkuh, selingkuh sama gadis yang waktu itu kamu bentak. Plus ada buktinya juga, so no option kecuali percaya. Walau jujur aku sebenarnya nggak mau tapi kenyataan bilang yang sebenarnya, and mungkin itu kenyataannya. So-"

"You choose to stay away for a while." Felix menyambung kata-kata yang belum sempat terselesaikan oleh Vely. Gadis itu mengangguk setuju sembari mengusap-usap lengannya. Dapat terlihat dengan jelas manik coklat gadis itu seolah ingin menyangkal kebenaran yang ada.

"Listen," Felix menarik nafas lalu menghembuskannya kasar, "I Guess it's true, tapi kamu juga sebaiknya nggak percaya mentah-mentah, even itu ada bukti foto. Kamu juga harus ngumpulin bukti sendiri, supaya kamu bisa tau yang sebenarnya apa."

"Bener juga." Gadis itu mengusap dagunya sembari memikirkan perkataan Felix.

Disini aku nggak nyuruh kamu buat nggak percaya atau malah balikan, tapi disini aku nyaranin kamu buat ngumpulin bukti buat pegangan kamu sendiri," tegas Felix.

"I get it, aku ngerti banget maksud kamu." Gadis itu lalu menoreh sebuah senyum, senyum yang belum pernah Felix lihat. Sebuah senyum yang cukup jarang terlukis di wajah gadis berusia 23 tahun itu selama ia mengenalnya.

"Well hujannya udah cukup reda, ayo kita lanjut."

Keduanya lalu melanjutkan perjalanan mereka menuju kampus, tak ada obat yang cukup untuk mengobati luka yang sudah tertoreh cukup dalam. Tak ada pula obat yang dapat mengobati kepercayaan yang sudah cukup terkoyak.

"Oh iya pulang kampus nanti aku boleh ajak kamu ke suatu tempat nggak?"

To be continue

****

Hello fellas.
Hari ini aku upload dua chapter dalam sehari, jadi author mau nebus kesalahan nih karena kemarin nggak sempat upload, hehehehe.
But anyways terima kasih buat kalian yang sudah mau baca cerita aku, semoga kedepannya kalian nggak bosen dengan cerita aku.

well jangan lupa nih kalau cerita ini berkenan silahkan vote dan komen biar author tambah-tambah-tambah semangat buat lanjutin cerita.
Dan kalau sempat author mau ngadain QnA nih kalau kalian mau, nanti semua pertanyaan kalian bakal author jawab.

Tapi nanti ya.....

See u on the next chapter bye bye......

Alaska DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang