17. Babak 1: Penyisihan

5 4 0
                                    

Turnamen tahunan Graxland resmi dibuka oleh salah satu perwakilan pemerintahan. Persis seperti yang dikatakan Sirius, turnamen tersebut terdiri dari beberapa babak. Turnamen babak pertama merupakan babak penyisihan. Di mana dua tim perwakilan akademi akan saling berhadapan dengan tujuan mendapatkan sebuah kantung yang di dalamnya terdapat sebuah benda. Tim yang menang bebas memilih kantung mana saja yang diinginkannya. Tim harus memilih dengan bijak, karena pilihannya menentukan nasib mereka.

Terhitung sudah ada lima tim yang berhasil lolos ke babak selanjutnya. Kini, giliran tim Seppera Academy memasuki arena. Tim yang menjadi lawan mereka ialah Xiora Academy. Perwakilan Xiora Academy didominasi oleh laki-laki. Tubuhnya pun tinggi dan kekar. Bahkan, melebihi Gegana, Samudera dan Ancala. Namun, penampilan fisik tidak membuat Bumantara dan kawan-kawan gentar. Turnamen itu tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga kekompakan tim.

"Kupikir Seppera Academy tidak mengirimkan perwakilan siswanya dalam turnamen. Tidak disangka mereka memiliki siswa di saat-saat penting seperti ini." Seorang gadis berambut pirang berucap remeh pada siswa-siswi perwakilan Seppera Academy itu.

Ancala mengulas senyum tipis. "Tidak kusangka juga jika Xiora Academy memiliki seorang siswi sombong sepertimu," balasnya.

Gadis itu berdecak sebal. "Kau akan jadi lawanku." Ia mengarahkan jari telunjuknya pada Ancala.

"Dengan senang hati," sahut Ancala tenang.

Pijar menyikut Ancala yang ada di sebelahnya. "Kau yakin? Ingatlah bahwa kau bukan tipe petarung. Sepertinya dia bukan lawan yang mudah untukmu," katanya memperingatkan sang kawan.

"Kau tenang saja, Pijar. Bagaimanapun juga, aku memiliki kekuatan alami yang tidak dia miliki. Aku juga akan menggunakan hasil eksperimen kita padanya," cetusnya lagi sambil menyeringai.

Pijar pun ikut tersenyum. "Oke. Aku percaya denganmu."

Kedua tim memperkenalkan diri. Tanda dimulainya babak penyisihan turnamen dimulai. Salah satu perwakilan Xiora Academy melayangkan serangan berupa bola-bola api terhadap tim Seppera Academy.

Rembulan membuat perisai kristal yang melindungi diri dan teman-temannya. Bola-bola api itu hancur dan padam begitu saja saat mengenai perisai kristal Rembulan.

"Ternyata kau lawanku," ucap cowok berambut keriting itu.

Rembulan maju dua kalah. "Kau akan kalah," katanya penuh percaya diri.

Rembulan dan cowok itu berhadapan satu lawan satu. Sama seperti Ancala dan gadis berambut pirang yang berucap remeh pada tim Seppera Academy. Memang, tidak ada yang melarang pertarungan satu lawan satu ataupun berkelompok. Tujuan yang paling penting ialah mendapatkan sebuah kantung.

"Kita mulai saja sekarang. Aku sudah tidak sabar mengalahkanmu," kata gadis berambut pirang itu pada Ancala.

Belum sempat membalas ucapan tersebut, sang gadis sudah menyerang dengan jaring laba-laba. Ancala tersenyum miring. Ia berada satu langkah di depan gadis tersebut. Pergerakan ke mana jaring laba-laba tersebut diarahkan dapat dibaca dan memudahkannya menghindari serangan tersebut. Berulang kali sang gadis menyerang Ancala, tetapi cowok itu berhasil menghindari dengan mudah.

"Argghh! Kenapa kau berhasil menghindari seranganku dengan mudah? Kau juga jangan mengelak terus. Serang aku jika kau memiliki kemampuan." Gadis itu berucap kesal.

"Menyerah sajalah, Nona. Kau hanya akan membuang-buang tenaga, karena kau tidak akan bisa menyentuhku."

Gadis itu tidak ingin menyerah dan kembali menyerang. Namun, bola-bola api yang diarahkan teman sang gadis mengalihkan perhatian Ancala. Beruntung bola api itu hanya membakar ujung jubahnya saja. Kesempatan itu digunakan sang gadis untuk menjerat Ancala.

Hiraeth [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang