Kivandra berjalan kembali ke kamar setelah berbincang bersama kedua pangeran. Banyak informasi yang baru saja gadis itu petik dari mereka.
Tentang penyihir, itu hal yang sangat baru.
"Saya agak bingung, tadi nona tidak ada di ruang makan." gerutu Ara, ksatria pribadinya.
Tertawa kecil, Kivandra membalas, "Oh, saya dipaksa keluar bersama pangeran Ethan."
"... Nona,"
"Ya?"
"Anda tidak perlu berbicara formal pada saya." ungkap Ara dengan wajah rumit, "Itu agak menganggu."
Kivandra tersenyum, "Saya hanya—"
"Anda adalah nona saya," Ara menyelat perkataan Kivandra, "Tidak peduli dari mana anda berasal, anda tetap nona saya.
"Terima kasih sudah mengatakannya." balas singkat Kivandra dengan ramah sambil mempercepat langkahnya.
Ara juga melangkah lebih cepat, "Kita sama-sama berasal dari rakyat biasa, kan, kenapa tidak berteman saja? Berbicara santai."
"...." Kivandra menoleh, wajahnya terlihat tertarik.
Selama di gang kecil menjadi penjual bunga, tak pernah ia temukan teman dengan umur yang tak terpaut jauh. Penawaran Ara sedikit menggoda, kan?
"Itu—boleh." balas Kivandra dengan blak-blakan.
"Haha. Baguslah, mungkin anda juga bisa melakukannya pada Helen."
***
Kivandra masuk ke kamarnya setelah banyak beradu ucap bersama Helen dan Ara. Mulai sekarang, mereka resmi menjadi teman.
Benar, itu sangat benar, teman! Mereka teman!
Suasana hati Kivandra benar-benar bagus. Gadis itu menutup pintu kamar dan bersiap menemui bougenville kesayangannya.
"Halo, tuan putri—maksudku, nona Kivandra."
Langkah Kivandra berhenti karena suara familiar menyentuh pendengarannya. Ia menatap ke arah jendela yang terbuka, tampak seorang lelaki tinggi tersenyum manis di sana.
Lelaki tampan, bermata hitam dan rambutnya putih berkilau, dia ....
"Duke?!" Kivandra berteriak kencang hingga berdirinya tak seimbang.
Tok tok tok.
"Nona, apakah ada masalah? Saya mendengar anda berteriak di sana!"
"Ah," Kivandra tersentak dan menatap Lucas yang tersenyum. Lelaki itu mengisyaratkan untuk merahasiakan keberadaannya.
Tentu saja Kivandra harus lakukan itu, dia harus menyembunyikan keberadaan Duke tampan ini. Jika tidak, mungkin seluruh Kekaisaran akan tahu siapa itu putri palsu.
"A-aku tidak apa, Ara! Aku hanya hampir terpeleset, itu aman, aku tidak terluka!" ucap Kivandra.
Ara yang berada di balik pintu itu menghela napas lega, "Tolong berhati-hati, nona."
"Ya, akan aku lakukan!"
Lucas tersenyum lucu, "Nona Kivandra, bisakah anda menyambut saya dulu—"
"Katakan saja apa yang anda inginkan, Duke." Kivandra waspada, "Apakah anda bukan manusia?"
Senyuman Lucas menghilang, "Huh? Maaf?"
"Apakah pertanyaan saya kurang jelas? Saya bertanya anda manusia atau bukan."
"Pft," Lucas menahan tawanya, "Khehehe—uh, maaf, tapi ini sangat ... haha."
"...???"
"Hahaha, bukankah saya jelas-jelas manusia?"
"Manusia mana yang bisa terbang ke kamar saya?! Dan anda masuk lewat jendela, itu sangat mustahil dan tidak logis!"
"Hahaha!" tawa Lucas semakin kencang.
Kivandra pun kesal, "Ayolah. Apakah anda iblis atau apa, huh."
"Jika saya iblis memang kenapa, hahaha."
"Apa?" Kivandra sangat serius, "D-duke, jadi sebenarnya anda adalah—"
"Tidak, hentikan." Lucas mengangkat tangannya, "Saya benar-benar manusia. Saya punya jantung yang berdetak normal."
"Monster juga punya jantung yang berdetak normal." balas Kivandra tidak percaya.
"Astaga, tapi Iblis tidak punya jantung."
"Benarkah?"
"Saya mohon hentikan topik ini," Lucas menghela napasnya, "Saya memang manusia asli."
"Lalu bagaimana bisa anda datang ke sini, duke? Ya, ampun!"
"Lho, memangnya kenapa lagi? Saya hanya menuruti anda."
Kivandra kebingungan, ia menunjuk dirinya sendiri, "Saya?"
"Benar, sesuai permintaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...