Prolog

1.4K 76 1
                                    

"Bagaimana kehidupanmu?"

Victoria menaikkan alis kirinya, setelah mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Horan, ya Niall Horan. Vic menyebutkan pesanan Niall yang masih di dalam ingatannya kepada waiters, "Hot chocolate, and not sugar." Setelah waiters pergi, Niall kembali berbicara,

"Ah, C'mon Vic. Aku merindukan Victoria yang dulu, sungguh."

Vic memutar matanya, "Aku Victoria yang dulu, kau terlalu banyak omong."

"Baiklah, berpakaian sekarang!"

Vic menggeleng,

"Sudah ku katakan pada kalian semua,"

"Aku. Tidak. Akan. Menghadiri. Makam. Wanita. Nya." Penuh penekanan disetiap kalimat. Vic, berdiri dan tersenyum singkat. "Maaf Niall, aku mengecewakanmu, Aku harus pergi."

Vic berjalan keluar dari coffe shop yang berada di bawah hotelnya.

Niall menghela nafas, dan mengetik pesan singkat.

Dia masih keras kepala.

---

Victoria Candice menjadi penerjemah serial drama Korea. Karena kemampuan bahasa Korea-nya yang cukup fasih, ia memutuskan untuk mengambil pekerjaan itu. Tidak, itu hanya pekerjaan sampingan. Pekerjaan utamanya yaitu menjadi pramugari di salah satu maskapai milik Amerika. Dengan bergelut di 2 pekerjaan sekaligus, membuat Vic lebih cepat melupakan kejadian lampaunya yang bisa dibilang tidak beruntung atau menyedihkan. Atau bisa dibilang, sudah move on.

Dan sekarang, Vic berada di Inggris karena tugas terbangnya dari NYC ke Inggris. Bisa dikatakan, ini pertama kalinya Vic mengambil penerbangan ke Inggris, karena ia fikir sudah cukup kuat mentalnya untuk kembali menginjak-kan kaki nya di Iggris. Tapi sekarang, ia menyesal telah terbang ke sini. Karena bertemu dengan teman-temannya, membuatnya seperti mengupas luka lama.

Ponselnya kembali berdering, ini dari Louis Tomlinson, sahabat karibnya semasa 3 tahun yang lalu.

Victoria
"Halo."

Louis
"Aku di depan gedung hotel mu."

Victoria tergelak.

Victoria
"Aku tidak bisa lou."

Terdengar suara helaan nafas dari Louis,

Louis
"Begini saja, kau ikut kami di saat sesi yang terakhir, dan ini semua demi Zayn, Niall dan Aku. Soal Harry, jangan difikirkan. "

Victoria terlihat berfikir,

Louis
"Ini pemakaman Vic, lebih wajib datang dari pada acara pernikahan."

Victoria
"Fine, aku akan ikut. Kirim kan alamatnya segera. Aku akan pergi kesana."

---
Bunga telah bertaburan di makam Miranda Ashley kekasih dari Harry Styles.

Victoria keluar dari Uber. Uber, aplikasi kendaraan online yang di perbolehkan di London. Vic berjalan menghampiri orang-orang yang masih mengelilingi makam Miranda.

"Akhirnya kau datang" Zayn berseru heboh membuat orang-orang menoleh ke arah Victoria. Kacamata hitam yang menutupi mata indahnya, Dress hitam selutut dengan Cardigan hitam disertai Heels hitam menambah kesan glamor menyeramkan terhadap Victoria Candice. Gadis yang dulunya ceria menjadi gadis yang bisu seribu kata, gadis gelap, meninggalkan komunitasnya, dan menyendiri begitu saja. Juga, menghilang.

Victoria tersenyum palsu saat menyapu pandangan orang-orang yang berada di sekitar sini. Menghampiri Zayn dan berdiri di samping Zayn seraya melipat tangannya.

"Untuk semuanya, saya selaku ayah dari putri kami Miranda, meminta maaf sebesarnya kepada kalian, disengaja maupun tidak disengaja. Semoga putri kedua kami berbahagia di surga sana. Terimakasih" Will memberikan permohonan terakhir untuk semua orang dan menggendong putri kecilnya lalu berjalan pulang bersama keluarganya diikuti yang lainnya.

Harry masih diam menatap batu nisan yang tertera nama kekasihnya disana.

"Harry, kami semua turut berduka cita"

Louis memeluk Harry yang diikuti Niall, Zayn, terkecuali Vic yang masih memandang makam Miranda.

"Aku senang, akhirnya kau merasakan seperti apa yang aku rasakan" Menarik kacamata hitamnya dan menatap Harry.

Harry membeku di tempat, seperti yang lain. "Wanita jalang"

Victoria menatap Harry dengan menahan emosinya, Vic telah berlatih untuk lebih mengontrol emosinya dengan baik. "Kau yang bermain di sini Harry. Kami semua tidak pernah ikut dalam permainan mu, kau sangat terobsesi untuk menjadikan Dia jadi milikmu, sehingga kau tidak sadar semuanya hancur begitu saja. Dimana Anne sekarang Harry?"

"DIMANA?" Emosi Vic meluap begitu saja,

"Wanita jalang sialan" Harry mengumpat sebal dan ingin melayangkan tonjokannya yang telah terhalangi lebih dulu dari Zayn.

Zayn ikut menatap mata Harry dengan serius, karena Zayn setuju dengan kalimat yang telah Victoria katakan, Harry telah buta karena Miranda.

"Selamat jalan Miranda. Aku harap kau tenang di sana. Amen"

--

p.s telah di edit atau di perbaharui.

After 3 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang