Chapter 3

527 61 2
                                    

Victoria POV

Oh shit, bajingan ini gila? Aku menutup mataku dengan telapak tangan ku.

"Bisa kah kau tidak berteriak?" Bentaknya, OH C'MON DIA INI SIAPA?

"Dan bisa kah kau tidak bertelanjang dada?"

"Pakaian ku ada sedikit masalah, bisakah aku meminjam pakaian?"

Sialan, ujungnya juga aku yang direpotkan olehnya. Aku memutar bola mata dan berlalu dari hadapannya, membuka lemari pakaian, mengambil pakaian josh yang masih tersisa. Oh sial, pakaian ini.

Aku mengambil t-shirt dark blue polos dan berjalan ke ruang televisi, melempar t-shirt itu ke tubuhnya "Pakai itu"

Dia memakainya dengan cepat, lalu tangannya mengganti stasiun televisi.

"Kau tidak boleh pulang ke apartement mu" Aku berbicara sedingin mungkin, aku benci pria bajingan ini. Bukan berarti aku membantunya, aku tidak membencinya lagi. Benci tetaplah benci"

Dia tertegun "Huh? Kenapa?"

"Aku tidak bisa mengatakannya sampai 3 pria itu datang kesini"

"Kau membual"

Aku menoleh ke arahnya, memasang wajah benci ke arahnya "Terserah kau, kau keluar dari apartement ini, aku akan menguburkan mu di samping makam Miranda"

"Kau ini ada apa? Ini sama sekali tidak menyangkut Miranda"

"Harry, ini semua karena mu. Jadi, tolong jangan membuat aku harus bertengkar dengan mu lagi" Aku berdiri dan berlalu ke pantry.

"Apa? Salah ku? Mengapa semuanya ini salah ku? Kau gila Victoria, kau kembali gila. Haha" Dia mencemoh dan tertawa.

"Memang semuanya salah kau Harry. Untuk apa kau melempar botol beer ke kepala gadis sialan itu huh? Jika tidak ada kami, aku yakin hari ini aku ke makam"

Dia terlihat tidak suka dengan perkataan ku "Seharusnya kalian tidak perlu membantuku. Biar kan aku mati, aku tenang bersama Miranda di surga sana"

Aku tergelak mendengar balasannya "Kau yakin Miranda mencintai mu? Bukan kah ia mencintai Josh? Oh c'mon Harry, ia mengatakan kepadaku bahwa kau memang pacarnya, tapi hatinya? Tetap dengan pria itu"

Aku tertawa hambar sementara dia diam membeku di tempatnya.

Dengan perkataan ku dia menghiraukan ku dan kembali mengganti channel tv berulang kali. Sementara aku membuat bacon serta telur dadar. Aku terdiam, apakah dia butuh makan?. Aku membuatkan 2 porsi, untuk ku dan dia.

Aku membawa makanan ku duduk di pantry. Ya aku tidak punya meja makan, karena aku hanya tinggal sendiri, bukan kah merugikan membeli meja makan?.

Aku meneguk air sampai habis lalu membawa piring kotor ku ke bak cuci, mencuci tangan dan berpikiran aku harus mandi sekarang.

Berjalan ke arah ruang televisi dan melihat harry sedang menonton acara berita di televisi. "Ambil makanan mu, ada di meja pantry" Aku berlalu ke kamarku dan membereskan ranjangku yang berantakan.

--

Harry POV

Sial omongan gadis jalang itu sangat menusuk di hati ku. Lain kali jika aku tidak di apartementnya, rasanya aku ingin membunuhnya secepat mungkin. Karena dia wanita sialan.

Aku masih duduk di sofa setelah vic menyuruh ku untuk memakan makanan yg telah ia buat. Akankah aku makan makanan itu?

Sayangnya perutku sudah bunyi dan aku tau aku belum makan dari semalam, eh tidak, mungkin setelah pemakaman miranda. Tapi, entahlah aku tidak tahu kapan aku terakhir makan.

After 3 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang