Chapter 6

484 59 6
                                    

"Aku tidak mengerti, mengapa kau memilih memakai hotpans dari pada long jeans" Zayn berkomentar saat mereka sedang mengantri untuk masuk ke arena.

"Aku masih tidak mengerti, mengapa kau menjadi lebih banyak omong seperti Louis"

Zayn tertawa "Aku bosan, mengapa aku tidak menjadi Harry yang berada di loteng mengeker musuh dan menembak dari kejauhan"

"Mengapa kau telalu bodoh Zayn? Jika Harry berada disini, kau tau apa yang selanjutnya terjadi"

"Apa selanjutnya? Berciuman? Bercumbu? Atau mengulang kenangan masa lalu?" Zayn kembali tertawa dan vic melayangkan pukulan ringan ke lengan Zayn.

"Dasar Fucking Malik!"

"Tidak ada Fucking Malik vic, c'mon. Fucking Styles remember that" Niall ikut berkomentar disana, dimobil menatap layar macbook dan berbicara lewat alat seperti walkie talkie yang berbentuk bola hitam berdiameter 0,5cm.Sudah dipasangkan di telinga, dan dibawah lidah.

"Shut up. Aku sudah melihat kawanan mereka." Harry bersuara diatas sana, dan melihat dengan teropong vic.

"Dimana? Jelaskan identitasnya" Kini Louis berbicara, tepat disamping mesin pembaca barcode pada wirstband.

"Disamping kau lou, pria dengan rambut pirang. Dia sama seperti kau. Dia terlalu bodoh untuk dikatakan, karena dia selalu memegang telinganya saat mulutnya berbicara dengan volume yang rendah"

"Tolong dengar kan aku, jangan ada yang memegang telinga sedikitpun, karena ada yang memantau kalian seperti aku"

"Niall, lihat range rover hitam tepat di jam 1? Itu salah satu seperti kau"

"Vic dan Zayn, aku ingin kalian memasang ekspresi senang. Karena ku fikir, pria diarah jam 11 salah satu kawanan mereka"

"Dan kalian tau, mereka berjumlah 10 sementara kita hanya berjumlah 5. I hope god bless us"

"Sialan kau Fucking Styles! Kau yang melakukan dan kau mendapat kerjaan yang enak"

Terdengar tawa Harry disana, atas komentar Zayn.

"Bolehkah aku merokok?"

"Kau bercanda? Ini tempat umum"

"Tempat umum, tapi terbuka" Zayn mengeluarkan sekotak rokoknya dari saku jacket dan membakar satu batang rokoknya.

"Sorry bro, kawasan dilarang merokok" Security sialan rambut pirang itu berkomentar saat melihat Zayn membakar rokoknya.

"Oh maaf pak, tapi disini tidak ada tulisan kawasan dilarang merokok" Victoria ikut membela zayn kepada security gadungan a.k.a kawanan sialan.

"Bro, bukan kah diluar arena masih diperbolehkan merokok? Didalam arena yang tidak boleh" louis menambahkan membuat security berambut pirang itu hanya mengangguk.

--

"Mengapa kau memakai arloji di lengan kiri?"

Victoria menoleh saat zayn menayakan hal yang sangat sepele disaat 30 menit menjelang konser Katy. Entah mengapa Zayn menjadi berkomentar soal fashion.

Berkomentar tentang mengapa lebih memilih hotpans, mengapa hanya memakai t-shirt tipis, mengapa lebih menyukai jacket jeans daripada kulit, mengapa saat konser ia memakai sendal jepit, mengapa ia tidak membawa sling bag atau ransel, mengapa ia mengikat rambutnya menjadi pony tail, dan sekarang pertanyaan yang tidak jelas kembali terlontar, mengapa ia memakai arloji di lengan kiri?

Victoria menghela nafas panjang "Aku akan menjawabnya, disaat konser ada ribuan orang di festival aku tidak ingin memakai long jeans yang sangat merekat di pahaku, sehingga aku lebih memilih hotpans. Walau aku mendengar saran mu, untuk musuh lebih mudah menancapkan pisau di pahaku. Tapi aku akan lebih berhati-hari"

After 3 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang