Beberapa hari kemudian, setelah harus dirawat di rumah sakit, Alvarez akhirnya diizinkan pulang oleh dokter.
Berita yang amat dinanti-nanti oleh Alvarez dan Althea, akhirnya tiba. Jujur Alvarez sangat bosan berada di rumah sakit, ia rindu dengan kegiatan yang selalu ia lakukan entah di kampus dan rumahnya.
Hari ini, Althea lebih awal datang ke rumah sakit untuk membantu Alvarez merapikan pakaiannya, untuk nanti kembali ke rumah.
Pukul 7 tepat, Althea tiba di ruangan tempat Alvarez dirawat, ia lalu menyambut dan disambut oleh pemuda itu.
"Shalom, pagi kaptennya permata," sapanya dengan senyum manisnya.
"Pagi juga, permata nya kapten, nggak berangkat kuliah permatanya kapten hari ini?" Alvarez nampak bahagia dengan kehadiran gadis lugu itu kini.
"Nanti jam 9 baru masuk, makanya permata udah siap-siap terus kesini, mau bantuin kapten nyiapin pakaian buat pulang."
"Kakak baru boleh pulang kapan?" tanya Althea dengan panggilan biasa.
"Nggak tau kakak dek, mungkin bentar lagi, kenapa kangen ya?" Alvarez nampak menggoda Althea dengan tatapan jahil.
"Issh iya adek kangen, sama mau berangkat bareng sama kakak," timpal Althea.
"Kakak belum mau berangkat dek, sekarang istirahat dulu, sampe 2 hari mungkin, kamu berangkat sama kakak yang lain ya?" tawar Alvarez.
"Hmm iya deh, tapi kalo kakak udah mau berangkat, bareng sama permata ya?" pinta gadis lugu itu.
Ya setelah kejadian yang hampir merenggut nyawa Alvarez terjadi dan Althea mendonorkan darahnya untuk pemuda itu, kini Alvarez dan Althea jadi semakin akrab.
"Iya cantik."
Althea sudah selesai merapikan pakaian Alvarez, dan waktu menunjukkan pukul 08.45 menit. 15 menit lagi kelas dimulai.
"Eh udah kurang 15 menit lagi, bentar lagi kelas mulai, aku berangkat dulu ya kak," pamit Althea.
"Iya hati-hati, berangkat sama siapa?"
"Sama Kak Tristan, Kak Nicholas kelasnya lebih awal dari aku," seru Althea.
"Oh okelah, yaudah buruan berangkat gih, keburu telat," perintah Alvarez.
"Iya Kak Arez, kaptennya permata, mau salim dulu," Arez menuruti permatanya yang ingin berjabat tangan sebelum berangkat.
"Dadah kakak," Althea melambaikan tangan dan dibalas lambaian juga oleh Alvarez.
Setelah Althea tidak lagi terlihat, Alvarez mengambil handphone nya yang terletak di nakas, ia mencari nomor teman yang bisa ia percayai untuk menjaga permatanya.
"Nicho... Iya cuma dia yang bisa gue percaya karena dia kakak kandung dari permata, tanpa gue minta pun dia pasti bakal ngejagain permata kan?" batinnya, ia lalu menghubungi Nicholas.
Nicholas || Teknik Elektro (4)
Memanggil
.....Halo Nicho?
Halo Alva, iya? Ada apa?
Althea udah sampe kampus?
Hmm gue belum lihat sih, emang kenapa? Kok tumben nanyain adek gue?
Eee gapapa, yaudah makasih
✩̣̣̣̣̣ͯ┄•͙✧⃝•͙┄✩ͯ•͙͙✧⃝•͙͙✩ͯ┄•͙✧⃝•͙┄✩̣̣̣̣̣ͯ
"Heh, kok gue tiba-tiba khawatir sama Althea? Dia nggak bakal kenapa-napa kan?" tanyanya pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Alvarez & Althea
Teen FictionPerjalanan Alvarez dalam mencari arti cinta dan tujuan hidupnya, membuat dirinya bertemu dengan gadis lugu nan polos yang takut akan Tuhan, bernama Althea. Althea gadis lugu nan polos, yang disayang oleh seluruh keluarganya adalah gadis yang sejak...