Chapter 006 --- Janji Alvarez

13 5 0
                                    

  Transfusi darah yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Alvarez, kini telah berhasil. Namun karena efek bius pria itu belum sadarkan diri. Dan Alvarez saat ini telah dipindahkan ke ruang perwira 1.

  2 jam kemudian, efek bius itu mulai hilang dan Alvarez mulai membuka matanya. Saat kesadarannya mulai 100% terkumpul, ia melihat ke sekeliling ruangan. Lalu menghembuskan nafas pasrah.

  Sesaat kemudian, beberapa teman seangkatan dan juga teman 1 grup Alvarez datang menjenguknya. Ia mengamati siapa saja yang menjenguknya, untuk mencari gadis polos yang menyelamatkan nyawanya, namun gadis yang ia cari-cari tidak ada.

"Althea mana?" tanya nya pada seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu.

"Althea lagi beli makan buat kita semuanya," jawab Gracio.

"Tumben lu nyariin Althea?" Kenzie.

"Pokoknya ada,kenapa Althea sendirian yang beli?" Alvarez mulai panik sendiri.

"Dia sendiri yang pengen, kita nggak bisa maksa," terang Gracio.

  Beberapa jam kemudian, gadis yang dimaksud muncul. Ia membawa beberapa pesanan yang tadi dipesan oleh para katingnya.

  Pikiran Alvarez pun mulai tenang kala gadis itu datang, ia memanggil gadis itu dengan panggilan khusus.

"Hai permata kapten."

Deg

  Panggilan itu? Panggilan yang selama ini dirindukan oleh Althea, dari sosok Jevera, kakaknya yang meninggal karena mendonorkan jantungnya pada Alvarez.

  Dulu, Alvarez dan Jevera adalah sahabat baik. Sejak mereka kecil, mereka berteman dengan sangat baik, hubungan mereka sangat lekat, hingga mereka beranjak dewasa.

  Pernah karena suatu hal, persahabatan mereka renggang, dan Jevera menjauh dari Alvarez. Pernah juga, sewaktu mereka saling bertengkar, saat Jevera melewati rumah Alvarez, ia mendengar kedua orang tua Alvarez bertengkar hebat, karena tidak ingin saling mendonorkan jantungnya.

  Hingga akhirnya Jevera sendiri bersedia, untuk mendonorkan jantungnya pada Alvarez. Sebelum ia mendonorkan jantungnya, ia menuliskan pesan untuk adik kecilnya dan saudara - saudaranya yang lain.

Dear: permata kapten, Althea.
Kalo kakak tiba-tiba nggak ada, ngga usah dicari ya, kakak masih selalu di hati adek kok 😉 . Kakak harus pergi sayang, maaf kakak pergi tiba-tiba, tapi kakak yakin suatu saat kamu bakal nemuin kakak lagi, di diri yang berbeda. Jaga diri baik-baik oke. Love you permata kapten ❤

Tertanda
Kaptennya permata.

To: abang-abangku dan adikku yang tersayang dan tercintah muach 😘 agak alay tapi gapapa lah ya :v
Bang, gue pamit ya, jangan kaget kenapa gue tiba-tiba pamit. Gue nggak kenapa-napa kok, serius dah ngga kenapa-napa ✌🏻. Gue pamit soalnya gue mau pergi jauhhh banget :). Gue nggak bakal aneh-aneh kok bang, gue pengen donorin jantung gue ke sahabat gue, Alvarez. Kalian tau kan gimana kondisi dia sekarang? Makanya gue pengen tolongin dia. Jangan larang gue ya? Oke 👌🏻 gue rasa cukup. Oh iya gue titip kesayangan kita, Althea, jagain permata kesayangan gue, jangan sampai dia ngerasa sedih ataupun kesepian. Inget! Udah gue pamit ya, shalom.

Tertanda
Jeve ketcehh 😎.

  Baru menuliskan 2 surat itu, Althea kecil mengetuk pintu ingin masuk ke kamar Jevera.

Tok

Tok

Tok

“Masuk," sambut Jevera. Dilihatnya permata kesayangannya masuk dengan wajah agak murung.

Eternal Love Alvarez & AltheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang