Hai lagi
HAPPY READING
Akhirnya dua pemuda beda umur ini bertemu di sini,
"ngapain lo di rumah gua" ujar bima dingin
Namun belum langit menjawab ujaran bima, reksa datang membawa minum dan biskuit kesukaannya, reksa meletakkan pada meja tamu, ia mulai berbicara dengan bima menggunakan isyarat
"abang baru pulang?""iya, kamu bareng langit tadi?" tanya bima pada reksa dengan mengelus lembut rambut reksa, reksa mengangguk kepala sebagai jawaban dan tak lupa senyuman manis nya itu, yang membuat langit lagi lagi terpesona tentu saja, yang lebih membuat heran nya bima bisa lembut juga walaupun cuma sama adik nya sih
"eh makasih lang" ucap bima pada langit
"sama sama bang, lagian tadi adek lo di godain om om di jalan"
"serius? Tapi gapapa kan? Reksa Ga di apa apain kan?terus kenapa tadi ga nunggu biru aja sih" tanya tubi bima dengan wajah khawatir namun dengan nada marah
Reksa yang mendapat intonasi abang nya meninggi, mulai meremat tangannya satu sama lain, ingatkan bima jika reksa tidak suka di bentak,
"biasa aja dong bang, adek lo takut tuh" seruan langit membuat bima melihat wajah sang adik yang sedang menunduk
"beneran gapapa kan?" tanya bima lagi pada reksa
Reksa menjawab hanya dengan anggukan pelan, mereka melupakan makhluk satu yang ikut duduk di sofa tamu, langit berdehem membuat dua pemuda bersaudara itu menoleh pada langit
"gua pulang aja lah bang" ujar langit sembari beranjak dari sofa
Reksa ikut berdiri lalu berbicara dengan isyarat
"kok cepet pulang nya, ini camilan nya buat langit"Langit bingung ya kan ga ngerti bahasa isyarat, bima yang lihat wajah langit kebingungan langsung menjawab
"tuh camilan makan dulu, udah adek gua siapin buat lo"
"eehh oke oke" ujar langit pelan dengan mencomot satu biskuit, dahlah langit ga akan berani menentang ucapan sesepuh mantan ketua geng motor yang sekarang ia ketuai, siapa kalau bukan bima, sesepuh itu
Tindakan langit membuat reksa tersenyum manis, membuat sang kakak maupun langit reflek ikut tersenyum,
"heh ngapain lo ikut senyumin adek gua"
Mendengar itu membuat langit mendatarkan wajah nya seketika
"kalau gitu gua pulang ya sa" ujar langit pelan, ini pertama kalinya langit berbicara pelan dan lembut ke reksa
Reksa menyatukan jempol dan telunjuknya sebagai jawaban "oke"
Reksa mengantar langit sampai depan gerbang rumah, bima masuk ke kamar nya untuk membersihkan diri
....
Sore hari ini, begitu nyaman untuk tidur karna hawa dan suasana yang mendukung, namun tidak dengan reksa, seperti biasa reksa meluangkan waktu nya untuk melukis sesuatu yang ia senangi, atau bisa di bilang ini hobi reksa
Setelah makan siang dan bima pamit untuk pergi tadi, dia hanya mendekam di kamar nya yang bernuansa warna cerah ini,
"hmm hmmm" reksa hanya bergumam dengan senandung namun tak jelas karna tidak keluar suaranya
Selesai dengan lukisan nya reksa terdiam, dia hanya melamun, pikiran dia mulai berputar pada sosok bunda nya ah juga ayah nya, lagi ngapain ya bunda reksa sekarang?, pasti ayah reksa udah bahagia sama keluarga barunya?,
Itu yang dia pikirin,"kangen bunda" kata reksa walau tak terdengar suara nya
Mata nya mulai memerah berair, dia mengusapnya pelan, dia teringat kata ayah nya dulu,
"jagoan itu ga boleh nangis oke?"
Namun reksa ya reksa, reksa yang lemah, reksa yang rapuh, berapa kali pun dia menahan air matanya ia tak akan bisa,
Ah iya tolong siapapun ingatkan reksa untuk meminum obat yang biasanya ia minum, walau tadi sudah diingatkan bima, reksa terlalu malas hanya untuk mengambil obat nya
....
Menu Makan malam hari ini reksa dan bima ayam kecap buatan reksa dan itu favorite bima, reksa di ajarin masak sendiri oleh tora, kakak nya
"hmm seperti biasa, selalu enak" ucap bima dengan semangat melahap makanan nya
Reksa tersenyum senang, dia suka sekali di puji tentang hasil jerih payah nya,
"reksa, setelah makan, abang mau ngomong serius sama kamu"
Mendengar perkataan bima, reksa takut bima mengetahui tentang dia yang tadi sore tidak meminum obatnya,
Setelah makan...
"sini duduk" ucap bima pada reksa yg tengah berdiri di ambang pintu kamar bima, mungkin mereka akan tidur bersama, reksa berjalan dan mendudukkan diri nya pada kasur empuk sang abang, mereka sudah saling berhadapan sekarang,
"reksa" bima dengan lembut
Bima mulai mengelus tangan reksa yang saling meremat takut, tidak biasanya bima seserius ini
"reksaaa" panggil bima lagi dan itu membuat reksa mendongak kan kepalanya
"kamu ga mau, bisa bicara lagi?" tanya bima hati hati, takut perkataan nya menyakiti sang adik
"mau kan??" bima lagi
Reksa mengangguk kan kepala nya pelan, membuat bima tersenyum, reksa berbicara isyarat "reksa mau bisa bicara lagi, tapi reksa takut", ucapan reksa membuat senyum bima perlahan luntur
"gapapa, kan ada kakak sama abang" bima dengan membawa sang adik kepelukannya,
"coba adek, bicara sedikit aja, satu kata deh"
Reksa mengangguk menyetujui nya, dia mulai menggerakkan mulutnya,
"abang" tidak itu tidak bersuara
"abang" lagi lagi tidak bersuara
"abang" dan masih tidak bersuara
Reksa menggeleng, dia panik,
"hei hei gapapa, pelan pelan aja ya, besok kita coba lagi oke?, ayo sekarang tidur udah malem" ucap bima
Akhirnya mereka berdua tertidur di kamar bima.
Dadah lagi
Jangan lupa vote
Follow juga hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT UNTUK REKSA [END]
Short StoryIni tentang Reksa dan semuanya Start : 23 November 2022 Finish : 15 Januari 2023