Hai lagi
HAPPY READING
MAAF UNTUK TYPOO 🙏...
"REKSA"
"woy woy woy, kaget gua anjeng" umpat jeff ketika mendengar teriakan langit yang duduk di atas brankar rs dengan nafas memburu
Tak hanya jeff, teman teman langit juga ikut kaget tapi tak selebay jeff sih
"reksa mana?"
"reksa" Ucap langit dengan buru buru turun dari brankar rs, untuk mencari reksa, namun dengan cekatan teman langit mencegahnya
"woy woy tenang lang"
"tenang oke"
"tarik nafas tarik pelan lagi, gausah dibuang mubazir - -aduh"
Ucapan jeff terganting pekikan karna langit menoyor kepalanya bercanda
"haahh reksa dimana? Dia ga kenapa napa kan?"
"eum reksa masih belum sadar untuk saat ini, tapi kata dokter lukanya ga terlalu parah, mungkin beberapa jam lagi dia sadar" jelas nala pada langit untuk menenangkan sedikit sahabat nya itu
Karna nala mempunyai sifat yang tenang banding balik dengan jeff,
"dia di kamar sebelah, lo tidur lagi aja" ucap nala lagi
"gua mau liat dia sebentar" ucap langit dengan sedikit rengekan
"jyjyk bgt lo lang" sahut jeff
"bangsat lo" umpat langit pada jeff
"yaudah, ayo sini gua bantu" ucap nala seraya memegang pelan tangan langit dan jeff mengikuti nya di belakang dengan memegangi tiang infus langit
Ngomong² luca sudah ada di ruangan reksa bersama biru, dan kedua kakak reksa dan jangan lupakan 1 pemuda yang wajahnya masih asing bagi mereka,
Yang baru jadian nempel bgt kek perangko
Cklek
"loh lang, udah bangun" ucap tora yang duduk di kursi pinggir brankar reksa yang memejamkan matanya lelap seraya mengelus tangan reksa yang terbebas infus
Langit mengangguk lalu berjalan pelan kearah brankar reksa,
...
Setelah mendapat kabar bahwa reksa adik bungsu nya mengalami kecelakaan dengan kekasihnya, membuat tora maupun bima dengan panik menuju rumah sakit reksa dan langit di rawat
Tora yang sedari pagi sudah dengan adik sepupu nya itu, langsung mengajak nya menuju rumah sakit,
Maksutnya pemuda yang duduk disamping bima tadi, dia adik sepupu reksa, masih bersekolah 1 sma.
....
"bang, tadi reksa teriakin nama gua" ucap langit yang berdiri di samping tora
"hmm, kabar baiknya juga kata dokter ,pita suara adek gua udah kembali, mungkin karna dia terlalu syok lihat lo yang mau di tabrak tadi" jawab bima yang memejamkan mata nya di atas sofa
Nala dan jeff hanya berdiri dekat pintu dengan sesekali mata mereja mencuri pandang pada pemuda wajah asing (sepupu reksa) yang duduk di sebelah bima
Luca yang duduk di sofa kedua di samping sofa bima, dengan biru yang tertidur dengan mata yang sembab karna terlalu lama menangis mendengar sang sahabat kecelakaan
Awal nya jeff dan nala heran, kok luca bisa sama biru di ruangan reksa lagi
"haahh" langit menghela nafas panjang
"bim, ayo kekantin" ajak tora pada bima dan menunjuk juga pada pemuda samping bima yang sedari tadi fokus pada ponsel nya
"itu si arka ajak sekalian, oh kalian juga mau ikut?" tanya tora lagi pada nala dan jeff dengan mata yang berkedip, kode untuk membiarkan langit berdua dengan reksa
"ah gausah kak, kita ke kamar nya langit aja, soal nya anak anak masih pada di sana" ucap nala dengan pelan
"oh yaudah, langit kakak titip reksa ya, kalau semisal dia bangun mungkin dia akan nangis, karna dia takut suntikan infus"
Ucap tora pada langitDan di tanggapi langit dengan anggukan pelan dengan senyum tipis di bibir nya
Mereka meninggalkan ruangan, hanya tersisa 4 manusia di dalam, langit, reksa, luca dan biru
...
Langit mendudukkan diri di kursi samping brankar reksa lalu menidurkan kepala nya di samping tangan reksa sembari menggenggam tangan kecil reksa
Luca juga ikut memejamkan mata nya pelan, haah dia capek cuy, capek ganteng terus eh ga maksud author dia capek dengan semua kejadian seharian ini gitu😔
Ruangan mendadak sepi sunyi tak bersuara karna sang empu tertidur semua
Tak selang beberapa menit lenguhan reksa terdengar
"eungghh"
"b-beratt" keluh nya saat merasakan tangan nya tak dapat di angkat
Bibir nya menekuk ke bawah seraya melihat infus tertancap di tangan yang menggenggam tangan nya, parah nya lagi infus juga menancap di tangan nya, seperti kata tora tadi
Sial dia takut suntikan infus
"hikss.. " ucap nya lirih dengan sedikit menggoyangkan tangan langit
"eum reksa"
"reksa kamu udah bangun"
"ada yang sakit? Kok nangis?yang mana yang sakit sayang?"
"tunggu tunggu, aku panggil dokter dulu"
"si-siapa?" lirih reksa dengan tangan yang menggenggam tangan langit
Tampak nya reksa belum menyadari kalau suara nya sudah keluar sedikit demi sedikit walaupun tak sekeras orang-orang bicara pada umumnya, awalnya tadi langit juga agak kaget dengan suara reksa
"reksa ini langit" ucap langit pelan dengan wajah sedikit panik
"L-langit?" reksa berusaha mengerjap kan matanya yg sedikit memburam lalu terlihat wajah sang kekasih
"iya langit, bentar" ucap langit sembari memencet bel darurat di pinggir brangkar
"apa sakit?" tanya langit lembut sembari mengelusnya pelan
"eum hiks langittt " jawab reksa dengan mengangguk pelan kepalanya dan suara yang lirih sekali
"tidak apa-apa, hufft" ucap langit seraya meniup pelan tangan reksa
Benar kata tora, reksa akan menangis saat melihat infus menancap di tangan nya.
Cklekk
Andrew datang dan mendekati brangkar reksa, langit yang ingin menjauh agar Andrew lebih leluasa untuk memeriksa reksa namun reksa menggenggam erat tangan langit dengan kepala menggeleng pelan
"tidak apa, langit di situ saja" kata Andrew
Lalu memeriksa reksa dengan pelan agar tidak menyenggol tangan nya yg terinfus
"reksa masih pusing?" tanya andrew
Reksa mengangguk sebagai jawaban, langit masih setia mengelus tangan langit
"tidak apa, nanti makan lalu minum obat oke"
Reksa mengangguk menyetujui ucapan andrew, lalu andrew keluar karna masih banyak pasien yang harus di layani
Tak lama reksa kembali terlelap dengan nafas teratur, kegiatan mereka sedari tadi tak lepas pandang dari dua sejoli yang terbangun di atas sofa tadi, biru dan luca
"reksa tidur lagi lang?" tanya biru
"hmm"
....
Dadah
BubayJAN LUP VOTE AND FOLL
🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT UNTUK REKSA [END]
Historia CortaIni tentang Reksa dan semuanya Start : 23 November 2022 Finish : 15 Januari 2023