Maaf banget ya lama up 😔 dan belum kuedit, jadi kalo ada typo sori yaa 🙂
HAPPY READING 💕
°•°
Satu kali lagi, Sandra mengangkat satu kakinya ketika rasa tak nyaman kembali muncul dan merayapi sekujur tubuhnya. Beruntung sekali ujung gaun yang dia kenakan ini menyapu lantai dan bergaya mengembang, jadi dia takkan ketahuan jika sedang menggerakkan tubuh tidak sesuai kaidah kesopanan.
Namun, bukan hanya itu yang membuatnya tak nyaman. Sandra juga sedari tadi dibuat mendengkus kala melihat penampilan dirinya dan Xavier saat ini.
Dengan warna merah sebagai kain utama, Sandra dan Xavier sama-sama mengenakan setelan begitu persis sehingga membuat mereka tampak seperti pasangan serasi. Apalagi terdapat kain biru yang melintang dari bahu kanan hingga ke pinggul kiri mereka dan melingkar ke punggung, keduanya mencerminkan anggota kekaisaran begitu kental. Jangan lupakan pula tiara dan mahkota yang masing-masing bertengger di atas kepala mereka. Penampilan Xavier dan Sandra saat ini begitu memancar sebagai penerus takhta kekaisaran.
Mereka memang begitu sempurna dengan penampilan ini, tetapi Sandra kesal dengan Xavier yang menggodanya habis-habisan sejak mereka keluar dari kamar satu jam yang lalu.
Hari ini adalah pesta peresmian Putra Mahkota dan Putri Mahkota. Dengan diadakannya pesta ini, maka Xavier dan Sandra secara resmi dinyatakan sebagai calon kaisar dan permaisuri berikutnya. Mereka juga akan menerima perwalian takhta, yakni pekerjaan dan tanggung jawab kaisar dan permaisuri akan lebih sering dibebankan kepada mereka. Di masa depan, Xavier dan Sandra akan sering mewakili Stephen dan Serena menghadiri acara resmi kenegaraan jika orang tua itu tidak dapat hadir.
Serangkaian acara telah diberitahu dan dipelajari oleh Sandra. Dan dari semua acara, salah satunya yang membuatnya tambah gugup ialah, dia akan berpidato di hadapan seluruh tamu undangan. Berdiri di mimbar utama tanpa ditemani Xavier seperti biasa, betul-betul sendiri. Sudah pasti nantinya dia akan menjadi pusat perhatian. Meskipun sering melakukannya di akademi, tetap saja kali ini rasanya berbeda.
Bayangkan. Sandra yang dulunya selalu menerima hinaan dari bangsawan serta dituntut mati oleh kabinet, kini akan berdiri tegak di depan mereka semua dan berbicara sebagai pewaris takhta. Calon Ibu Negara, yang membawa nama Xavier sebagai suaminya, Keluarga Nearsen serta Keluarga Kekaisaran. Sandra hanya takut, pidato perdananya akan menerima lemparan telur busuk.
Kalau bukan candaan yang terus Xavier lontarkan sejak tadi, mungkin dia sudah menangis dan berniat kabur. Pengecut sekali memang.
"Tidak apa-apa, Sandra. Pakaian yang sama takkan membunuhmu."
Sandra mendelik pada Xavier yang meledeknya lagi. Karena satu meter di belakang mereka berdiri seluruh dayang serta kelima kesatria Putra Mahkota dan Putri Mahkota, dan juga kini dirinya tengah mengalungkan tangan di lengan Xavier, maka Sandra tidak bisa memukul suaminya yang menyebalkan ini. Dia harus menjaga imagenya di hadapan semua orang.
"Kau tampak senang saat aku menderita mengenakan gaun merepotkan ini hanya agar bisa disamakan olehmu." Sandra menyindir dengan bisik agar tidak didengar orang-orang di belakangnya.
"Aku tidak bisa menolak permohonan Ibunda dalam rangka menyamakan pakaian kita. Kebahagiaan beliau adalah kebahagiaanku juga."
"Jangan lupakan bahwa aku dendam padamu, Suamiku."
"Bagaimana saya harus melunaskan dendam Anda, Yang Mulia Putri?" Xavier menunduk, sehingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Lelaki itu memberi tatapan menggoda seraya tersenyum miring. "Haruskah kita bergulat di atas ranjang dan membuktikan siapa yang paling hebat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lairene : The DESTINY Of Victorion
FantasíaKapan ini semua akan berakhir? Mungkin pertanyaan itu akan selalu timbul dalam benak Sandra dan Xavier meskipun mereka telah berhasil menjalankan misi dari sang Dewi. Pasalnya, misi ini terus berlanjut sehingga selalu membayangi kehidupan bahagia m...