Chapter 13

461 49 3
                                    

HAPPY EID MUBARAK 1444 H, ALL!

Minal aidin wal faidzin untuk kalian yang merayakan di hari Jumat ataupun Sabtu. Mohon maaf lahir batin dari author dan para tokoh, bila sekiranya ada kesalahan maupun kekurangan 🙏

HAPPY READING 💕

°•°

"Atas perintah Putra Mahkota, kalian bisa beristirahat malam ini setelah pesta peresmian. Jadi, gunakanlah waktu sebaik mungkin, karena besok adalah hari pertama Putri Mahkota bekerja secara resmi untuk posisinya. Beliau memberi perhatian lebih karena kalian akan lebih sibuk daripada biasanya."

Pandangan datar Edward beralih ketika ada salah satu gadis yang mengangkat tangan, menandakan gadis itu ingin mengajukan pertanyaan. "Silakan."

"Yang Mulia Putri Mahkota baru saja menyelesaikan acara resmi. Bukankah sudah menjadi tugas kami untuk membantu beliau membersihkan diri? Riasan yang beliau kenakan akan sangat repot jika dihilangkan tanpa bantuan."

"Apakah kau dayang Putri Mahkota?"

"Benar, Sir."

"Jika benar, seharusnya kau sudah tahu peraturan yang ditetapkan oleh Putri Mahkota. Apa aku harus mengulanginya lagi untuk menjawab pertanyaan tidak bermutu milikmu?" Edward hampir saja memutar bola matanya tatkala dayang itu terbungkam. "Entah saat bersiap atau membersihkan diri, Putri Mahkota melarang kalian melihat dan menyentuh beliau. Jadi, jangan mempertanyakan sesuatu yang sudah ada jawabannya."

Edward melanjutkan, "Malam ini, Yang Mulia Putri Mahkota butuh istirahat karena kelelahan setelah menjalani jadwal padat selama satu minggu ini. Dan Yang Mulia Putra Mahkota melarang kalian mendekat. Jika butuh sesuatu, hubungi Ryana atau Albert, sekretaris Putra dan Putri Mahkota. Kalian juga bisa hubungi aku dan Sir Xander. Kami yang akan melaporkannya kepada Yang Mulia Putra Mahkota. Kalian mengerti?"

"Dimengerti, Sir."

"Bagus." Kemudian, Edward beralih pada dayang pribadi Putri Mahkota selama belasan tahun lamanya. "Ryana, ikut aku untuk menyiapkan penghangat. Yang Mulia Putra Mahkota meminta untuk istrinya. Beliau bilang, istrinya menyukai penghangat dari tanganmu."

"Baik, Sir."

Tanpa kata, Edward berbalik diikuti Ryana. Setelah mereka pergi, kedelapan dayang muda yang mendengarkan ceramah dari Edward kontan menghela napas lega. Selain tertekan dengan aura Edward, mereka juga tidak nyaman mendengar omelan dari sang kesatria Putra Mahkota. Apalagi Ryana juga sama galaknya. Wanita yang menjadi kepala dayang Putri Mahkota tersebut, sering memberi komentar pedas jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan.

Selanjutnya, tujuh dari delapan dayang membentuk lingkaran. Ditemani cemilan dan teh hangat, mereka mulai bergosip tentang pesta peresmian yang baru saja selesai. Toh, mereka diberi waktu istirahat oleh majikan mereka. Selama tidak berkaitan dengan pekerjaan, mereka bebas melakukan apa pun.

Sementara itu, sisa satu dayang lainnya, memilih memisahkan diri dan membereskan barang-barang yang telah dipakai. Dia memang terlihat sibuk, namun kewaspadaannya sama sekali tidak luntur dan kemampuan tajam pendengarannya tidak mengendur.

"Bukanlah sangat aneh? Aku baru pertama kali melayani majikan dengan peraturan seperti ini."

Perempuan berambut almond itu kontan memutar kepalanya ke sumber suara. Tidak ada ekspresi yang berarti di wajah cantiknya, namun tatapannya begitu awas memperhatikan para rekan kerjanya di sana. Ternyata gosip mereka kali ini adalah majikan mereka sendiri.

Apakah dia harus ikut nimbrung agar tidak ketinggalan info?

"Kau benar. Aku juga baru pertama kali mendapat majikan seperti Putri Mahkota."

Lairene : The DESTINY Of VictorionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang