Chapter 15

364 48 5
                                    

⚠️ DISCLAIMER ⚠️
BLOOD, MURDER, CANNIBALISM

HAPPY READING 💕

°•°

Kala binar mentari menyapa di waktu fajar, Xavier bukanlah tipe manusia yang segera bangun dan menyambut pagi dengan hati lengang. Entah mengapa, Xavier justru merasa gundah tiap kali kamarnya yang biasa gulita diterangi cahaya murni matahari yang menyelinap di antara gorden. Pasalnya, jika fajar telah tiba, Xavier akan disibukkan banyak hal tanpa diizinkan beristirahat. Dan ketika malam menjelang, dia baru bisa beristirahat-meskipun tidak benar-benar beristirahat seperti orang pada umumnya.

Namun, kali ini bukan perasaan itu lagi yang menyapanya, melainkan sebuah kelegaan dan kesenangan tiap kali melihat ada sosok lain yang terbaring di sebelahnya. Seorang perempuan yang bahkan aroma manis khasnya menimbulkan efek menyenangkan bagi Xavier. Lelaki itu tidak pernah segan mengakui, bahwa perpaduan sinar mentari yang menyapa dengan kehadiran istrinya, adalah sebuah kebahagiaan bermakna baginya.

Seperti saat ini. Meskipun hanya terlihat siluet akibat Sandra berdiri menghalangi cahaya matahari ke arahnya, Xavier bisa melihat jelas siluet itu menampakkan keanggunan dan kecantikan yang begitu memancar serta langka. Masih membuka setengah matanya, Xavier memandang Sandra yang baru meletakkan nampan berisi dua cangkir dengan asap mengisi udara. Aroma krisantemum yang sangat khas membuatnya tahu bahwa istrinya lah yang membuat teh krisantemum itu.

Sejak masih di Dario, Xavier memang selalu disuguhi hal yang sama di detik pertama dirinya bangun tidur di pagi hari. Namun, anehnya dia sama sekali tidak bosan. Bagaimana mungkin Xavier akan bosan ketika baru bangun langsung mendapat pemandangan dan sambutan secantik ini? Dia rela melakukan apa pun demi mendapat momen ini selama seumur hidupnya.

Tampaknya, Sandra belum tahu kalau Xavier sudah terbangun. Perempuan itu begitu tenang tatkala mengambil sesuatu di dalam laci nakas. Sebuah bungkusan putih yang kali pertama ini Xavier lihat, seluruh isinya yang berupa bubuk putih dimasukkan ke dalam salah satu cangkir teh. Setelah membuang bungkusannya dan mengaduk cangkir teh tersebut, Sandra meneguknya hingga tandas.

Xavier berspekulasi, bubuk putih itu adalah obat dari resep dokter yang biasa Sandra konsumsi setiap hari semenjak didiagnosa trauma pasca perang. Xavier diberitahu Michelle karena perempuan itu sendiri yang meresepkannya atas persetujuan para atasan, tetapi baru pertama kali melihat jelas Sandra mengonsumsinya.

Tatkala Sandra menatapnya, Xavier langsung menutup mata rapat-rapat. Tiba-tiba saja dia merasakan kecupan lembut mendarat di keningnya. Kontan saja, kedua sudut bibirnya mencetak senyuman samar akibat merasa senang dengan perbuatan mendadak Sandra yang sangat jarang dilakukan bila bukan inisiatif sendiri. Kemudian, Sandra mengusap rambutnya begitu hati-hati.

"Pulas sekali. Bagaimana cara membangunkannya?" Kemudian, Sandra memencet hidung Xavier bermaksud membangunkan lelaki itu. "Apa perlu aku siram seperti yang Chris lakukan padaku? Atau berteriak seperti yang Calvin lakukan padaku?" Pertanyaan itu dijawab gelengan dari dirinya sendiri. "Tidak-tidak. Cukup mereka saja yang kurang ajar padaku. Aku tidak boleh mengikuti tingkah menyebalkan mereka." Lalu, Sandra menelengkan kepalanya sambil mencubit pelan hidung Xavier. "Tapi, aku harus membangunkan Xavier sekarang. Jadwalnya hari ini sangat padat."

Satu hal yang tidak disadari oleh Sandra adalah, Xavier menahan tawanya karena tingkah Sandra yang berbicara sendiri sejak tadi. Lelaki itu terheran-heran, kenapa istrinya terkadang bisa bertingkah polos seperti saat ini.

Xavier berniat akan terus berpura-pura tidur. Namun, tatkala dia merasakan cubitan di hidungnya kian mengencang hingga membuat tulang hidungnya sakit. Sampai akhirnya, Xavier terpaksa membuka mata dan menarik tangan Sandra dari hidungnya yang sudah kesulitan bernapas. Lelaki itu terbatuk pelan seraya memandang syok pada Sandra yang memasang ekspresi polos seolah tak merasa bersalah atas apa yang dilakukannya.

Lairene : The DESTINY Of VictorionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang