8

125 32 9
                                    

Sinbi hanya memandang punggung tegap pria didepannya itu dalam diam. Dia terlihat sibuk memilih minuman-minuman yang ada di gudang itu.

Jeon Jungkook. Siapa yang tidak mengenal pria itu? Bahkan mungkin seantero kerajaan ini sangat mengeluh-eluhkannya. Raja termuda dan juga tertampan, namun kinerjanya amat sangat diakui dan memakmurkan rakyatnya. Terbukti dari omongan demi omongan para pengunjung rumah bordil ini ketika ia sedang mengantar minuman untuk mereka. Kebanyakan topik yang mereka bicarakan pasti mengenai keberhasilan kinerja Raja mereka.

Sebenarnya Sinbi tidak pernah membayangkan bisa bertemu dengan Rajanya ini, pasalnya kebanyakan orang-orang bisa bertemu dengannya ketika sedang ada acara maupun festival di Istana, sementara dirinya tidak kemana-mana namun dengan beruntung bisa bertemu dengan pria itu.

Dan Sinbi amat sangat menyayangkan dengan pertemuan pertama mereka yang tidak menyenangkan. Kesalahpahaman itu membuatnya terlihat buruk dimatanya.

Disaat ia sibuk melamun, Sinbi tidak sadar jika sedari tadi Jungkook sudah memanggilnya berkali-kali.

"Hei, kau kehilangan fungsi pendengaranmu ya?"

Sontak Sinbi segera meminta maaf pada pria itu. "Maafkan saya, Yang Mulia. Apakah anda sudah menemukan minuman yang anda inginkan?" tanyanya.

"Belum, aku masih melihat-lihat. Ambilkan aku kursi, aku mau melihat dibagian rak paling atas." Jungkook memerintahkan Sinbi untuk mengambilkan kursi untuknya. Posisi minuman-minuman itu memang diletakkan dalam susunan rak, sangking banyaknya minuman itu disimpan, Jungkook sampai kebingungan untuk menemukan minuman yang diinginkannya.

Sementara itu, Sinbi yang disuruh mengambil kursi tadi sudah kembali dan memberikan kursi itu kepada Jungkook. Lantas pria itu pun segera menaikinya untuk melihat minuman pada rak paling atas, namun naas secara tidak terduga kursi yang ia pijak oleng. Sinbi yang menyadari Jungkook akan terjatuh dari atas kursi itupun segera mendekatinya berniat untuk menahan pria itu, namun usahanya terlambat dan Jungkook pada akhirnya ambruk ke arahnya.

"Waaaaaaaaa..."

Sinbi memejamkan matanya, kejadian barusan terjadi begitu cepat. Rasanya tubuhnya seperti ditimpa sesuatu. Dan ketika ia mulai membuka kedua matanya, manik mata hazel Jungkook menyambutnya. Ada apa dengan dadanya? Sinbi merasa dadanya begitu bergemuruh. Dan ini kali pertamanya ia merasakan perasaan asing ini.

Cukup lama mereka bertahan pada posisi itu, Jungkook yang terjatuh dan menimpa tubuh Sinbi. Gadis itu memang merasakan perasaan yang tidak bisa ia pahami, namun berat tubuh Jungkook membuatnya tidak bisa bernafas dengan benar.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Bisakah anda bangun? Saya kesulitan bernafas...."

Jungkook yang menyadari posisi tubuhnya saat ini pun langsung bangkit dan menjauh dari Sinbi. Dan ia pun turut bangkit dari posisinya tadi, badannya rasanya sakit semua. Jungkook yang melihat itu tampak berdehem.

"Itu tadi tidak seberapa. Jangan bereaksi berlebihan."

Sinbi tidak menanggapi perkataan pria itu dan sibuk membersihkan gaunnya yang sedikit kotor karena kejadian barusan. Jungkook yang menyadari itu pun memutuskan untuk kembali melakukan apa yang ingin ia lakukan tadi, namun ketika kakinya akan naik ke kursi itu dirinya langsung meringis.

"Apakah anda terluka?" tanya Sinbi yang melihat ringisan kecil pria itu.

"Entahlah, sepertinya begitu."

Sinbi mendekati Jungkook dan menuntun pria itu untuk duduk di kursi yang akan ia gunakan tadi. "Maaf jika saya lancang. Saya ingin memastikan posisi luka anda."

Jungkook tidak memprotes, tandanya pria itu mengizinkan Sinbi untuk mengecek lukanya. Lantas gadis itu pun segera membuka sepatu boots yang dipakai Jungkook, lalu kaos kakinya dan ia mulai melipat celana pria itu ke atas. Jungkook meringis ketika Sinbi melakukan hal itu, dan disanalah gadis itu menemukan bercak kebiruan di bawah lututnya.

"Sepertinya ini tadi terbentur saat anda terjatuh. Apakah rasanya sangat sakit?" tanya Sinbi memastikan.

"Sedikit," jawab Jungkook.

Dan Sinbi mengangguk paham. Gadis itu pun bangun dari posisinya, Jungkook yang melihat tingkah gadis itu tampak kebingungan. "Kau mau kemana?"

"Sebentar, saya akan mengambilkan salep untuk luka anda."

Jungkook tidak bertanya lebih lanjut dan membiarkan Sinbi pergi dengan mengambil salepnya. Pria itu memastikan keadaan lukanya, sebenarnya luka ini hanya lebam biasa. Beberapa saat lagi pasti sembuh, namun entah mengapa Jungkook membiarkan begitu saja gadis itu merawat lukanya.

Tidak berapa lama Sinbi kembali dengan salep ditangannya. Dia kembali bersimpuh di depan Jungkook dan mulai mengobati lebamnya dengan salep itu. "Ini akan segera sembuh. Saya mengoleskannya untuk mengurangi rasa sakit dan lebamnya."

"Kau pernah sekolah sebelumnya?" tanya Jungkook.

Sinbi menggelengkan kepalanya. "Bagaimana budak seperti saya bisa sekolah? Lagipula sekolah mana yang akan menerima saya?"

"Berapa umurmu?" tanya Jungkook lagi.

"Delapan belas tahun. Saya mau bertanya, apakah jika seseorang bisa mengobati orang lain yang sedang sesak nafas ataupun terluka itu karena mereka diajarkan di sekolah?"

"Kebanyakan seperti itu."

"Begitukah? Pantas saja."

Jungkook mengernyitkan dahinya, ia berusaha memahami jawaban gadis itu. "Memangnya kenapa?"

Sinbi memandang ke arah Jungkook, gadis itu menggeleng dan tersenyum. "Tidak apa-apa, saya hanya bertanya."

"Sekarang ganti aku yang bertanya. Jika kau tidak sekolah, darimana kau belajar mengobati luka?"

"Bukankah semua orang bisa mengobati lukanya sendiri? Ini hanya lebam. Selesai, ini akan segera membaik."

"Tunggu dulu, apakah kau baru saja merendahkan aku?"

Mendengar Jungkook yang tiba-tiba marah padanya, Sinbi memandangnya bingung. "Ya?"

"Barusan kau bilang semua orang bisa mengobati dirinya sendiri karena ini hanya luka lebam. Maksudmu aku tidak bisa mengobati diriku sendiri?!"

"Umm... saya tidak bermaksud begitu. Bagaimana saya menjelaskannya, saya bukannya mau membanggakan diri saya tapi saya bisa mengobati luka dan beberapa waktu lalu saya juga menyelamatkan seseorang yang sesak nafas."

"Oh, jadi kau mau sombong karena bisa melakukan hal-hal semacam itu tanpa sekolah?"

"Bukan begitu, jangan salah paham Yang Mulia." Sinbi merasa serba salah saat berbicara dengan Jungkook. "Pokoknya saya tidak sedang merendahkan anda atau siapapun. Saya hanya ingin mengobati luka anda saja."

Jungkook menarik lengan Sinbi hingga kini tubuhnya pun menubruk tubuh pria itu. "Kau pikir aku akan terjebak dengan pesona yang kau buat-buat?" katanya tiba-tiba.

"Ya?"

"Kau membuat adikku yang selama ini hanya gila dengan pekerjaannya tiba-tiba terus membicarakan tentang dirimu. Padahal di luar sana ada begitu banyak gadis yang cantik, tapi mengapa seolah dia hanya melihat ke arahmu?"

"Yang Mulia, apa maksud anda? Adik? Jadi Taehyung...maksud saya Tuan Taehyung adik anda?"

"Ah, apakah pesonamu adalah menjadi gadis yang polos? Kau berpura-pura bodoh agar terlihat menarik?"

"Yang Mulia saya..."

"Kau tidak tahu siapa Kim Taehyung? Dia adikku, dia juga seorang Jendral Kemiliteran. Apakah masih kurang jelas?"

Sinbi terdiam ditempatnya. Jadi Taehyung sudah berbohong padanya? Ia pikir pria itu memang hanya seseorang yang bekerja di Istana. Namun siapa sangka kedudukannya amatlah tinggi. Tiba-tiba ia merasa dagunya dicengkeram cukup kuat, hal itu membuat Sinbi meringis kesakitan.

"Hei, kau. Budak rendahan seperti dirimu tidak akan pernah bisa sejajar dengan kami."

Halo guys, mau ngasih kabar kalo friendzone versi ebook sudah bisa dibeli dengan harga 30k untuk 20 orang pembelian pertama. Hayuukk buruan dipesan sebelum kehabisan.


Let Me Know You More(Sinkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang