"Jeon Jungkook!" Seorang gadis nampak tergesa menuruni tumpukan tangga itu sembari mengangkat ujung gaunnya ke atas agar pergerakannya tidak terhambat. Dia terlihat sangat antusias setelah mengetahui tunangannya itu datang ke Istananya.
"Pelan-pelan sayang, kau bisa terjatuh," ujar seorang wanita paruh baya yang melihat aksi gadis itu barusan.
"Aku baik-baik saja, mom," katanya, kemudian titik fokusnya menuju ke arah seorang pria tinggi di depannya itu. Kedua matanya seakan berbinar-binar setelah melihat wajahnya. Dan tanpa berpikir dua kali, ia langsung berhambur masuk ke dalam pelukan pria itu.
"Mengapa kau tidak memberitahuku jika akan datang? Aku bisa menyambutmu di perbatasan jika tahu begitu." Gadis itu berkata dengan intonasi yang terdengar manja. Sementara itu, Jungkook nampak tersenyum menanggapi perkataan tunangannya itu.
"Aku datang hari ini tanpa memberitahumu lebih dulu karena kakakmu itu ingin membahas kerja sama antara kerajaan kita di Istananya," jelas Jungkook mengenai kedatangannya ke Kerajaan Desia yang begitu mendadak. "Bagaimana kabarmu, Jennie? Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Satu bulan?"
"Satu bulan? Kita sudah tidak bertemu selama dua bulan! Mingyu bebas pulang pergi ke kerajaanmu, tapi kedatanganku selalu dibatasi" Jennie nampak menggerutu sambil mempoutkan bibirnya kesal.
Melihat aksi keluhan kesal tunangannya itu, justru membuat Jungkook merasa gemas. Pria itu mengusap puncak kepala Jennie dengan lembut.
"Acara pernikahan kita akan berlangsung sebentar lagi, saat ini kondisi perbatasan kerajaan kita sangat berbahaya karena ada begitu banyak bandit yang berhasil melarikan diri kemari. Jadi, ini demi keselamatanmu juga."
Mendengar penjelasan Jungkook mengenai alasan mengapa ia tidak diperbolehkan berkunjung sesering mungkin ke Istana pria itu pun tetap membuat Jennie kesal.
"Kalau itu alasannya, aku akan datang kesana dengan dijaga ketat oleh anggota kemiliteran terbaik di kerajaan ini. Jika kau merasa tetap mengkhawatirkan keadaanku, kau bisa mengirimkan anggota kemiliteran terbaikmu di perbatasan untuk berjaga-jaga."
"Jennie?"
"Jung, aku ingin melihatmu setiap hari. Aku selalu merindukanmu, rasanya tidak melihatmu dalam waktu yang sangat lama membuat hidupku berjalan dengan berat."
Jungkook mengusap pipi Jennie dengan pelan. "Aku tahu, tapi aku hanya cara ini yang bisa membuatku jauh lebih tenang. Biarkan aku saja yang mengunjungimu."
"Dan kau akan datang sebulan atau dua bulan sekali? Jadwalmu sangat padat, Jung. Lama-lama aku tidak tahan dengan hubungan jarak jauh ini," katanya mengutarakan kerisauannya.
"Baiklah, lantas apa keinginanmu sekarang?"
"Tidak bisakah pernikahan kita diajukan jauh lebih cepat? Acara pernikahan kita kurang enam bulan lagi, kita hanya akan bertemu dua atau tiga kali sebelum pernikahan dilaksanakan. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi."
Mendengar itu lantas Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah Mingyu dan juga ibu Jennie yang berada tidak jauh dari posisinya berada. Mereka hanya menahan senyum melihat kejadian itu. Dari tatapan mereka seakan mengisyaratkan jika keputusan berada ditangan Jungkook sendiri.
Namun Jungkook hanya bisa menghela nafas. "Aku juga ingin melakukannya, sungguh. Tapi selama enam bulan ke depan jadwalku sudah penuh, aku tidak bisa menggesernya," jelasnya. "Aku bahkan sengaja mengajukan jadwal beberapa bulan setelahnya agar nanti kita bisa berbulan madu selama satu bulan. Jadi tolong bersabarlah, hmm?"
Pada akhirnya Jennie hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sebenarnya ini bukan kali pertama mereka berhubungan jarak jauh, tapi ini juga tidak bisa disebut hubungan jarak jauh juga karena waktu yang ditempuh dari Kerajaan Desia menuju ke Kerajaan Philips hanyalah dua jam-an. Tapi karena peraturan dan situasi yang tidak kondusif lah yang membuat mereka berjarak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know You More(Sinkook)
FanfictionHwang Sinbi hanyalah gadis berusia delapan belas tahun yang tinggal di rumah bordir dan menjadi seorang pelayan sepanjang hidupnya. Ia tidak memiliki orang tua, selama ini Sinbi hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk melawan kerasnya dunia ini dan...