Kedua mata itu mengerjap beberapa kali, ia berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk dari celah ruangan itu. Sontak ia langsung terserang panik karena merasa asing dengan keadaan sekitarnya.
Ingatannya kembali waktu ia baru saja mengantar Jungkook, Taehyung, dan Mingyu pulang dari depan rumah bordil dan setelahnya segerombolan pria berkuda muncul. Orang-orang yang pada awalnya ia pikir pengunjung ternyata berakhir menculiknya dan membawanya kemari. Tempat macam apa ini? Apakah ia akan diperdagangkan secara ilegal?
Sinbi pernah mendengar isu tentang perdagangan manusia sebelumnya, meski itu adalah hal lumrah di era ini, tapi tetap saja ini terasa menakutkan. Mengapa mereka harus melakukan hal ini padanya? Apakah mereka tidak tahu jika dirinya sudah bertuan? Sudah jelas rumah bordil itu milik Kim Hok Ju dan tentu saja ia tidak kosong.
Namun dari semua kejadian ini, Sinbi merasa janggal. Mengapa tubuhnya tidak diikat dan dibiarkan bebas berbaring tidur di kamar ini? Apakah ini model penculikan baru? Ini tidak seperti dalam bayangannya. Dan bisa dibilang kamar yang ia tempati lumayan mewah. Tunggu, apakah jangan-jangan ia sudah diperjual belikan setelah mereka menculiknya dan kini bisa jadi ia berada di rumah tuan barunya. Sialan.
Kakinya melangkah menuju ke arah pintu, berharap ia bisa menerobos keluar dari kamar ini meski ia tidak yakin hal itu bisa berhasil atau tidak. Karena Sinbi yakin mereka pasti mengunci... Klak! Sinbi tercenung. Apakah ia benar-benar sedang diculik?
Pintu terbuka begitu saja tanpa ia harus berusaha memaksa membukanya. Lorong nan panjang dan arsitektur nan megah menyambutnya. Sinbi ternganga untuk beberapa saat, ini bukan tempat biasa. Ia tahu itu. Jika memang ia dijual kepada seorang tuan baru, tuannya bukan orang biasa. Tapi jika dia kaya raya mengapa harus membayar orang untuk mencuri budak yang sudah bertuan?
Seharusnya orang ini lebih mampu mencari budak yang tidak sembarangan tentu saja.
"Oh, anda sudah bangun nona?" Ucapan seseorang membuat Sinbi berjengit kaget. Namun ia lebih kaget lagi ketika wanita itu menyebutnya dengan sebutan 'nona'. Ini kali pertama seseorang memanggilnya dengan begitu sopan.
Sinbi menengok ke belakang memastikan jika wanita itu sedang berbicara dengan orang lain, namun sayangnya ditempat itu saat ini hanya ada mereka berdua.
Wanita asing itu yang menyadari kebingungan Sinbi pun kembali menyahut. "Nona, anda tertidur selama seharian penuh dari kemarin. Pasti sekarang anda begitu terkejut karena tiba-tiba berada disini."
Kalimat wanita itu membuat Sinbi kembali tergugah ke dunia nyata dan juga keingintahuannya yang berakhir ditempat ini.
"Hei, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
Wanita itu mengangguk. "Tentu, nona. Pasti ada begitu banyak pertanyaan yang mengganjal anda saat ini," katanya. "Namun sebelum itu, mari masuk ke dalam kamar anda lagi sebelum Tuan datang menemui anda."
Deg!
Dugaan Sinbi benar, ia memang diculik. Namun mengapa wanita ini terus menyebutnya dengan sebutan 'nona', apakah ia diculik bukan untuk menjadi seorang budak melainkan...tunggu, bagaimana jika seseorang menculiknya dan menjualnya kepada seorang pria tua yang sudah beruban dengan jenggot menggelantung dan juga perutnya yang besar seperti sedang hamil sembilan bulan untuk dijadikan istrinya yang ke sepuluh. Double shit. Ini adalah mimpi buruk.
Sinbi tidak mau hidupnya berakhir seperti itu, ia memang terlahir menjadi seorang budak tanpa ia ketahui siapa orang tuanya, ia masih bisa menerimanya. Tapi jika ia harus berakhir menjadi seorang istri bangkotan tua selama sisa hidupnya, lebih baik ia mati saja.
Dan tanpa berpikir panjang dan mengindahkan permintaan wanita itu untuk kembali masuk ke dalam kamar tadi, Sinbi menghindar dan berlari menjauh. Ya, selagi masih ada kesempatan untuk bisa melarikan diri dari tempat ini, Sinbi akan melakukannya. Walaupun nyawa menjadi taruhannya, setidaknya ia berakhir mulia karena mempertahankan harga dirinya.
"Nona, anda mau kemana?!" Wanita itu terlihat syok setelah menyadari jika Sinbi berlari menjauh darinya. Alhasil ia pun segera mengikutinya dari belakang sembari meneriakkan namanya beberapa kali.
"Nona, jangan berlari! Anda bisa terjatuh dan Tuan akan membunuh saya jika mengetahuinya! Anda adalah berlian dan masa depan kami!"
Teriakan wanita itu yang berusaha menghentikan Sinbi pun mengundang rasa penasaran orang-orang yang berada ditempat itu, para penjaga yang berjaga tidak jauh dari mereka pun segera menyadari apa yang terjadi dan mengikuti wanita itu untuk membantunya.
Sementara Sinbi yang menyadari kali ini wanita itu tidak sendirian pun mempercepat larinya. Sialan, mengapa ada begitu banyak penjaga di tempat ini. Si bangkotan tua yang akan menjadikannya istri ke sepuluh ini pasti bukan orang yang biasa.
Dan Sinbi baru sadar jika tempat ini mirip seperti sebuah istana. Buat apa ia tinggal di tempat yang bagus dan layak jika hidupnya tidak bahagia? Lagipula Sinbi menginginkan pria yang ia cintai dengan setulus hatinya, bukannya dipaksa seperti ini. Dan lebih buruknya, pria itu sudah tua dan mungkin berumur seperti ayahnya jika dia memang masih hidup di dunia ini.
Disaat Sinbi sibuk melarikan diri, tanpa ia sadari segerombolan pria sedang berjalan menyusuri lorong dari lawan arah. Sinbi yang tidak memperhatikan adanya mereka dan malah sibuk melihat ke arah belakang pun akhirnya terkejut lalu menabrak salah satu pria di antara gerombolan itu. Tabrakan yang tidak bisa dihindarkan pun terjadi.
"Ouch!" Sinbi meringis kesakitan karena tabrakan itu cukup kuat, namun pria yang ia tabrak nampak tidak bergeming dan kini menunjukkan ekspresi tegas di wajahnya.
"Mengapa kau berlari seperti orang gila?!" hentakan suara pria itu menggelegar membuat orang-orang ditempat itu berakhir terdiam termasuk Sinbi.
Wanita tadi dan para penjaga yang mengejar Sinbi langsung berhenti di tempat mereka tak berani bergerak sedikitpun.
Sinbi yang masih berada di posisi terjatuhnya pun terpaku memandang pria asing itu. Kedua matanya mengerjap beberapa kali hingga akhirnya seseorang membantunya untuk bangun.
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya seorang pria lain yang baru saja membantunya.
"Oh ya, saya baik-baik saja. Terima kasih, Tuan."
Selaan itu tidak berakhir lama karena Sinbi kembali memandang pria yang membentaknya tadi. Aura tegas dan lugas mengitarinya, Sinbi merasakan betapa dominannya pria ini terbukti bagaimana takutnya wanita tadi dan para penjaga itu. Dia pasti yang paling berkuasa di istana ini. Oh, apakah dia pemilik Istana ini juga?
"Jaehyun, jangan memandangnya seperti itu. Kau membuatnya takut," ucap pria yang membantu Sinbi tadi.
"Diamlah, Johny. Aku hanya tidak suka seseorang membuat gaduh di istanaku!"
Benar, dia pemilik Istana ini. Jadi ia diculik oleh pria ini? Siapa namanya tadi? Jaehyun?
"Tuan, maafkan atas kelancangan saya tapi disini saya hanya ingin tahu mengapa tiba-tiba saya terbangun ditempat ini setelah segerombolan orang menculik saya dari rumah bordil dimana saya tinggal dan bekerja," jelasnya.
"Lalu?"
Sinbi menahan nafas. Apakah dia tidak punya otak? Mengapa dia masih bertanya? Sinbi benar-benar tidak habis pikir.
"Saya sudah bertuan. Mengapa saya diculik dan berakhir disini? Entah apapun alasannya, saya harus kembali ke rumah bordil dan bekerja. Tuan saya pasti akan mencari keberadaan saya."
Pria bernama Jaehyun itu tiba-tiba tertawa. Tawanya nyaring dan entahlah terdengar menakutkan ditelinga Sinbi saat ini. Astaga, bagaimana bisa pria yang bisa dikatakan tampan dan berwajah malaikat itu bisa beraura iblis?
"Dia tidak akan mencarimu. Aku sudah membelimu sebesar tiga ratus ribu poundsterling darinya walaupun sebenarnya itu tidak perlu," katanya. Sinbi terdiam ditempatnya. Tidak mungkin, Hok Ju menjualnya?
Jaehyun maju mendekati Sinbi dan kemudian memajukan wajahnya disekitar telinga Sinbi. "Kau tahu? Dan lagipula dari awal kau adalah milikku! Hwang Sinbi, mari ubah dunia ini dan hanya kau yang bisa membantuku! Buat sepupumu ini membalaskan dendamnya pada cecunguk-cecunguk itu!"
Hello, i'm back! Semoga masih suka sama cerita ini, aku usahain buat update terus. Follow igku ya @shawingeunbi2
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know You More(Sinkook)
FanfictionHwang Sinbi hanyalah gadis berusia delapan belas tahun yang tinggal di rumah bordir dan menjadi seorang pelayan sepanjang hidupnya. Ia tidak memiliki orang tua, selama ini Sinbi hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk melawan kerasnya dunia ini dan...