6

134 38 3
                                    

"Apakah kau sudah menemukan keberadaan gadis itu?" tanya pria berperawakan tinggi itu kepada suruhannya.

"Saya sudah menyisir semua bagian di kerajaan ini tuan, termasuk tempat-tempat perbudakan."

Pria itu menoleh ke arah suruhannya yang nampak menunduk tidak berani melihat ke arahnya. Ia pun mengetatkan rahangnya sambil menggebrak meja di depannya dengan keras.

"Dasar tidak becus! Aku tidak mau tahu sebelum acara itu berlangsung, gadis itu harus segera ditemukan!"

"Ta..tapi tuan, kerajaan ini sangat luas. Dengan hanya bermodalkan ciri-ciri yang anda berikan saja tidak cukup untuk bisa menemukan keberadaan..."

"Oh, jadi secara tidak langsung kalian ingin mati karena gagal menemukan gadis itu?"

Suruhannya itu nampak terkejut dengan perkataan pria itu, dia pun segera bersujud di bawah kaki tuannya itu untuk meminta pengampunan.

"Tuan, maafkan saya. Saya berjanji akan menemukan gadis itu, tapi tolong berikan saya kesempatan untuk hidup."

Pria itu berdecih mendengar permohonan suruhannya. Tak berapa lama kemudian ia mensejajarkan tubuhnya dengan suruhannya itu.

"Aku memberimu kesempatan lagi kali ini, Chanyeol. Jika kau kembali dengan tangan kosong atau tanpa kelanjutan yang signifikan, jangan berharap untuk bisa tetap bernafas setelahnya. Mengerti?" katanya sambil menepuk-nepuk pipinya seraya memberi ultimatum peringatan untuknya.

Pria bernama Chanyeol itu mengangguk. "Baik, Tuan Jaehyun." Dan setelahnya pria itu berlalu pergi dari sana.

"Aish, dimana lagi aku bisa menemukan gadis itu?" cicit Chanyeol frustasi.

****

"Hoseok, apakah ada pesanan lagi?" Sinbi kembali menemui bartender itu setelah selesai mengantarkan pesanan lain.

"Tidak, sudah cukup." Hoseok menanggapi Sinbi seraya meracik minuman pesanan didepannya.

"Tumben sekali, kemana perginya orang-orang hari ini?" tanya Sinbi heran.

"Apakah kau tidak ingat? Ada pesta tahunan yang diadakan di Istana. Semua orang pasti datang kesana."

"Pesta tahunan? Memangnya hari ini tanggal berapa?"

"18 November. Kau masih muda, mengapa tidak mengingat tanggal dengan jelas? Astaga.."

Sinbi mempoutkan bibirnya kesal sambil duduk di salah satu kursi depan bartender yang kosong. "Aish, memangnya kenapa? Mau aku ingat atau tidak, tetap saja aku tidak akan kemana-mana."

Hoseok terdiam memandang ke arah Sinbi. Tatapannya penuh prihatin. Bagi Hoseok, Sinbi seperti adiknya sendiri. Berbeda halnya dengan Sinbi, ia masih bisa berkeliaran keluar dari rumah bordil ini jika libur. Sementara gadis itu, ia hanya menghabiskan waktunya disini tanpa pergi kemanapun.

"Hei, Hoseok." Tiba-tiba Sinbi memanggil pria itu.

"Hmm?"

"Bagaimana menurutmu jika aku mengajukan diri kepada Tuan Hok Ju sebagai wanita bayaran yang akan ikut hadir ke Istana besok?"

Hoseok yang mendengar itu syok. "Jangan gila! Pokoknya jangan pernah berpikir untuk menjadi wanita bayaran sedikitpun, pekerjaanmu saat ini sudah sangat pas untukmu."

"Kenapa?! Apakah karena aku tidak cantik? Bukankah itu tidak penting asal aku bisa melayani mereka dengan baik."

"Kau masih kecil. Lagipula itu pekerjaan yang banyak resikonya."

"Hei, aku sudah berumur delapan belas tahun. Dan semua pekerjaan pun juga memiliki resiko. Kau pikir sudah berapa kali Tuan Hok Ju memberiku hukuman karena kesalahan-kesalahan kecil?"

Let Me Know You More(Sinkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang