Ch 3

4 1 0
                                    

___________________________________

Dibawah pohon maple terlihat seorang gadis muda yang tengah duduk dibawahnya. Tangannya sibuk mengukir sulaman demi sulaman. Ya sudah menjadi kebiasaannya saat diperkebunan untuk mengisi waktu luang dengan menyulam.

Dari kejauhan tampak seorang pemuda tengah memperhatikannya dan memberanikan diri untuk mulai mendekat. Dalam hatinya ada suatu hal yang mengganjal dan sangat ingin ia tanyakan pada yang bersangkutan.

"Permisi nona.."

"Ah ya. Ada apa Sir Daniel..?"

"Tidak. Saya hanya berjalan-jalan, dan melihat nona sendirian disini." Ucap daniel seraya ikut duduk di sebelah Lucy.

"Ouh begitu. Ya saya hanya sedang mengisi waktu dengan menyulam, sudah jadi kebiasaan sejak diperkebunan."

Daniel sedikit menengok hasil sulaman Lucy yang terlihat setengah jadi.

"Sulamanmu terlihat bagus, kau pasti sudah mahir melakukannya."

"Ah tidak juga sir. Sulaman saya tidak sebagus itu." Jawab Lucy malu-malu.

Perbincangan mereka terasa menyenangkan dengan sesekali terlihat candaan yang membuat mereka tertawa kecil. Tanpa tahu jika dari kejauhan seseorang tengah memperhatikan mereka dengan perasaan tak nyaman.



___________________________________

___________________________________




Malam ini Yuri terlihat gusar, banyak hal yang mengganggu fikirannya sejak siang tadi. Terutama kejadian siang tadi, saat ia melihat dua orang yang sangat ia kenal tengah bercanda ria dibawah pohon maple kesayangannya. Pohon maple yang menjadi tempat sang ibunda dimakamkan.

Knock knock

Suara ketukan dipintu membuyarkan pikirannya.

"Ya siapa?"

"Yuri ini kakak." Suara lembut seorang gadis yang sangat yuri kenal dan menjadi sumber pikirannya saat ini.

"Ah iya kak Lucy, silahkan masuk saja."

Lucy pun membuka pintu. Terlihat olehnya sebuah ruangan yang sangat megah berhiaskan ornamen emas dan ukiran-ukiran indah. Jauh lebih megah daripada kamar miliknya dan mungkin juga jadi kamar termegah di Dukedom ini.

"Duduklah disini kakak." Seru Yuri seraya menepuk tepat disebelahnya ia duduk dikasur.

Lucy pun dengan senang hati menghampiri Yuri dan duduk disebelahnya.

"Kakak menginaplah dikamarku, sudah lama kita tidak mengadakan pesta bantal." Ujar Yuri.

"Kupikir, aku juga lebih nyaman tidur bersamamu. Kamarnya terlalu besar jika aku tidur sendirian, berbeda dengan kamarku yang diperkebunan."

Merekapun sibuk bercerita panjang lebar tentang banyak hal, sesekali diselingi dengan canda tawa juga guyonan-guyonan lucu yang dilontarkan Yuri.

"Ouh ya Yuri, kamu sangat dekat ya dengan sir Daniel? Sepertinya ia jadi pengawal kesayanganmu karena kamu membuatkannya baju yang serasi."

"Ah.. itu.." ucap Yuri menggantung.

"Sebenarnya Sir Daniel adalah orang yang sering kuceritakan pada kakak lewat surat." Lanjut Yuri dengan malu-malu.

Deg

Terasa seperti sengatan listrik pada jantungnya, Lucy mencoba tetap mengendalikan ekspresinya sebaik mungkin.

"Ah.. jadi dia orangnya. Adikku sudah dewasa rupanya." Ledek Lucy pada yuri.

"Ya kakak. Aku tidak sabar untuk pesta debutante nanti, saat itu tiba umurku sudah tepat 16 tahun, daniel pun sama walaupun ia telah lebih dulu berusia 16. Aku tak sabar, aku berharap mendapatkan sumpah ksatria saat debutanteku kakak." Ucap Yuri dengan wajah memerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red Crown ( Zonn Bloem )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang