02. perjanjian

482 62 4
                                    

" Jadi...ini calon istri gue" pria itu mengelus dagunya pelan.

" Jangan harap! gue ga akan nikah sama lo! Ga akan!!" Tegas Jennie, pria itu terkekeh

" sebelumnya kenalin, gue Lalisa manoban. lo bisa panggil gue lisa,lalisa, atau sayang mungkin, sepertinya babe tidak terlalu buruk" jennie membulatkan matanya dan dengan mulut terbuka.

"Jadi lo bener calon suami gue?!" pekik jennie kaget

" Kamu harus menghilangkan kebiasaan teriakmu itu, sayang" ujar Lisa santai

"Sayang sayang, muka lo kaya loyang! jangan manggil gue sayang, karna pernikahan ini gaakan pernah ada, Dasar mesum!!!" Tolak Jennie mentah-mentah.

"Gue tinggal telpon papa Sih, gampang" lisa mengeluarkan ponselnya, dengan cepat Jennie merebut ponsel milik Lisa.

"Jangan libatin papa gue!"

"terus, bukannya ini melibatkan papa lo?" jawab lisa dengan memandang wajah jennie. "lo cantik, gue ga nyangka bakal nikah sama lo." tukas Lisa.

Jennie berkali-kali menggelengkan kepalanya, dengan cepat ia beranjak dari caffe tersebut. Ia berjalan cepat menuju mobilnya. sedetik kemudian ia sudah terkurung oleh sepasangan lengan kekar yang ia yakin, milik lisa

"Lo mau kemana?" Jennie menggeleng dan coba melepaskan kurungan tangan lisa, "Lo gerak, gue ga akan segan-segan cium lo didepan umum kaya gini." ancam lisa, jennie akhirnya menuruti apa kata om-om dihadapannya.

Lisa mengajak Jennie masuk kedalam mobilnya mengantarkan Jennie pulang ,mereka sama-sama diam. Jennie terus memikirkan bagaimana caranya lari dari perjodohan yang akan menyiksanya ini.

"turunin gue disini!"pinta Jennie namun tak diindahkan Lisa.

"Om, lo denger ga sih?!" teriak Jennie. Lisa menghentikan mobilnya ditepi jalan, Menatap jennie dengan dingin.

"Om,! Lo itu Om-om mesum yang pernah gue temuin! gue heran ada cowo kaya lo ya. asal ngam-." Jennie terdiam setelah melihat lisa menatapnya tajam,

pria itu merapatkan tubuhnya pada jennie. Jennie memundurkan tubuhnya hingga hingga kepalanya mengenai kaca mobil.

"Om mau apa lo!? jangan macem-macem ya!!" Lisa bergeming.

"Om lo mesum ban-" ucapan jennie terhenti setelah lisa membungkam mulutnya dengan bibirnya.

"Kamu terlalu berisik, jennie. dan jangan panggil aku om-om mesum. aku belum setua itu, umurku baru dua puluh lima tahun," jawab lisa, sementara jennie masih terdiam menyadari lagi-lagi pria itu menciumnya.

"Ngomong-ngomong, aku suka bibir kamu. aku jadi ngga sabar untuk malam pertama kita." Lisa menyeringai menggoda Jennie, jennie menggeleng cepat dan menutup mata.

"Ngga...gue gamau nikah sama om-om didepan gue ini, Ngga!, Papah, Mamah". teriak jennie tentunya didalam hati.

"Eh om! Lo itu ya, nikah belom. udah asal nyosor aja! lo tau!? lo udah ngambil First kiss gue malam itu! dan sekarang lo cium gue lagi! Mau gue buat jontor tuh bibir pake heels gue! iya?!" omel jennie memekakan telinga Lisa.

"Wait, Frist Kiss? Astaga! sebesar ini kamu belum pernah berciuman? aku penasaran sepolos apa kamu" Ujar lisa "Tapi, untuk pemula, kamu cukup hebat dalam berciuman." Lisa mengusap lembut pipi jennie dengan punggung tangan dan ditepis oleh jennie.

"Eh berarti kamu masih.."

"Iyalah, lo kira gue cewe apaan?" Potong jennie yang mengerti ucapan Lisa.

"Baik lah, lebih baik kita cepat-cepat menikah." Lisa kembali melajukan mobilnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage contract (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang