05. Hujan?

34 10 6
                                    


"Hujan, bisakah kau turun lebih deras lagi?"
—Chalandra E.

Happy Reading

•🦋•

Chalandra terus saja berjalan tak memperdulikan hujan yang mulai turun membasahi seisi bumi. Tubuhnya sudah dipastikan basah karena tak memakai payung.

"Ayahh... Chala dingin." Gadis berumur 5 tahun itu meringkuk di dalam gudang.

Chala merasakan sakit di bagian kepalanya, ia memelankan langkah kakinya.

"Ayah, mama, Chala juara 1 lomba dance di sekolah!" Chala menunjukan piala itu kehadapan orang tuanya.

"Berikan itu pada Ayah!" Sang Ayah merebut piala itu tanpa persetujuan Chala.

"Mau diapain Yah?" Chala kecil mulai menangis.

"Ini?!" Ayahnya menggenggam piala milik Chala. "Gak berguna!"

"Jangan Ayah!" Chala berteriak histeris ketika ayahnya merusak pialanya, lalu membanting piala itu di hadapannya.

"Hiks... Ayah jahat!" Ia menatap mamanya yang sedari tadi diam saja. "Maa..."

"Apa kamu lihat-lihat? Pergi sana!"

18 tahun ia hidup di Dunia ini, berarti selama 18 tahun juga ia merasakan penderitaan yang begitu menyakitkan dari keluarganya. Buktikan jika tuhan itu baik! Chala hampir saja tak mempercayainya.

Tolong buktikan.

Seorang ayah seharusnya melindungi.

Seorang ayah seharusnya  menyayangi.

Seorang ayah seharusnya tak menyakitinya.

"Aku tak punya ayah sepertinya," lirih Chala merasakan dadanya seperti diremat.

Dan peran seorang ibu tak pernah Chala rasakan. Bagaimana rasanya disuapi oleh mamanya, di peluk, di ajarkan membaca, menulis, menghitung—

Chala tak pernah.

"Aku tak punya seorang Ibu—"

Chala yang selalu terlihat kuat, siswi yang selalu membully dan di takuti banyak orang, gadis yang tak pernah menunjukan rasa sedih di hadapan banyak orang. Nyatanya hanya gadis lemah—

Benar... Chala lemah.

"Mama, jangan kurung Chala lagi, hiks...."

"Chala takut."

"Kalau begitu, nilai kamu harus 100! supaya ayah kamu enggak marah lagi sama saya!"

"Hikss... Maaf ma."

Biasanya jika Chala sedih, gadis itu akan pergi ke rumah Xander. Chala tak pernah cerita tentang penderitaannya kepada lelaki itu. Ia hanya datang ke rumahnya, lalu bercerita jika ia sedang kesal karena ayahnya mencubit dirinya karena membolos sekolah.

"Kenapa kesini?"

"Gue kesel sama ayah, dia cubit gue karena gue bolos!"

Xander hanya menggelengkan kepalanya. "Mangkanya jangan bolos!"

Chala merengut kesal. "Kok lo gitu sih?!"

"Bercanda cantik, mau permen gak?" Xander mengeluarkan dua buah permen lollipop dari saku celananya.

"Mau-mau!" Chala tersenyum senang. Hanya sesederhana itu, tetapi sangat Chala butuhkan.

Namun lelaki itu berubah drastis ketika Xander pindah sekolah ke SMA PURNAMA lalu bertemu dengan Reysa. Gadis yang dulunya adalah mantan Xander.

Aku Hanya Luka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang