02. Jadian

54 8 2
                                    

Dahulu kala ada bunga yang sangat cantik berwarna kuning terang. Tak ada yang mengalahkan sinarnya. Hingga suatu hari, satu lebah tertarik dengan bunga itu.

Xander datang membawa kebahagiaan yang membuat Chala selalu bersinar seperti bunga matahari.

Lalu bunga matahari itu semakin tumbuh dan lebih bersinar dari biasanya. Ia menerima dengan baik kedatangan lebah saat itu.

Tetapi musim berganti, bunga matahari mulai redup dan tergantikan dengan bunga sakura yang bermekaran dengan indah. Bunga matahari sudah layu karena lebah sangat menyukai bunga sakura.

Disaat itu Xander masih menyayangi Chala, tapi dia jauh lebih menyukai Reysa. Gadis yang jauh lebih cantik dan lebih sempurna.

Chala tersingkirkan.

Chala membuka matanya perlahan, yang pertama kali ia lihat adalah langit-langit ruangan itu berwarna putih. Tetapi ia baru menyadari jika dirinya sedang berada di rumah sakit. Tapi siapa yang membawanya?

"Ha-haus." Suaranya nyaris hilang, hanya deru nafas yang terdengar.

Dara—sahabat Chala menoleh ke arahnya, gadis itu tersenyum miris melihat kondisi Chala seperti ini. Rasanya Dara ingin memeluk sahabatnya itu dan membawa pergi bersamanya. Tapi tak semudah itu.

Dara mengambil air di meja, lalu membantu Chala agar meminum air itu. "Gue sedih La, gue sakit liat lo kayak gini!"

Dara tak ingin bertanya terlebih dahulu kepada Chala, gadis itu baru saja bangun.

"Raa, siapa yang bawa gue ke sini?" tanya Chala, gadis itu berusaha duduk, dibantu oleh Dara.

"Gue gatau, gue cuman disuruh Om Adnan buat jagain lo!" ucap Dara jujur. Om Adnan adalah adik dari ayahnya, ia yang menyuruh Dara untuk datang ke rumah sakit.

"Gue gagal audisi, Ra."

"It's okey, mungkin bukan saatnya. Lo harus tetep semangat." Chala tersenyum tipis mendengar penuturan Dara.

Dara adalah teman sejak SMP, mereka berdua bertemu karena Dara dulu selalu membela dirinya saat ia dibully. Tapi Chala takut jika Dara mengetahui semua keburukan dirinya, gadis itu akan menjauh seperti teman-teman sebelumnya.

"Makasih Ra, jangan pernah berubah, Dara!"

"Emang gue mau berubah jadi apaan? Spiderman?" Dara tergelak dengan ucapannya sendiri, Chala ikut tertawa kecil mendengarnya.

"Lo cantik kalau ketawa, jadi jangan sedih terus!"

"Tapi sekarang, lo harus makan dulu, badan lo kurus gitu," lanjut Dara membuat Chala mendengus.

"Gue benci makanan rumah sakit! Hambar Ra!" tolak Chala, wajah pucat nya itu merengut.

"Gak boleh nolak, lo mau sehat kan?" tanya Dara, Chala mengangguk sebagai jawaban.

Dara membawa semangkuk bubur dan sayur bening. Chala menerima suapan dari Dara, mengingat dirinya belum makan dari kemarin.

"Ra, Xander gak ada ke sini?"

"Maaf La, gue gatau." Dara terpaksa berbohong untuk kali ini.

Sebenarnya Xander datang ke sini, entah lelaki itu tahu dari mana jika Chala dirawat.
Dara tak membiarkan lelaki itu masuk, ia takut jika Xander akan memperburuk keadaan.

•••

Tiga hari berlalu, Chala kembali ke sekolah. Di tengah kesibukannya menulis apa yang disuruh Pak Ilham, suara dari pemberitahuan sekolah tiba-tiba menyebut namanya.

Aku Hanya Luka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang