08. Kata Langit

23 6 0
                                    


"Dan yang lo harus lakuin, membuang jauh keburukan itu, jangan semakin masuk ke dalam lubang yang sama."
Langit Azra Scorpions

•🦋•

"Jangan kayak tadi, La," ujar Langit membuat Chala menoleh ke arahnya.

"Gue seburuk itu ya," ucap Chala. Gadis itu lebih banyak bicara dibandingkan beberapa hari yang lalu.

Entah kenapa Chala dengan segampang itu membiarkan orang lain mengetahui separuh masalahnya. Walaupun gadis itu tidak mau mengatakan apa yang terjadi kepada Langit. Ia tidak mau orang lain mengetahui dirinya lebih jauh lagi.

"La, banyak orang yang mau kembali hidup karena nyesel belum bisa memperbaiki masa lalu yang begitu buruk,"  ucap Langit dengan penuh kelembutan.

"Dan yang lo harus lakuin, membuang jauh keburukan itu, jangan semakin masuk ke dalam lubang yang sama."

"Gue bingung, gue harus gimana," ucap Chala sembari menunduk menatap tanah. Mereka memang sedang duduk di sebuah taman.

"Buktiin, buktiin kalau lo jauh lebih baik dari Chala yang mereka kira," ucap Langit membuat Chala termenung beberapa saat.

Setelahnya gadis itu menghembuskan nafasnya. "Harus begitu?"

"Gue tau lo kuat, lo bisa lewatin ini semua." Langit menatap wajah Chala yang tampak cantik malam ini.

Di bawah sinar rembulan, kedua manusia berbeda gender saling menukar peran. Chala yang dilindungi dan Langit sebagai pelindungnya.

"Semuanya akan baik-baik aja..."

Semua yang Langit ucapkan, hanya sekedar omong kosong saja. Sejauh apapun Chala berjalan, ia tak akan menemukan ujungnya.

Tapi setidaknya.

Chala tidak menyerah untuk saat ini.

Mungkin.

•••

Chala pulang ke rumahnya setelah berpikir dengan panjang. Entah apa yang akan mamanya lakukan kepadanya, atau ucapan apa yang mamanya akan layangkan untuk Chala.

Persetan soal menikah dengan pria itu, Chala tidak peduli. Bagaimana pun Chala memohon, Vinaka tak akan pernah menuruti permintaannya.

Chala berada di kamarnya, tadi ketika dirinya pulang ternyata sang mama sedang tidak ada di rumah.

"Gue bahkan gak takut sama orang tua gue sendiri," gumam Chala.

"Gue selalu ngelawan mereka."

"Gue harus nurut?"

Chala menatap ke arah depan rumahnya lewat jendela kaca. Gadis itu melihat mobil meninggalkan pekarangan rumah. Itu tandanya mamanya sudah pulang.

Tak lama kemudian, pintunya diketuk oleh seseorang. Chala dapat menebak orang itu adalah Vinaka.

"Chala buka, mama mau ngomong sama kamu," ucap Vinaka.

Chala berjalan ke arah pintu, kemudian membuka pintu kamarnya dengan perasaan dongkol. Sebenarnya Chala masih enggan bertemu Vinaka.

"Kenapa ma?" tanya Chala ketika melihat mamanya berdiri di depan pintu kamarnya.

"Minggu depan saya mau kamu ikut dengan saya untuk acara pertemuan keluarga kita dan calon suami saya," ucap sang mama.

Aku Hanya Luka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang