Jangan lupa Vote terlebih dahulu....Happy Reading
•🦋•
"Sial banget gue," umpat Chala.
"Kenapa harus Reysa?"
"Bangsat!"
Untuk kedua kalinya, Chala harus menyusuri jalanan ibu kota di malam hari. Ia bingung harus pergi ke mana, walaupun Chala terbiasa pulang malam. Tetapi Chala pasti akan pulang ke rumahnya. Tak pernah berkeliaran dimalam hari sampai tidak pulang.
Chala juga tak pernah pulang ke rumah sang ayah, hanya karena tidak mau satu atap bersama selingkuhan ayahnya. Meskipun keduanya orang tuanya telah berpisah, Chala masih menganggap hubungan ayah dan istri keduanya adalah perselingkuhan. Karena memang dulu sebelum berpisah pun ayahnya telah mempunyai anak dari istri keduanya.
Yang Chala yakini ayahnya telah menikah lagi saat umur pernikahan mama dan ayahnya baru seumur jagung. Buktinya umur Chala dan Reva—anak dari ayahnya tidak berbeda jauh, Reva berbeda satu tahun di bawah Chala.
Chala ingin menghidupkan ponselnya yang tadi ia simpan di sakunya. Gadis itu kembali mengumpat kala ponselnya menyala namun mampu bertahan beberapa detik saja, setelahnya ponselnya kembali mati.
"Shit, kenapa harus mati?!" Chala hampir melemparkan ponselnya, kemudian mengurungkan niatnya karena mengingat ponsel itu bukan miliknya.
"Gue harus ke rumah Dara?" tanyanya pada diri sendiri.
Kakinya melangkah menuju rumah Dara, rumahnya lumayan jauh. Apalagi dirinya hanya mengandalkan kakinya untuk sampai ke sana. Keadaan tubuhnya juga sedang kurang sehat, jadi jika ia pingsan Chala berharap bukan ketika di jalanan sepi.
•••
Langit baru saja selesai mandi, dirinya baru pulang nongkrong bersama ke empat temannya. Untung saja Langit tinggal di apartemen, jika ia pulang ke rumah pasti papa dan mamanya selalu memarahinya karena mengingat dirinya yang begitu nakal.
Meski begitu, Langit seringkali pulang meluangkan waktu untuk keluarganya. Langit memiliki seorang adik yang masih kecil, memikirkan itu Langit jadi ingin mencubit pipi adiknya.
Sekarang lelaki itu mengambil ponselnya, lalu menghubungi mamanya untuk melihat adik mungilnya itu. Tak lama wajah mama nya terlihat di layar ponselnya.
"Hallo mama ku tercinta," sapa Langit setengah berteriak.
Layar ponselnya menghitam dengan suara yang begitu heboh. Setelahnya layar ponselnya menampakkan gadis kecil yang menatapnya kesal.
"Bang aza belicik, Eca lagi gambal tau!"
Aza adalah panggilan adiknya kepada Langit, di ambil dari nama tengahnya yaitu Arza.
"Gambar apa cil?" tanya Langit gemas dengan adiknya yang tampak kesal itu.
Gadis bernama Esyla atau sering disebut Eca menunjukan kertas putih berisi gambar-gambar yang ia buat.
"Eca gambal bebek, tapi kok milip sama Bang Aza ya?"
"Heh ngeledek lo cil, gak abang kasih permen nih," ucap Langit membuat gadis kecil itu merengut tak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Hanya Luka!
Teen FictionChalandra adalah luka bagi banyak orang, tapi yang perlu digaris bawahi, Chalandra juga luka untuk dirinya sendiri. Chalandra, gadis cantik itu selalu berhasil membuat murid tunduk kepadanya. Satu hal yang tak bisa ia lawan, sejauh apa-pun Chalandra...